"Cinta bisa datang dan bisa pergi, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Mau tetap dengan pendirian kita untuk acuh, atau kembali mengejarnya"-Jhon kelvin
-Please,stay
Part 17th
Autor P.O.V
Tiara duduk termenung di atas meja belajarnya. Dia memang baru saja pulang dari acara hangout sekaligus mengerjakan tugas bersama teman-temannya tadi siang, sekitar jam satuan. Namun sekarang entah mengapa dia sedang ingin bertemu Tama. Ini hari minggu dan dia tidak bertemu dengan cowok itu seharian ini. Entah mengapa kali ini diamerasa, rindu?
Setelah mengirim pesan pada Tama pikirannya melayang jauh. Mencoba menerka apa yang akan dia bicarakan nanti bersama Tama. Entahlah, dia selalu saja gugup tiap kali berhadapan langsung dengan cowok itu. Entah karena malu atau karena hal lain, dia juga tidak tahu. Tapi yang jelas, dia ingin sekali bisa menanyakan perihal sesuatu yang selama ini dia pendamnya, yaitu tentang Tama yang tak kunjung menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Tiara.
Tok...Tok...Tok
"Sayang... Temenmu udah nungguin di bawah tuh!" terdengar suara Adi dari luar pintu kamar Tiara. Tiara segera tersadar dari lamunannya dan langsung membukakan pintu.
CKLEK--
"Iya pah, ini Ara mau turun." Tukas Tiara sambil keluar dari kamar.
"Hmm cowo kamu?" tanya Adi sambil memasang tatapan yang menyuruh Tiara untuk mengakui tuduhannya barusan.
"Ih Papa, bukan ko itu temen Tiara," elak Tiara, "udah Tiara ke bawah ya." ujar Tiara sembari mencium pipi Ayahnya itu kemudian berlalu.
Adi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat putri kesayangannya yang sudah mulai beranjak dewasa itu. Tapi di matanya dia tetaplah putri kecilnya, panda kesayangannya dan akan terus menjadi seperti itu sampai kapanpun.
"Hai Panda kesayangannya Papa." gurau Tama yang sedang duduk di sofa sembari menyunggingkan senyum nakalnya begitu melihat Tiara turun dari tangga.
"Apasihh, pasti denger dari bokap gue ya?" tukas Tiara sembari meninju pelan bahu cowok itu begitu berdiri di hadapannya. Tama hanya terkekeh.
"Jagain anak Om ya, Tam, pulangnya jangan terlalu sore!" tukas Adi yang tiba-tiba saja sudah ada di dekat mereka berdua.
"Pasti Om, saya pasti jagain anak Om," tukas Tama seraya bangkit berdiri, "ya sudah saya izin bawa anak om keluar dulu ya Om, saya jamin gak akan saya buat lecet sekalipun." kata Tama sembari menyalami tangan Adi.
"Hati-hati, nak!" kata Adi pada Tiara. Tiara hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Begitu keluar dari rumah, Tiara sedikit terkejut begitu melihat ada sebuah sepeda motor sport berwarna hitam yang terparkir di perkarangan rumahnya yang sepi. Tidak mungkin ada orang yang sengaja memarkirkannya di sana tanpa seizin sang pemilik rumah. "Eh-- Itu motor siapa ya?" tanya Tiara sembari celingukan barangkali ada orang lain yang sengaja memarkirkannya di depan rumahnya.
Melihat ekspresi kebingungan Tiara, Tama sontak mengacak rambut cewek itu gemas, "muka lo lucu kalo lagi kebingungan gitu Ra." tukasnya sembari terkekeh.
"Ih rambut gue, berantakan kan!" umpat Tiara sembari berusaha merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat kelakuan Tama.
"Sini gua rapiin." ungkap Tama yang langsun memegang wajah Tiara lalu merapikan rambut panjang Tiara yang tergerai panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, stay
Teen Fiction[TAMAT] [REVISI] [RANK 4 IN JUNE 18th] Tiara sudah mencintai Tama sejak awal pertemuannya dengan lelaki itu, semua orang memuja Tama sebagai sosok Badboy yang tampan dengan segala sisi kesempurnaan yang dimilikinya. Bagi keduanya, takdir adalah sat...