"I love you from the start, and now i'll loving you until i can't breath the oxygen in the air anymore." -Tiara Lavina
Please, stay
Part 46th, (end of story)Author P.O.V
Sepasang muda mudi berdiri di sebuah panggung kecil nan indah yang di hiasi berbagai karangan bunga cantik, suasana pantai di sore hari yang menjadi latar tempat pernikahan suci ini seperti menambah sempurna segalanya. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun pengantin berwarna putih yang membalut tubuh indahnya, wajahnya seperti tak dapat membendung kebahagiaan yang berusaha di pendamnya. Di depannya, seorang pemuda tampan berdiri tegap dengan balutan tuxedo hitam dengan kemeja putih menatap mata gadis yang kini berbinar itu.
Sebenarnya Tama memang sengaja tidak memberi tahu Tiara kalau dia sudah ada di Indonesia dan membangun perusahaan baru yang merupakan anak perusahaan Ayahnya, Danang. Danang mengabulkan permintaan anak semata wayangnya untuk merencanakan semua ini, mulai dari bekerjasama dengan orang tua Tiara untuk menyetujui kalau Tiara akan bekerja di perusahaan Danang sampai sengaja memindahkan Tiara ke perusahaan yang di pegang oleh Tama di Bali. Dan setelah pertemuan mereka beberapa hari lalu, Tama segera melamar Tiara dan sekarang mereka akan menikah. Semua ini telah di rencanakan matang-matang oleh Tama, kedua orang tua Tiara juga sudah tahu kalau semua ini akan terjadi makanya mereka memperbolehkan Tiara untuk berangkat ke Bali.
"Tama Anggara Putra, apakah saudara bersedia menerima saudari Tiara Lavina Wibowo sebagai isteri saudara? Dan bersedia menerimanya baik dalam susah maupun senang? Bersedia menerima semua kekurangan dan kelebihannya? Bersedia melindunginya sampai ajal menjemput?" Ucap Sang Penghulu pada Tama.
"Saya bersedia." Ujar Tama mantap, pemuda itu menatap mata gadis yang ada di depannya dalam-dalam.
Setelah mengucapkan janji suci itu, Tama segera mencium bibir gadis itu dengan penuh penghayatan. Semua mata yang menjadi saksi pernikahan ini menatap haru ke arah sepasang kekasih yang telah lama berpisah itu. Tama meraih kedua tangan Tiara lalu menciumnya, penghulu yang ada di depan mereka tak hentinya tersenyum melihat sepasang kekasih yang kini telah resmi menjadi suami-isteri itu.
Beberapa saat kemudian, Tiara menerima sebuket bunga dengan sampul kain berwarna putih dari pagar ayu pengantin lalu melemparkannya kepada kerumunan tamu undangan yang tak lain adalah beberapa orang muda dan teman-temannya sendiri, Erin dan kedua teman lainnya pun ada di sana begitupula Radit dan kawan-kawannya, mereka semua di undang ke acara suci ini dan mereka menyempatkan diri untuk menghadiri pernikahan para sahabatnya itu.
HOP! Tiara dan semua orang yang ada di sama terdiam sejenak begitu sebuket bunga yang di lemparkannya tadi berhasil di tangkap oleh seorang pemuda. Pemuda itu terdiam begitu berhasil menangkap buket bunga itu, orang itu adalah Aldo. Beberapa detik kemudian, Aldo mengangkat buket bunga itu kemudian tersenyum kepada Tiara dan Tama. Setelah itu tepuk tangan seluruh tamu undangan terdengar meramaikan suasana indah sore ini. Tiara tidak menyangka kalau Aldo akan menyempatkan untuk datang ke pernikahannya dan Tama, pasti dia mempunyai hati yang besar untuk bisa menghadiri pernikahan ini.
Begitu akad nikah selesai, pesta pun dimulai. Tama dan Tiara ikut berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya, alunan musik bahagia sepertinya menambah keharmonisan suasana indah ini berbagai hadiah dari para tamu undangan yang datang telah tertata rapih di meja panjang dekat sebuah kue pernikahan yang sekarang tinggal sebagian -karena sudah sebagian di makan-
"Tam!!!! Wesss brother gua gak nyangka kita bisa kumpul lagi kayak gini men!" Ujar Radit, ketika mereka berdelapan berkumpul di meja panjang untuk menikmati sesi acara makan bersama.
"Yoi lahhh--- jodoh mah emang gak kemana ya. Mau lu pergi jauh ke ujung bumi sekalipun kalau emang jodoh pasti bakalan ketemu lagi." Timpal Rayyen.
"Kita kapan nyusul nih Rin." Ujar Raka menyenggol bahu Erin yang duduk di sebelahnya.
"Dih apa sih lo!" Desis Erin.
"Ciyeeeeee---" Seru mereka serempak.
"Udahhh nikah aja sekalian mumpung penghulunya masih ada noh." Ujar Rayyen sembari menunjuk ke arah bapak penghulu yang ada di meja sebelah bersama para orang tua lainnya.
"Gua gibeng lo Yen!" Ujar Erin sembari mengepalkan tinjunya.
"Eh pasti nanti anak-anak mereka bakalan cantik dan ganteng ya? Jadi ngebayangin." Ujar Keren.
"Oh iya lahh pasti, secara bapak emaknya cakep dua duanya." Ujar Radit. Mereka semua terkekeh.
"Hahaha pokoknya nanti kalo gua udah punya anak juga gua mau jodohin anak gua sama salah satu dari anak kalian ya." Ujar Rayyen.
"Udah kayak jaman siti nurbaya aja jodoh jodohan." Cibir Raka.
"Hahaha udah udah ayo lanjut makan." Ujar Tiara.
Beberapa saat kemudian, Aldo mendekat ke arah meja mereka. Awalnya dia memasang wajah masam namun beberapa saat kemudian dia mengulurkan tangannya pada Tama untuk memberi selamat, Tama membalas jabatan tangannya dan mereka berdua saling berpeluk.
"Congratulation for you both, semoga selalu menjadi keluarga yang bahagia." Ujar Aldo sembari melirik ke arah Tiara. Tiara tersenyum.
"Thanks, semoga lo juga bisa dapat pasangan hidup yang baik ya Al." Ujar Tiara, Aldo tersenyum samar.
"Semoga." Ujarnya pelan.
"Ayo duduk Al, gabung bareng." Ujar Rayyen, Aldo segera duduk di kursi kosong di sebelah Tama.
"For our bestfriend and his new wife!" Radit mengangkat segelas minuman dari atas meja, kemudian mereka semua ikut mengangkat minuman mereka masing-masing.
"For our bestfriend and his new wife!" Teman-temannya yang lain ikut mengucapkan kata-kata itu.
CHEERS!! Mereka semua bersulang lalu menengguk minuman mereka sampai habis. Ya jadi begitulah, walaupun mereka telah lama berpisah namun mereka tetap akrab dan saling support satu dengan yang lainnya. Itulah arti sahabat, sekelam apa masa lalu yang pernah terjadi tapi sahabat tetaplah sahabat untuk selama-lamanya. Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk kita, menunggu tidaklah selalu buruk selama hal yang kita tunggu itu memang pantas untuk di tunggu. Ingatlah, semua terjadi karena rencana Tuhan kita manusia hanya dapat menjadi pemeran kehidupan dan Tuhan adalah sebaik-baiknya sutradara kehidupan.
Dan setelah semua itu selesai, Tama dan Tiara hidup bahagia bukan lagi sebagai pasangan kekasih melainkan sebagai pasangan suami-isteri yang akan selamanya menjadi seperti itu, mereka akan berusaha untuk menjadi yang terbaik dan berusaha untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Selesai sudah sebuah penantian panjang selama ini, semua akan baik kalau kita percaya bahwa yang kita lakukan itu juga baik. Setelah semua ini berakhir, mereka pasti akan menceritakan semua perjalanan hidup mereka dan lika-liku perjalanan cinta mereka berdua kepada anak-cucunya nanti. Mereka bahagia bisa menjadi salah satu dari 1001 orang yang di pilih Tuhan untuk menjadi satu sekarang dan di masa yang akan datang setelah kehidupan nanti.
Akhirnyaaaa, selesai juga gue nulis cerita ini, gue sengaja ngebut biar ceritanya cepet selesai. Sebenarnya gue rada sedih sih ngeakhirin cerita ini tapi seneng juga karena------ abis ini gue mau bikin cerita baru lagi. Sebelumnya gue mau minta maaf kalau cerita ini masih jauh dari kata sempurna maklum gue kan penulis amatiran._. Tapi gue janji gue akan selalu belajar untuk menjadi yang lebih baik lagi deh hehe semoga kalian suka sama cerita absurd ini yaa makasih buat yang sering vote dan comment cerita ini dan semoga gak nyesel yaa nge vomment cerita ini. Udah ya maafin kebacotan gue ini, makasih sekali lagi. Love you all😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, stay
Teen Fiction[TAMAT] [REVISI] [RANK 4 IN JUNE 18th] Tiara sudah mencintai Tama sejak awal pertemuannya dengan lelaki itu, semua orang memuja Tama sebagai sosok Badboy yang tampan dengan segala sisi kesempurnaan yang dimilikinya. Bagi keduanya, takdir adalah sat...