"Aku sudah selesai dengan semuanya. Rencana Tuhan memang yang terbaik, sebab semuanya akan indah pada waktu-Nya." -Tiara Lavina.
Please, stay
Part 45thTiara P.O.V
(5 tahun kemudian)
Aku melangkahkan kakiku masuk ke kabin pesawat, aku segera menerobos masuk ke barisan kursi kedua dari sebelah kiri sesuai dengan nomor yang tertera di tiket yang aku pegang. Aku menghela napas panjang, Bali? Gumamku dalam hati. Ya, aku tidak menyangka kalau ternyata perusahaan tempat aku bekerja sebelumnya memindahkan aku ke perusahaan yang ada di pulau Bali. Tapi kenapa cuma aku saja? Kenapa tidak juga staf karyawan yang lainnya?
Namun di samping semua itu aku cukup bahagia, Bu Ratna bilang kalau setelah aku sampai di perusahaan itu jabatan aku akan naik, aku akan menjadi sekertaris perusahaan di sana tentu saja aku sangat senang. Walaupun aku masih berstatus sebagai pegawai baru tapi aku sudah di pindah tugaskan ke perusahaan utama di Bali, sudah begitu jabatan aku juga di naikkan. Bagaimana aku tidak senang.
Sebenarnya 2 bulan yang lalu setelah aku lulus kuliah S1 aku langsung membuat beberapa surat lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan di Jakarta, tapi tidak ada satupun perusahaan yang mengabari ku hingga suatu hari ada salah satu perusahaan yang menawarkan sendiri untuk aku bekerja di perusahaan itu melalui surat pengantaran pos, aku juga bingung waktu itu tapi orang tuaku bilang kalau sebaiknya aku terima saja penawaran itu, akhirnya aku menurut.
"Halo," Aku tersenyum pada seorang pemuda yang menyapaku tadi yang saat ini sudah duduk di sebelah kursiku.
"Hai." Jawabku singkat.
"Mau liburan ya?" Tanya pemuda itu padaku, aku langsung menggeleng.
"Saya mau lanjutin kerja di sana." Ujarku, pemuda itu sontak membelalakan matanya.
"Kerja? Kamu sudah kerja ya? Saya kira masih sekolah." Ujarnya, aku tertawa sekilas.
"Memangnya saya terlihat seperti anak sekolahan ya?" Ujarku mencoba untuk akrab dengannya.
"Iya masih imut." Ujarnya lalu dia tertawa, aku ikut tertawa samar.
Sekilas aku melihat senyumnya, kenapa senyumnya mirip seperti Tama ya? Aku segera menghilangkan sugesti ku tentang pikiran itu dan merogoh ponselku untuk menekan mode off ponsel.
Sesaat kemudian, pesawat mulai mengangkasa, aku memandangi gumpalan awan yang ada di samping jendela pesawat begitu pesawat mulai meninggi menembus awan aku sedikit merenggangkan tempat duduk ku agar lebih rileks, kemudian aku melanjutkan menatap gumpalan awan yang semakin tebal.
Aku terdiam sejenak, pikiranku tiba-tiba saja melayang. Tiba-tiba begitu melihat gumpalan awan itu aku malah membayangkan wajah pemuda itu, orang yang sudah lama sekali pergi dari hidupku, tanpa kabar.
Aku bahkan tidak tahu seperti apa rupanya sekarang, masih sama atau sudah berubah? Bagaimana dengan suaranya? Apa suaranya masih sama seperti dulu? Entahlah, aku rasa semua perasaan yang dulu ada perlahan mulai terkikis sedikit demi sedikit, aku tidak tahu jelas bagaimana perasaanku padanya sekarang.
Erin, aku juga merindukannya. Aku dan ketiga kawan seperjuanganku harus terpisah begitu kami baru masuk ke universitas kami masing-masing, Anggi dan Keren dulu berkuliah di luar kota sehingga kami terpecah belah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, stay
Fiksi Remaja[TAMAT] [REVISI] [RANK 4 IN JUNE 18th] Tiara sudah mencintai Tama sejak awal pertemuannya dengan lelaki itu, semua orang memuja Tama sebagai sosok Badboy yang tampan dengan segala sisi kesempurnaan yang dimilikinya. Bagi keduanya, takdir adalah sat...