19. Tama vs Aldo

2.3K 207 11
                                    


"Kadang kita memang harus 'membentak' seseorang agar orang itu tau siapa kita"-jhonn lennon

Please, stay
Part 19th


Author P.O.V

Tama dan Aldo akhirnya tiba di arena balapan liar yang berada di salah satu kota antah berantah di Jakarta yang biasa dipenuhi dengan anak-anak brandalan yang kurang kerjaan makanya mereka memilih ke sini untuk menonton balap motor liar atau sekedar minum-minum melepas penat. Kerasnya musik hip-hop yang berasal dari salah satu mobil yang di modifikasi terdengar meramaikan suasana malam yang sepi. Begitu sampai mereka langsung disambut oleh seorang lelaki sepantaran mereka yang memakai kalung emas dengan topi bertuliskan 'BadBoy' di tengahnya.

Menyadari keberadaan Tama, laki-laki itu segera mendekat dan menatap Tama dengan pandangan setengah tidak percaya,"Tama, beneran itu lo?"

Tama tersenyum, walaupun tidak terlihat karena tertutup oleh helm fullfacenya, "Bob, what's up? Gua ada penantang baru." tukas Tama sambil ekor matanya melirik sekilas ke arah Aldo.

"Ah c'mon men, apa kabar lo? Gua ga inget kapan terakhir kalinya lo ke sini." ujar orang yang bernama Bobby itu sembari memberikan highfive dan pelukan pada Tama.

"It's been two years ago." tukas Tama sembari tersenyum.

"Woy! Cepet gak usah pake basa-basi lo!" seru Aldo sembari memainkan gas motornya.

"Lets get it start, Bob!" ujar Tama sembari menutup kaca helm fullface nya. Bobby kemudian menyunggingkan senyumnya yang penuh arti.

Tama memainkan gas motornya kemudian melanjtan sepeda motornya itu menuju ke garis start. Begitu mereka berdua sudah sampai di sana, Aldo ikut memainkan gas motornya, seketika kepulan asap putih dari knalpot motornya mengotori udara. Seorang perempuan yang menggunakan baju yang kekurangan bahan itu berjalan lalu kemudian berdiri di antara motor Tama dan Aldo.

"GET READY!" sang perempuan memberikan aba-aba, " SET AND GO!" begitu bendera yang ada di tangan perempuan itu diayunkan, kedua motor tersebut langsung melesat pergi meninggalkan garis start.

BRUMMM!!! Tama langsung melajukan sepeda motornya dengan kecepatan penuh. Suara sorakan para penonton balap liar itu langsung memecahkan suara yang berasal dari kedua sepeda motor tersebut. Tebalnya kabut yang menyelimuti sepanjang lintasan balap itu tidak mengurangi nyali Tama untuk tetap melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Tama memimpin pertandingan, namun beberapa saat kemudian Aldo berhasil menyalip motor Tama begitu sampai di tikungan tajam. Gua gak akan biarin Aldo dapetin Tiara, batin Tama dalam hati.

Tama kembali menyalip motor Aldo dengan kecepatan penuh. Dinginnya angin malam yang terasa menusuk disela-sela jari tangannya tidak dia hiraukan. Dia tetap fokus meliuk-liukan sepeda motornya melintasi setiap tikungan tajam yang ada di depannya.

Tama membuka kaca helm fullfacenya, lalu dia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Sudah lama sekali dia tidak ikut balapan motor seperti ini, biasanya tiap kali dia bosan ataupun sekedar ingin mencari refreshing dia dan komplotan teman-teman geng motornya yang dulu dia pasti datang ke tempat ini untuk balapan liar.

Kadang setelah selesai balapan, dia juga pasti akan mampir ke sebuah bar kecil di samping sirkuit balapan liar. Itu adalah tempat favoritnya dulu. Dulu, Tama juga adalah seorang yang sering mabuk-mabukan, semua itu dia lakukan karena hubungan keluarganya yang semakin kacau balau, ibunya selingkuh dengan pria lain ketika ayahnya sedang berada di Australia.

Ciiiittt!!!! Akhirnya Tama sampai duluan ke garis finish kemudian sorakan penonton balap langsung terdengar. Tama melepas helm fullface nya dan menyunggingkan senyum begitu Aldo sampai.

"Gua menang, jauhin Tiara." tukas Tama simpul.

"Argh! Shit!" Aldo merutuk dongkol sembari memukul kemudi motornya lalu segera melajukan sepeda motornya meninggalkan arena dengan kebut-kebutan.

"Good job ma Bro, kemampuan lo emang gak diragukan lagi, gua yakin dia emang bukan tandingan lo." tukas Bobby sembari merangkul pundak Tama.

"Makasih banyak udah minjemin arena balap lo Bob." ujar Tama kepada Bobby yang notabene adalah pemilik Kawasan balapan liar sekaligus 'Big Boss' di sini.

"Ah ayolah, Tam, ini gua, Bobby, walaupun kita udah jarang ketemu tapi kita teteo temenan, men jadi jangan sungkan." tukas Bobby. Tama terkekeh.

"Oke kalo gitu gua cabut ya!" ujar Tama sembari memakai helm nya.

"Lah buru-buru banget lo, nongkrong dulu lah minum-minum bareng kawan gua." ajak Bobby, Tama menggeleng secepatnya.

"Gua udah gak minum, men, gua masih ada urusan lain," kata Tama, "udah ya gua cabut!" tukas Tama sembari menepuk bahu Bobby kemudian berlalu.

Sebenarnya Tama masih ingin tinggal lebih lama lagi di sana, jujur saja dia merindukan masa-masa yang dulu. Bobby merupakan salah satu teman yang baik, walaupun memang dia merupakan anak dari keluarga yang kaya raya, dia juga termasuk anak broken home, ibunya sudah lama meninggal dan ayahnya kini menikah lagi dengan wanita muda. Jadi walaupun dia mempunyai segala yang dia perlukan dalam hidupnya, dia tetap tidak mendapatkan kasih sayang dalam keluarganya seperti dulu.

Kalau dipikir-pikir, Tama lebih beruntung dari pada kebanyakan teman-temannya dulu yang juga mengalami permasalahan dalam keluarganya, karena walaupun keluarganya sudah berantakan, ibu dan ayahnya sudah lama bercerai, Ayahnya tetap memilih untuk tidak menikah lagi dengan wanita lain dan memilih untuk tetap hidup sendiri sampai saat ini. Ya, Ayahnya memang termasuk tipe laki-laki yang setia dengan satu wanita, wajar saja kalau karakter ayahnya yang seperti ini menurun pada Tama.


Please, stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang