Happy Reading...
Chinta. Gadis itu baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya. Masih pukul delapan malam tapi matanya sudah tidak bersahabat dengannya. Dia mulai mengantuk padahal dia harus menunggu mamanya yang belum pulang dari acara arisan.
Malas melakukan kegiatan apa pun, dia Langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Mengambil boneka teddy biru kesayangannya dan langsung memeluknya erat.
Nada pesan di ponsel Chinta berbunyi. Dengan malas gadis itu langsung mengambil ponselnya yang berada di atas meja samping tempat tidurnya.
Darka: cepetan keluar. Gue udah di depan.
Pesan dari Darka.
Chinta mengerutkan keningnya bingung. Langsung membalas pesan Darka. Kantuk yang ia rasakan tadi tampaknya telah menghilang entah kemana.
Chinta: di depan mana?
Tanya Chinta memastikan kalau dugaannya salah. Tidak mungkin Darka sedang berada di depan rumahnya sekarang.
Darka: dimana lagi? Cepetan keluar.
Kali ini Chinta menegakkan tubuhnya. Tidak mempercayai apa yang baru dia baca. Darka berada di depan rumahnya sekarang. Tapi untuk apa?
Tidak berpikir panjang Chinta langsung berlari meninggalkan kamarnya. Menuju ruang tamu. Mendekati pintu rumahnya.
Dan seketika mata Chinta membulat. Dia tidak habis pikir dengan apa yang sekarang dia lihat. Darka benar-benar berada di depan rumahnya. Bahkan Darka sedang menyandarkan tubuhnya di sisi pintu yang lain membuat Chinta langsung menemukan sosok Darka.
"Ayo jalan." Darka menarik pergelangan tangan Chinta untuk mengikutinya. Namun terhenti karena Chinta yang menahan kembali tangan Darka dengan tangannya yang lain.
"Mau kemana?" tanya Chinta masih dalam keterkejutannya.
Darka mendengus kesal.
"Enggak usah banyak tanyak."kembali menarik tangan Chinta.
Lagi. Chinta menghentikannya.
"Lo mau ngajak gue kemana dulu?" tanya Chinta.
Darka melepaskan pergelangan tangan Chinta.
"Gue enggak bakal ngapa-ngapain lo. Enggak usah takut." Kesal Darka. Karena melihat sorot curiga dari mata Chinta.
"Bukan gitu." jawab Chinta.
"Pertama. Lo enggak ngabari gue, tiba-tiba udah nongol aja di depan rumah orang."
Darka mendengus kesal. Masih menatap Chinta.
"Gue udah kirim pesan tadi." Sahutnya malas.
Chinta tidak menjawab, malah melanjutkan ucapannya.
"Kedua. Sekarang udah jam 8 malam terus mama gue enggak ada di rumah. Jadi gue enggak bisa keluar."
"Punya ponsel kan?" tanya Darka, yang sama sekali tidak direspon oleh Chinta. "Tinggal kirim pesan ke mama lo apa susahnya." Sambung Darka lagi.
"Enggak usah buang-buang waktu. Nanti keburu makin malem." Sambung Darka melihat jam tangannya. Tangannya kembali menarik pergelangan tangan Chinta untuk pergi.
Chinta menatap Darka malas. Membuat Darka menghentikan pergerakannya.
"Ketiga. Gue enggak mungkin pergi dengan baju yang kayak gini." Ucap Chinta dengan suara yang sedikit keras. Entah karena kesal terhadap Darka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (Update kembali)
Teen Fiction#1 in teenfiction 10.6.2017 [TELAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA] "Mulai sekarang lo jadi pacar gue!" ucap Darka dengan tatapan datarnya. "M...maksud lo?" balas Chinta takut karena melihat tatapan dingin dari sosok cowok yang berada di de...