28

213K 18.6K 675
                                    


Jangan lupa vote setelah baca ya!!!

Typo harap maklum ya, malas ngedit.

Gue udah di depan gerbang rumah lo. Pesan Darka yang baru saja dibaca Chinta.

Chinta tidak membalas pesan Darka. Gadis itu masih sibuk merapikan rambutnya di depan cermin.

Lagi-lagi terdengar suara pesan masuk.

Chinta mendengus kesal. Lalu mengambil ponsel nya.

Pesan gue masuk kan? Lo kok enggak bales pesan gue sih! Lagi-lagi pesan dari Darka.

Chinta menggelengkan kepalanya. Lalu meletakkan kembali ponselnya ke atas meja rias. Tanpa membalas pesan Darka.

Ponsel Chinta kembali berdering. Kali ini bukan sebuah pesan. Tapi panggilan masuk dari Darka.

"Halo," jawab Chinta.

Tut,tut,tut...

Seperkian detik nada ponsel Chinta langsung berubah menandakan orang yang menelponnya baru saja memutuskan sambungan teleponnya.

Lagi-lagi Chinta hanya mendengus kesal. Ketika ponselnya berdering kembali. Sebuah pesan baru.

Lo mau gue paksa keluar dari rumah ya! Bagus banget pesan gue cuma dibaca doang!

Pesan dari Darka yang menandakan kekesalan.

Chinta mengetik sesuatu di ponselnya.

Sekarang kan gue bales. balas Chinta.

Dipaksa baru dibales. Lagi-lagi pesan dari Darka yang terlihat kesal.

Gue tunggu 5 menit ya. Kalau lo enggak keluar juga, gue bakal masuk.

Chinta tersenyum membaca pesan dari Darka. Dia dapat mengetahui dengan pasti wajah Darka sekarang seperti apa. Dan itu jelas membuat Chinta tersenyum saat membayangkannya.

Chinta kembali mengetik sesuatu di ponselnya. Sambil berjalan keluar kamar menuju meja makan.

Gerbang rumah gue kan belum dibuka, mau masuk darimana?

Manjat lah! Gue itu terbiasa dalam hal manjat memanjat. Balas Darka.

"Monyet dong!" desis Chinta tersenyum geli sebelum dia mengirim pesannya.

Bahkan Miranda mama Chinta yang berada di meja makan mengerutkan dahinya kebingungan melihat wajah anak tunggalnya yang sangat berbinar pagi ini.

Enggak usah bencanda pagi-pagi, mending sekarang lo cepet keluar. Sebelum gue beneran manjat gerbang rumah lo. Terus gue seret kesini.

Chinta mengerucutkan bibirnya membaca pesan terakhir dari Darka.

"Maksa amat sih," celetuk Chinta di meja makan membuat mamanya menoleh kearahnya.

"Siapa yang maksa?" sahut Miranda.

"Ada deh ma!" jawab Chinta malas sambil mencomot rotinya.

"Anaknya tante Imel ya!" tebak Miranda. Refleks mata Chinta membulat.

"Apaan sih mama." Elak Chinta cepat, sambil melanjutkan kesibukannya yang masih mengunyah roti.

"Tapi anak tante Imel itu ganteng loh Nta," sambung Miranda disela kesibukannya mengoles roti. "siapa namanya, lupa mama," lanjut Miranda.

"Darka." Sahut Chinta.

"Ganteng kan dia," tambah Miranda menyudutkan anaknya.

Chinta menatap kesal kearah mamanya.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang