45

203K 11K 1K
                                    

Di kelas XI IPA3 lagi berlangsung pelajaran Matematika. Bu Bety sedang menjelaskan materi tentang Suku Banyak. Semua siswa tampak fokus mendengarkan penjelasan Bu Bety.

Terkecuali Darka. Cowok itu dengan santainya duduk bersandar di bangku dengan tangan yang sibuk berkutak dengan ponsel.

Darka sedang iseng, suntuk atau dia sengaja tidak mendengarkan Bu Bety, yang jelas perhatian Darka cuma tertuju pada ponsel.

Penyakit kepo cowok itu lagi kambuh sampai-sampai menstalking akun instagram pacarnya sendiri. Mungkin Darka ingin berubah profesi menjadi stalker.

Parahnya Darka sampai menscreenshot foto cewek itu. Bahkan sampai menzoom nya berulang-ulang. Seperti tidak ada kerjaan.

"Coba kalian lihat contoh soal di halaman 134, " ujar Bu Bety. Lantas semua siswa membalikkan halaman buku sesuai dengan perintah Bu Bety.

"Mengerti?" tanya Bu Bety memperhatikan setiap anak. Seperti biasa mereka hanya mengangguk. Jawaban yang tidak pasti untuk seorang guru.

Lantas Bu Bety bertanya lagi, "Ada yang ingin ditanyakan?" Bu Bety menoleh melihat ke arah tempat duduk empat cowok ganteng disebelah kanannya.

Bima, Dani dan Vino hanya diam. Tidak ada pertanyaan dari mereka, tapi bukan itu yang lagi menganggu penglihatan Bu Bety. Siswa yang duduk di samping Dani tampaknya tidak mendengarkan penjelasannya sedari tadi.

Bu Bety jadi naik pitam, mulutnya sudah sangat lelah berkoar-koar di depan. Lalu dengan santainya salah satu siswanya mengabaikannya begitu saja.

Selanjutnya bu bety menghadiahi Darka dengan lemparan penghapus papan tulis. Lemparan yang sangat tepat. Penghapus itu mendarat dengan mulus ke lengan Darka, membuat cowok itu mengadahkan kepalanya melihat Bu Bety.

Seketika kelas menjadi hening. Mereka fokus melihat ke arah Darka. Menunggu aksi berikutnya dari Bu Bety.

Darka tanpa rasa bersalahnya menaikkan satu alisnya, melirik temannya sekilas lalu melihat siswa lainnya yang menatap aneh ke arahnya. Seperti sedang mengintimidasi. Lantas Darka menegakkan tubuhnya. Melihat Bu Bety yang menatapnya tajam. Siap menelannya.

"Darka! Kerjakan soal di depan." suruh Bu Bety menunjuk soal di papan tulis.

Darka melirik soal di papan tulis. Lalu melihat ke arah Dani. Isyarat meminta penjelasan soal.

"Lo masuk-masukin aja x nya jadi 2, terus dapet jawabannya." celetuk Dani pelan.

Darka mendadak bingung, "Masukin kemana?" tanyanya melirik soal lalu kembali melihat Dani.

Dani jadi cengegesan. "Lo ganti X jadi 2." Jelas Dani lagi.

Darka mengangguk, lalu melihat ke arah soal. "Banyak banget x nya, semua tuh gue ganti?"

"Iya kali, lo ganti aja semua." Celetuk Dani lagi dia sendiri pun tidak yakin.

Darka mengangguk, "Yang nggak ada x nya tuh gimana?" tanya Darka. Mereka terlalu lama berdiskusi, Bu Bety jadi semakin naik pitam.

Bu Bety mengetuk papan tulis menggunakan spidol dengan sangat keras, membuat semua siswa termasuk Darka melihat ke arahnya.

"KERJAKAN SEKARANG." Ketus Bu Bety menatap galak Darka.

Bima dan Vino jadi ikut-ikutan menoleh melihat Darka.

Dengan berat hati Darka berdiri dari duduknya.

"Semangat curut!" seru Vino menggunakan tangannya. Yang tidak direspons Darka.

Darka berjalan ke depan kelas dengan santainya, mengambil spidol lantas langsung berkutak dengan soal. Seperti ajaran Dani, Darka langsung seenaknya mengubah x menjadi 2. Bahkan angka 4 yang tidak memiliki x pun ia tambahkan dengan 2. Lalu menjumlahkannya, entah rumus dari mana. Mungkin Darka membuat rumus sendiri.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang