39b

333K 22.5K 2.9K
                                    

Chinta. Gadis itu sedang berada di kantin bersama Indah sekarang, hanya berdua karena Eca masih berada di ruang OSIS. Kalau siswa laki-laki sangat mudah menghabiskan semangku siomay, tidak dengan siswi perempuan, mereka akan sangat lama menghabiskan makanan karena kesibukan bergosip yang lebih menarik dari sekedar menghabiskan makanannya.

Sama halnya yang dilakukan Chinta dan Indah. Sudah sepuluh menit mereka berada di kantin, semangku siomay belum habis juga bahkan masih ada setengah. Itu karena keasyikan mereka berbicara. Sampai tidak menyadari kehadiran Darka di sana.

Darka mengambil sebotol minuman di lemari es dekat pojok kantin, lalu membayarnya. Cowok itu sedari tadi memperhatikan Chinta yang sangat asyik berbicara dengan Indah, sampai tidak mengetahui dia berjalan melewati mejanya.

Darka ingin menganggu cewek itu. Makanya sekarang dia berjalan ke arah meja Chinta. Darka tersenyum mendapati Chinta dan Indah yang belum juga mengetahui keberadaannya, padahal dia sudah berada di samping Chinta. Kalau dilihat dari situasinya, Indah dapat dengan jelas melihat Darka sekarang. Tapi karena keasyikkan mengobrol jadi kehadiran Darka hanya seperti lintasan angin yang tidak terasa.

Sifat Darka yang jahil kambuh, dengan sengaja dia meletakkan botol minuman yang ia beli tadi ke pipi Chinta. Membuat pipi cewek itu memerah karena kedinginan. Lantas menoleh ke arah Darka, Chinta hampir saja mengeluarkan kekesalannya kalau bukan Darka yang ia lihat sudah berada di sampingnya.

Entah dari kapan cowok itu di sampingnya, Chinta sedikit penasaran. Tapi dia lebih kesal dengan cowok itu sekarang.

Chinta menatap tajam ke arah Darka, tangannya masih mengusap pipinya yang terasa dingin.

Darka menaikkan alisnya," Apa?"

"Nyebelin, ngapain sih?" kesal Chinta.

Indah yang melihat hanya diam tidak ingin ikut campur, dia kembali menyantap makanannya.

Darka menggeleng, mengisyaratkan matanya agar Chinta memberi tempatnya untuk duduk. Mengerti, cewek itu menggeser pantatnya. Memberi sedikit tempat untuk Darka. Lantas Darka dengan senang hati, langsung duduk di samping Chinta.

"Mau ngapain sih?" tanya Chinta lagi. Darka malah memperhatikan mangkuk siomay Chinta yang masih banyak, tanpa meminta ijin dia menyuapkan satu sendok siomay ke mulutnya.

Chinta yang melihat hanya menggeleng.

"Pulang sekolah aku ada rapat," Ucap Darka, setelah mengunyah habis siomay di mulutnya.

"Terus?" tanya Chinta.

"Mau pulang duluan atau gimana?" Darka to the point.

"Kalau aku pulang duluan, kamu nggak bakal marah kan?"

Indah, gadis itu hampir saja mengeluarkan isi di dalam mulutnya mendengar cara bicara Darka dan Chinta yang sangat berbeda. Seperti orang pacaran biasanya. Tapi malah aneh di telinganya.

Darka menaikkan alisnya. "Naik apa?" tanyanya.

"Aku minta jemput Pak John nanti." Sela Chinta.

Darka menaikkan alisnya. "Bener Pak John, bukan mas-mas lain!"

Chinta menatap malas ke arah Darka. "Mas-masnya kan juga ikutan rapat," Chinta tersenyum manis.

Darka jadi ikut tersenyum. "Mas-mas yang lain kan masih banyak, mana tau ketemu di gerbang!"

"Bener sih, kok aku nggak ke pikiran ya?" Chinta memancing Darka.

Darka jadi geram, lantas mencubit pipi Chinta. "Coba kalau berani,"

"Please mas, mbak. Masih ada orang di sini." Celetuk Indah yang sedari tadi memperhatikan kegiatan Darka dan Chinta.

Chinta jadi salah tingkah, melepaskan tangan Darka dari pipinya langsung menyeropot minumannya. Darka semakin gemas melihat tingkah Chinta. Seketika dia jadi kesal dengan Indah yang sudah menganggunya.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang