47

190K 11.6K 3.2K
                                    

Hari terakhir Darka di skor. Tiga hari ini dilakukan Darka dengan kegiatan yang sama. Bermain PS dengan ketiga temannya, uring-uringan di kamar. Main basket di taman kompleks hingga belajar. Tiga hari ini Darka selalu menyisakan waktunya untuk belajar, cowok itu mengindahkan suruhan Chinta. Dia tidak belajar dengan Bima maupun Chinta, tapi melalui google dan youtobe. Darka menghabiskan setiap malam di dalam kamarnya dengan setumpuk buku di atas kasur juga notebook di depannya.

Tiga hari juga Chinta seperti menghilang dalam kehidupan Darka. Tidak ada ocehan Chinta terdengar di telinga cowok itu. Darka selalu mencoba menghubungi Chinta, sayang! Ponselnya tidak pernah aktif, tibanya Darka berinisiatif menghampiri Chinta ke rumahnya. Darka selalu mendapatkan satu kata yang sama dari Pak John "Chinta tidak tidak ada di rumah."

Darka terlalu khawatir, Chinta membuat hari-harinya lebih berat. Dia ingin mengetahui kabar tentang cewek itu, dia ingin mendengar ocehan Chinta. Tiga hari tanpa Chinta membuat Darka sedikit frustasi.

Chinta tidak sepenuhnya menghilang dari Darka. Hari dimana Darka di skor, Chinta menempati janjinya menelpon cowok itu.

Flashback on.

Darka berada di dalam kamarnya. Duduk di atas kasur dengan mata menatap layar ponsel. Cowok itu sedang menunggu panggilan masuk.

Malam sekitar pukul delapan ponsel Darka berdering. Satu panggilan masuk. Refleks Darka mengambil ponselnya langsung menerima panggilan.

"Hey." Suara Darka menyapa Chinta dari ponselnya.

"Hey. Lukanya udah diobatin kan?" tanya Chinta.

"Udah."

"Bagus lah. Diskor tiga hari, istirahat aja di rumah. Belajar jangan lupa." Oceh Chinta.

Darka tersenyum mendengarnya.

"Iya! Kamu tau, aku diomelin yokap. Nggak dibolehin pakek motor lagi, nggak boleh ini nggak boleh itu. Diaduin lagi sama bokap. Ngeselin!" Darka mulai bercerita dengan Chinta.

Hening. Tidak ada balasan dari Chinta. Darka melanjutkan kata-katanya lagi.

"Hmm. Tapi tetep aku nggak mau tau. Aku pura-pura aja marah, terus nyokap luluh! Dibolehin bawa motor lagi dehh. Darka dilawan." Darka terkekeh diakhir ucapannya.

Tidak ada respons dari Chinta. Darka menaikkan satu alisnya, lalu melihat ponselnya. Panggilannya masih tersambung.

"Kamu masih di sana kan?" tanya Darka.

"Masih." Sahut Chinta cepat.

Darka tersenyum lagi.

"Nta, aku mau jujur." Seru Darka.

"Apa?"

"Soal di lapangan tadi." Seru Darka lagi.

"Kenapa?" suara Chinta terdengar lembut.

Darka menghela napasnya sebelum bicara.

"Jadi, aku berantem sama Fahri itu. Karena belain Eca." jelas Darka.

Tidak ada balasan dari Chinta ponsel Darka kembali hening.

"Nta, kamu denger kan?" tanya Darka.

Tidak ada balasan dari Chinta. Sampai beberapa saat.

"Darka udah dulu ya. Aku lagi sibuk." Suara Chinta terdengar dari ponsel Darka. Selanjutnya berganti dengan suara sambungan telpon terputus.

Darka hanya bisa menghela napasnya. Sejujurnya masih ada yang ingin dia katakan lagi.

Flashback off.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang