20. Crazy Nightmare

2.8K 195 21
                                    


"Anonymous said : are you afraid to fallin' love? i said : i'm afraid for being the only one who falls"-S.A

Please, stay
Part 20th


Tiara P.O.V

Lelaki itu membuka masker yang sedari tadi menutupi wajahnya. Tiba-tiba bayangan itu menarikku ke dalam. "Tama" aku begitu kaget ketika mengetahui lelaki itu adalah Tama. Tiara maaf gua harus pergi dari sini jaga diri lo baik-baik ya. Setelah itu lelaki itu lenyap entah ke mana, aku menangis meraung-raung dan berlari kencang ke arah cahaya tiba-tiba BRUK!! Aku terjatuh dan cahaya itu perlahan menghilang dari pandanganku.

BRUK!!! Aku mengerjapkan mataku dan perlahan mulai membukanya, kemudian aku baru tersadar kalau sekarang aku sedang berada di bawah ranjang ku sambil tanganku memeluk guling yang tadi malam aku pakai untuk menemaniku tidur.

"What the pitty!" rutukku sendiri sembari bangkit dan kembali ke ranjang.

Aku menatap layar jam di handphone ku yang sekarang menunjukan pukul 6 pagi. Aku terdiam sejenak, masih terekam jelas mimpi aneh yang barusan aku alami. Mimpi aneh apa itu, kenapa ada Tama di dalamnya, semua pertanyaan muncul seketika di otak ku.

Ah, aku tidak perduli mungkin saja itu hanya bunga tidurku saja. Segera aku bangkit dari ranjangku dan mengambil handuk dari lemariku lalu pergi mandi. Selesai mandi dan memakai seragam sekolahku, aku turun ke bawah dan mendapati kedua orang tuaku sedang berada di meja makan.

"Pagi Pa.. Pagi Ma!" sapa ku pada mereka lalu mencium pipi mereka satu persatu.

"Hai pagi sayang, tumben jam segini udah rapih?" tanya Ibuku.

"Emang biasanya belum ya?" tanyaku yang langsung duduk dan mengambil selembar roti dari meja makan.

"Biasanya kamu jam segini masih tidur?" tukas Ibuku lagi.

"Ih itu kan kalau hari libur mamah, Tiara kalau lagi musim sekolah gini kan bangunnya selalu pagi." protesku pada Ibuku.

"Oh iya Mamah lupa." Ujar Ibuku membuat aku lantas menghela napas pasrah, OH GOD! kenapa Ibuku begitu telmi seperti aku, umpatku dalam hati.

"Kemarin kamu sama Tama pergi ke mana?" tanya Ayahku membuka obrolan pagi ini. Aku memang belum sempat cerita-cerita mengenai soal kemarin pada orang rumah.

"Hmm aku cuma makan aja di kafe Kemang." jawabku sembari menengguk mug berisi cokelat hangat dari meja makan.

Mendengar nama 'Tama' disebut, Ibuku langsung ikut nimbrung, "Siapa Tama? Ko Mama ga tau?"

"Dia itu temannya Tiara mah, kemarin datang ngajak Tiara keluar." Ayahku yang jawab.

Kulihat kening Ibuku mengerut begitu mendengar penjelasan dari Ayahku, "kok mamah ga lihat ya?" Tanya Ibuku lagi dengan ekspresi bingung.

"Iya kan kemarin siang Mama ke rumahnya Fika ada acara arisan ibu-ibu." jawab Ayahku, lagi.

"Oh iya ya Mama lupa, Pa," Ibuku menyeringai, "coba kamu bilang kalau teman kamu mau datang kan Mama gak jadi pergi, Ra."tukas Ibuku. Aku hanya memutar kedua bola mataku.

"Iya deh Mama sayang, lain kali kalau teman Ara ke sini, Tiara kasih tau Mama." jawabku pasrah. Akhirnya ibuku memasang wajah sumringah begitu mendengar pernyataanku tadi.

Setelah sarapan aku kembali ke kamarku untuk mengambil tas sekolah yang biasa aku pakai, aku pamit berangkat kepada Ayah dan Ibuku.

*****

Please, stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang