21

401K 25.5K 2.7K
                                    

Happy reading....

Typo bertebaran dimana-mana....


"Tante Imelnya ada?" tanya Chinta pada sosok cowok yang berdiri menyandar sambil melipat kedua tangannya di depan pintu.

"Tante Imel yang mana? Disini enggak ada yang namanya tante Imel!" ledek sang cowok terus menatap Chinta.

Chinta sekarang sedang berada di depan rumah Darka. Sehabis Isya tadi Mira menyuruh Chinta mengantar makanan kerumah Imel, mamanya Darka. Chinta berpikir dia akan memberi makanan tersebut kepada Tante Imel dan dia langsung pulang kerumah, tanpa harus berlama-lama di rumah Darka. Tapi yang dia harapkan seketika memudar ketika yang membuka pintu bukannya Imel tetapi anaknya Darka. Apalagi Darka seolah-olah memperlama Chinta di rumahnya. Ini jelas membuat Chinta menjadi sedikit kesal dengan ulah Darka.

"Mama loh lah!" ucap Chinta sedikit kesal.

"Oh Imel mama gue! Bilang dong." jawab Darka asal.

"Jahat banget, masa nama mama sendiri enggak tau sih!"

"Bukannya enggak tau, tapi lupa!" balas Darka tidak mau kalah.

"Gue ingetnya nama lo doang sih makanya kalau di tanya yang lain samar-samar gitu ingetnya." Goda Darka.

"Apaan sih, Udah sana panggilin mama lo!" ucap Chinta karena bosen mendengar Darka yang terus menggodanya.

"Males! Panggil aja sendiri."

"Kok gitu sih, sebenernya mama lo itu ada enggak sih?" tanya Chinta kesal.

"Ada nggak?" tanya Chinta lagi karena cowok yang kini sedang berada di depannya hanya tersenyum seperti sedang menggodanya tanpa membalas pertanyaanya.

"Enggak ada! Tapi anaknya yang bernama Darka, yang gantengnya kebangetan itu. Sekarang dia lagi ada di depan lo kok." Goda Darka lagi membuat Chinta seketika menatap aneh kearahnya.

"Apaan sih!" ucap Chinta malas. "Nih dari mama gue." Chinta menyodorkan kantong kresek yang sedari tadi tergantung disalah satu tangannya.

Darka mengambil kantong kresek yang diberikan Chinta sambil sedikit melihat isinya. "Baik banget sih mama lo, tau aja sama calon mantu."

"Itu bukan buat lo!" ucap Chinta cepat karena sudah semakin kesal dengan kata-kata Darka.

Darka menaikkan salah satu alisnya. "Terus buat siapa?"

"Buat mama loh la."

"Sama aja. Mungkin mama lo niatnya kasih ini buat mama gue, tapi niat lonya pasti mau ngasih gue kan." ucap Darka pede sambil memainkan alisnya.

"Lo mau gue beli obat? Soalnya lo itu beda banget berapa hari ini," tanya Chinta menatap Darka intens yang hanya mendapat senyum manis dari Darka.

"Obat apa? Gue enggak sakit." ucap Darka tidak mengerti.

"Obat biar otak lo enggak gesrek kaya beberapa hari ini." Jawab Chinta ketus.

Darka menaikkan salah satu alisnya. Dia tampak sangat kebingungan dengan maksud perkataan Chinta.

"Sebenarnya lo ini kenapa sih?" Chinta menatap lekat kearah Darka. "Sifat lo ke gue itu benar-benar beda beberapa hari ini."

Darka mengangguk tampaknya dia telah mengeti apa maksud perkataan Chinta.

"Cewek itu aneh ya!" ucap Darka santai tanpa melihat Chinta. "Dibaikin bilang nya aneh. Dijahatin gue nya dicap cowok berengsek." Darka memalingkan wajahnya menatap Chinta. "Sebenarnya maunya cewek itu gimana sih?"

Chinta sama sekali tidak merespon perkataan Darka, kini kedua bola matanya sedang menatap lelaki yang berada di depannya sambil terus mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Darka.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang