03

508K 33.1K 2.3K
                                    

Happy reading......

Dengan santai Darka masuk kedalam kelas XI IPA 3, tanpa memperdulikan tatapan-tatapan aneh teman kelasnya kepadanya.

Darka langsung menjatuhkan bokongnya ke tempat duduk setelah ia sampai di bangkunya.

"Dari mana aja lo? Jam segini baru masuk kelas?" tanya Dani teman sebangku sekaligus sahabat Darka sejak SMP.

Danika Saskara teman sekelas sekaligus sahabat Darka sejak SMP. Dani merupakan teman Darka yang terkenal sangat usil diantara teman Darka lainnya. Dari teman Darka yang lain, Dani lah yang sangat mengetahui sekaligus mengerti Darka. Dani juga satu-satunya teman yang dijadikan tempat curhatan Darka, dari cewek yang lagi di taksir hingga musuh berbuyutan sekalipun. Darka selalu mempercayai Dani dalam segala hal, hingga apapun permasalahan Darka hanya Dani lah yang tau. Tapi jangan salah bukan berati semua permasalahan Darka akan selesai jika dia membicarakannya kepada Dani, karena memang Dani hanya bisa menjadi pendengar budiman saja. Tibanya dia kasih saran, eh bukan masalahnya kelar malah makin parah. Itulah Dani!

"Biasa, abis main-main gua," jawab Darka sambil menyandarkan punggungnya kesandaran bangku.

Dani menggeleng-gelengkan kepalanya seperti mengerti apa yang dimaksud dengan Darka.

"Mana tuh ibu rempong, kok gak masuk dia?"

"Sadis lo Dar, Bu Devi guru paling cantik di ni sekolahan lo bilang rempong," sambung Bima dengan cegirannya yang duduk di depan Dani.

Bima Argani memiliki wajah tampan kedua setelah Darka di sekolah, selalu menjadi pusat perhatian siswi perempuan setelah Darka. Dari teman Darka yang lain Bima lah yang paling pintar, maka dari itu Bima selalu dimanfaatin teman-temannya untuk mencotek tugas. Bima selalu menjadi malaikat untuk teman-temannya, jika ada tugas rumah dengan senang hati Bima selalu datang lebih pagi agar temannya bisa menyalin tugasnya. Bima juga merupakan anak yang humble dia sangat mudah bergaul dengan siapa pun tanpa memilih-milih teman.

"Cantik apanya coba? Tu guru ya kalau gak pakai bedak 1 inchi, mukanya udah hitam banget! kayak disambar geledek di siang bolong aja!" ucap Darka melihat Bima.

"Itu ciri khasnya kali! Muka putih tangan hitam, hahaha!" lanjut Bima membuat mereka semua tertawa.

"Woi! Berisik banget sih kalian, buat konsentrasi gue hilang aja, tu-tu-tu lo pada liat konsentrasi gue udah melayang-layang kemana-mana tuh," ucap Vino teman sebangku Bima sambil menunjuk-nunjuk atas kepalanya.

Vino Prakasa diantara mereka berempat Vino lah yang sangat aneh. Ini tidak lain karena Vino yang sangat lebay dan alay. Vino sangat takut akan hukuman tapi dia selalu membuat masalah di sekolah hingga membuat dia selalu dihukum. Diantara Darka, Bima dan Dani, Dani lah yang sangat senang menjahili Vino.

"Oh iya! Tangkap-tangkap Vin sebelum konsentrasi lo terbang makin jauh," kata Dani meledek Vino dengan kepala yang celingak-celinguk keatas. Membuat Darka dan Bima kembali tertawa melihat kelakuan kedua temannya.

"Ah resek loh Dan!" Vino melempar pulpen yang sedari tadi berada digenggamannya kearah Dani.

"Emang lo lagi ngapain sih Vin, sibuk bener?" tanya Darka.

"Biasa lah ni anak Dar, kerjain tugas di sekolah, takut di hukum dia," Bima kembali meledek Vino.

"Lo gak tau aja Bim, ini tugas Bu Vina. Tau sendiri tu guru galaknya kayak apa!" Vino menatap Bima dengan serius.

"Kalau lo lo pada mah gak masalah, paling cuma dihukum 1 sampai 2 jam di lapangan, nah kalau gue bisa-bisa seharian plus bonus cuci wc,"

Darka, Bima dan Dani mulai menahan tawa mereka karena mendengar ocehan Vino.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang