Happy Reading...
Typo harap maklum ya...
Motor Darka menyusuri jalanan kota. Seperti janjinya tadi malam hari ini dia mengendarai motor ke sekeloh bersama Chinta yang berada di belakangnya.
Tidak seperti biasa. Biasanya Darka mengendarai motor dengan kecepatan cepat, bahkan dia tidak mau kalah dengan kendaran lain.
Tapi kali ini dia begitu tenang mengendarai motornya. Kecepatannya juga tidak terlalu cepat. Mungkin karena dia mengetahui ada seorang perempuan yang berada di belakangnya.
Sedangkan Chinta tampak begitu menikmati pemandangan jalanan kota yang sangat ramai dengan kendaran lain. Walaupun mulut dan hidungnya tertutupi masker dan juga helm di kepalanya. Chinta terlihat sangat bahagia. Itu terpancar jelas dari sorot matanya.
"Nih," seru Chinta sambil menyodorkan helm yang baru di lepaskan dari kepalanya kepada Darka yang masih berada di motornya.
"Udah Seneng sekarang!" sahut Darka mengambil helm dari tangan Chinta.
Chinta tersenyum lalu menggeleng kepala pelan.
"Belum!" jawab Chinta cepat. Darka mengerutkan keningnya bingung.
"Sekarang apa lagi?" tanya Darka yang mulai was-was. Jika sudah begini Chinta akan meminta hal lain lagi.
"Besok bawa motor aja ya, enggak usah bawa mobil, oke!" sahut Chinta tersenyum antusias berharap Darka akan mendengarkan perkataannya.
Darka bangkit dari atas motor. Kali ini dia telah berada di samping Chinta.
"Harus banget!" tanya Darka dengan wajah yang tidak menyakinkan. Tapi tetap saja Chinta mengangguk antusias tidak memperdulikan wajah Darka.
"Ogah! Cukup sekali dan terakhir kali." Ketus Darka. Langsung berjalan menjauhi Chinta.
"Gitu banget. Ayolah," Bujuk Chinta terus mengikuti langkah Darka.
Darka menghentikan langkahnya. Lalu berbalik menatap Chinta.
"Sebutin 3 keuntungan yang bakal gue dapet kalau gue ngiyain permintaan lo." Jelas Darka. Membuat Chinta juga menghentikan langkah nya. Jadilah mereka saling bertatapan.
Chinta memicingkan matanya terus menatap Darka intens. Berusaha berpikir mencari jawaban yang tepat.
"Ada?" tanya Darka lagi.
"Kalau enggak ada, buat apa gue bawa motor ke sekolah." Lanjut Darka dengan tangan yang bertopang di pinggangnya.
"Ada!" sahut Chinta tidak mau kalah. Darka tersenyum miring mendengar perkataan Chinta yang begitu yakin.
"Pertama! Lo bisa ngendarai motor kesayangan lo tiap hari." Ucap Chinta. Darka hanya diam menunggu perkataan Chinta lagi.
"Kedua! Kalau lo bawa motor ke sekolah, gue bakal ngajarin lo semua pelajaran. Gratis!" lanjut Chinta semakin antusias.
"Enggak begitu tertarik," sahut Darka. Membuat Chinta mencibir.
"Yang terakhir!" tanya Darka lagi.
Kali ini Chinta sangat lama menjawab ucapan Darka, seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Ada ngak? Kalau enggak ada gue enggak mau bawa motor." Ucap Darka mulai tidak sabar.
"Ada! Yang ketiga itu..." ucapan Chinta melambat. Mencoba berpikir kembali.
"Lo bisa bareng-bareng dengan gue terus." Jawab Chinta sangat antusias. Tetapi orang yang berada di depannya malah menatap aneh ke arahnya.
"Itu?" tanya Darka dengan tatapan anehnya. Chinta tersenyum samar, tampaknya dia baru menyadari perkataannya yang membuatnya jadi sangat aneh di depan Darka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (Update kembali)
أدب المراهقين#1 in teenfiction 10.6.2017 [TELAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA] "Mulai sekarang lo jadi pacar gue!" ucap Darka dengan tatapan datarnya. "M...maksud lo?" balas Chinta takut karena melihat tatapan dingin dari sosok cowok yang berada di de...