Happy Reading...
Typo bertebaran dimana-mana...
Di sepanjang koridor sekolah seketika ramai dengan siswa-siswi yang berlalu lalang karena bel pulang sekolah baru saja selesai berbunyi. Mereka tampak terburu-buru meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah.
Tanpa bersemangat Chinta berjalan keluar kelas mengabaikan Indah yang terus saja memanggilnya. Sejak kejadian istirahat tadi pikiran Chinta benar-benar tidak menentu bahkan Chinta yang terkenal aktif saat di kelas mendadak menjadi pendiam. Bu Vina bahkan menjadi kebingungan karena kelas IPA 1 yang menurutnya aktif seketika menjadi sangat pendiam.
Chinta berjalan menyusuri koridor sekolah dia berniat untuk ke ruang OSIS seperti suruhan Darka tadi. Dia memang akan melepaskan Darka untuk Eca, tapi bukan dengan cara menjauhi Darka begitu saja. Dia tau pasti jika itu yang ia lakukan, Darka pasti tidak akan pernah tinggal diam. Karena Darka selalu mengatakan bahwa dia tidak akan pernah melepaskannya begitu saja.
Entah apa yang nantinya akan terjadi. Yang jelas dia berjanji untuk mendekatkan Darka dan Eca lagi.
Chinta menjatuhkan tubuhnya di bangku panjang di depan ruang OSIS. Dia menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi dan mencoba menutup kedua matanya.
Dani dan Vino sedang berjalan menuju ruang OSIS. Sepertinya Vino masih tidak bisa melupakan kejadian tadi pagi. Buktinya Vino masih saja mengoceh kepada Dani. Walau itu tak berefek sama sekali terhadap Dani. Dani terus saja tercengar-cengir sepanjang jalan mencoba menahan tawanya agar tidak lepas dan membuat Vino bertambah kesal.
Dani menghentikan langkah kakinya dan mengabaikan Vino yang masih mengoceh sendiri. Dani mengerutkan keningnya saat melihat Chinta duduk bersandar dengan menutupi matanya di bangku depan ruang OSIS.
"Chinta!" panggil Dani. Membuat Vino berhenti mengoceh dan mengalihkan pandangannya menatap Chinta.
Yang dipanggil tak merespon sama sekali.
"Chinta ngapain di sini?" tanya Dani lagi karena Chinta yang belum menjawab.
Chinta belum juga merespon ucapan Dani.
"Woi Chinta lo ngapain di sini!" ucap Vino sedikit keras membuat Dani refleks menutup telinganya.
Karena terkejut Chinta langsung membuka matanya dan menegakkan tubuhnya.
Chinta menghela nafas lega saat melihat Dani dan Vino yang sudah berada di depannya.
"Sorry Chinta, ni anak abis nelan toak makanya suaranya kaya gitu," ucap Dani tersenyum sambil menunjuk Vino yang sudah merengut sebal karena di katai olehnya.
Chinta sedikit tersenyum mendengar perkataan Dani.
"Memang lo lagi ngapain sih di sini, lo kan bukan anggota OSIS?" tanya Dani lagi.
"Lagi nungguin Darka." jawab Chinta.
Seperkian detik Dani dan Vino saling menatap lalu menyunggingkan senyum.
"Ohhhh..." jawab Dani dan Vino bersamaan sambil mengangguk-anggukkan kepala mereka dengan senyum yang terukir jelas dibibir mereka.
Ruang OSIS terbuka. Tampak Bima dan Eca terlebih dahulu keluar meninggalkan ruang OSIS dengan raut wajah yang sepertinya sedang banyak pikiran.
Mereka bertiga yang berada di luar langsung mengalihkan pandangan mereka melihat Bima dan Eca. Mata Eca dan Chinta tak sengaja bertemu. Seperkian detik suasana diantara mereka menjadi canggung. Chinta mencoba tersenyum kepada Eca untuk menghilangkan kecanggungan itu agar tidak ada yang curiga apa yang terjadi diantara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (Update kembali)
Teen Fiction#1 in teenfiction 10.6.2017 [TELAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA] "Mulai sekarang lo jadi pacar gue!" ucap Darka dengan tatapan datarnya. "M...maksud lo?" balas Chinta takut karena melihat tatapan dingin dari sosok cowok yang berada di de...