26. Shocked 1

2.4K 174 13
                                        

"Sulit menduga sesuatu yang sulit terduga, terdengar berbelit namun ini kenyataan. Orang tidak dapat menduga takdir." -S.A

(Mulmed : Tama Anggara Putra)

Please, stay
Part 26th

Author P.O.V

Tama menghampiri meja Tiara begitu bel istirahat berbunyi, senyum Tiara seketika mengembang begitu lelaki itu sudah ada di depan mejanya. Tama menarik kursi guru di dekatnya, lalu meletakkannya di depan meja Tiara. Kini mereka duduk saling berhadapan. Tiara dapat melihat dengan jelas iris mata cokelat milik lelaki yang ada di depannya itu begitu terpapar sinar matahari dari jendela di samping dia duduk.

"Ehh Ra, gua sama anak-anak ke kantin dulu ya." Kata Erin saat dia dan juga dua temannya ㅡAnggi dan Kerenㅡ meninggalkan tempat duduknya untuk pergi ke kantin.

"Oh ya udah, gua nitip aqua ya?" Tukas Tiara, Erin mengangguk lalu mereka melangkah keluar ruangan kelas. Tiara mengalihkan lagi pandangannya ke lelaki yang ada di depannya.

"Enghh, anyway makasih ya lo udah bantuin gua ngerjain soal matematika tadi," kata Tiara pada Tama,

"Tapi, kok bisa sih lo pinter banget matematika gitu? Lo les atau emang bisa dari lahir? Sumpah menurut gua orang yang pinter matematika dari lahir itu blessed banget." Sambungnya lagi tanpa titik koma.

Tama menghela napasnya, "Lo tuh ternyata bawel ya, dulu gua kira lo tuh pendiem." Kata Tama.

"Yaa-- ya gua emang gini orangnya, kenapa? Lo gak suka ya sama orang bawel kayak gua?" Tanya Tiara dengan tatapan sepolos cewek Korea, Tama mengacak rambutnya gemas.

"Gua suka, lucu. Kalo ngomong nyerocos aja kayak kereta api." Tukas Tama sembari terkekeh. Tiara hanya merengut.

"Ra, nanti pulang sekolah jangan pulang dulu ya?" Titah Tama.

"Loh? Emangnya kenapa?" Ungkap Tiara bingung.

"Gua mau ngajak lo ke rumah, mau kenalin lo sama bokap gua, mumpung dia lagi di rumah." Jawab Tama terus terang.

"WHAT?!" Tiara sontak kaget begitu mendengar kata-kata yang barusan dia dengar, entah kenapa kata-kata yang tadi Tama ucapkan itu menurutnya terdengar bagaikan suara mercusuar yang baru saja diledakkan.

Kenalan sama bokapnya Tama? Astaga, jadi pacar aja belom udah maen kenalin aja, batin Tiara.

"Kenapa? Lo keberatan?" Tanya lelaki itu sembari menatap dalam mata gadis yang ada di depannya.

"Eh, Engg-- gua mau sih, tapi gua takut." Gagap Tiara.

"Takut apa?" Tanya Tama sembari mengerutkan keningnya, kedua alis matanya kini saling bertautan.

"Ya-- takut aja gitu." Racau Tiara sekenanya. Padahal dia sendiri juga bingung apa yang harus ditakutkan.

"Ya udah jadi lo mau apa engga?" Tanya Tama, jeda. "Kalo engga juga gak apa-apa sih." Tukas Tama lagi, sambil menarik tubuhnya ke belakang lalu meletakkan kedua tangannya ke belakang lehernya.

Please, stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang