33b

234K 21.2K 3.3K
                                    

Happy Reading...

WARNING!!!

1. Typo bertebaran dimana-mana

2. Awalnya enggak mau buat kayak gini. Tapi dari menimbang-nimbang setiap coment kalian, jadi aku buat part ini.

3. Banyak kode tersirat di part ini. Coba cari tau sendiri, berhungan banget dengan Happy or sad ending nanti.

"Darka, lo ngapain ngajak gue ke sini sih!"

Chinta menutup hidungnya, karena napasnya yang mulai sesak. Menghirup asap yang berasal dari pedagang jagung bakar pinggir jalan depan gang masuk kompleks perumahan mereka.

"Lo mau bunuh gue ya!"

Chinta langsung pergi menjauh mencari udara yang bisa menenangkannya.

Darka menoleh ke belakang setelah pesanannya siap. Dua tungkul jagung bakar telah berada di tangannya sekarang. Melihat Chinta mendekati bangku panjang di pinggir jalan. Darka pun mendekatinya.

"Nih," Darka memberikan salah satu jagung bakar di tangannya kepada Chinta.

Gadis itu masih memperhatikan Darka, tanpa berniat mengambil jagung bakar yang sudah berada di depannya.

"Lo mau bunuh gue ya!" ketus Chinta, masih kesal terhadap Darka. Walaupun napasnya sudah mulai membaik sekarang.

Darka duduk di samping Chinta. Tidak berniat membalas ucapan gadis itu.

"Lo kan tau gue ada asma." Omel Chinta lagi.

"Sorry. Lo masih di depan gue sekarang. Enggak mati gara-gara hirup asap itu tadi." Ucap Darka lembut.

Darka menyodorkan kembali jagung bakar kepada Chinta.

"Makasih." ketus Chinta mengambil jagung dari tangan Darka.

Chinta masih memperhatikan jagung bakar di tangannya. Sedangkan Darka sudah melahap jagungnya sampai setengah, mungkin Chinta tidak berniat untuk memakannya. Karena mengingat gempulan asap yang membuat asmanya hampir saja kambuh. Hanya karena membakar jagung yang ada di tangannya sekarang.

"Darka," panggil Chinta.

"Hmm,"

"Lo sering ke sini?" tanya Chinta.

Darka menoleh, menatap Chinta. Tapi tatapannya beralih melihat jagung bakar yang berada di tangan Chinta, belum disentuh sedikit pun.

Mengerti dengan tatapan Darka. Chinta langsung melahap jagung bakarnya.

"Baru sama lo ini. Gue sering ngelihat cowok-cowok pada bawa ceweknya ke sini setiap malam. Karena penasaran gue ajak lo." Jelas Darka.

Chinta mengangguk masih mencoba menghabiskan jagung bakarnya. Yang belum habis setengah pun.

"Tapi, gue salah. Gue lupa kalau lo enggak bisa ke tempat kek gini."

Chinta menatap Darka dengan rasa bersalahnya. Dia menghentikan memakan jagung bakarnya. Tapi setelah Darka menoleh lagi menatapnya Chinta kembali menggigit jagung bakarnya.

"Pacaran sama lo, harus punya banyak uang ya." Darka tersenyum saat mengatakannya. "Setiap ngajak lo jalan, gue harus bawa lo ke cafe-cafe mahal."

"Bukan gitu," potong Chinta.

"Gue Cuma enggak bisa hirup asap jagung itu, coba sebelumnya lo kasih tau ke gue dulu. Kalau lo mau ngajak gue ke sini, gue pasti udah nyiapin masker sebelum ke sini. Gue itu enggak milih-milih makanan kok." Jelas Chinta. Darka tersenyum mendengarnya.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang