46a

167K 9K 1.5K
                                    

Motor Darka berhenti di kediaman Chinta. Membuat cewek di belakangnya turun.

"Makasih." ujar Chinta melepas helmnya, menyerahkan kembali ke cowok itu.

Darka melepas helmnya, menyapu rambutnya ke belakang. Lalu menoleh menatap cewek itu.

"Nanti malam aku jemput," ucap Darka. Mengambil helm dari Chinta.

Chinta mengeryit bingung. "Ngapain?"

"Jalan aja! Ke taman atau ke ujung kompleks liat pasar malem." Jelas Darka.

"Aku suruh kamu belajar." ucap Chinta lembut.

"Besok kan bisa. Aku udah pasang rencana dari tadi pagi." jelas Darka penuh harap.

"Nggak mau." ketus Chinta. Mukanya jadi di tekuk.

"Loh. Oke gini, aku belajar sampai jam lapan terus aku jemput kamu."

Chinta menggeleng malas, "Sebentar banget belajarnya."

"Biar sebentar yang penting ngerti kan!"

Memang cuma Darka yang bisa menjawab kata-kata Chinta. Di kepala cowok itu seperti tersimpan banyak kata untuk mematahkan segala argumen Chinta.

Chinta mengangguk pasrah. Dia memang tidak bisa menolak ajakan Darka.

"Nanti aku minta ijin sama mama dulu. Kalau diijinin, kita jalan."

"Bilang ke mama kamu, jalannya sama pacar yang ganteng. Nanti pasti diijinin!" celetuk Darka dengan pedenya. Sampai cewek di depannya tersenyum.

"Mama aku nggak tau kita pacaran, taunya cuma sebagai temen." jelas Chinta. Darka jadi menatapnya datar.

"Temen?" ucap Darka mengulangi kata Chinta lagi. Seolah dia tidak terima.

"Nggak masalah sih, temen yang dipeluk-peluk kan cuma aku." Goda Darka. Membuat pipi Chinta bersemu merah. Dia sampai tidak bisa menjawab ucapan cowok itu.

"Yaudah, sampai ketemu nanti malem."

Darka mengucek lembut puncak kepala Chinta. Membuat pipi cewek itu semakin memanas. Darka jadi gemes lantas mencubit pelan pipi Chinta. Membuat ritme jantung Chinta semakin cepat.

Chinta mencoba menstabilkan jantungnya yang berdegup cepat, lantas cewek itu menuruni tangan Darka yang masih di pipinya dengan lembut.

"Belajar." Ucap Chinta. Menatap cowok itu lekat

"iya tau!" sahut Darka cepat.

"Aku balik ya, da bawel."

Cowok itu memasang helmnya. memperhatikan Chinta sebentar lalu melajukan motornya.

***

Kedua pasang remaja itu telah berada di keramain malam. Darka benar-benar membawa Chinta ke pasar malam di dekat kompleks mereka. Keduanya juga sedang menunggu antrian masuk, antrian yang sangat padat. Mereka juga harus desak-desakan, demi dapat melihat pasar malam di dalamnya.

Darka tidak pernah berpikir, pasar malam akan seramai ini. Dia sedikit menyesal karena membawa Chinta ke pasar malam, akibatnya cewek itu harus berdesak-desakan dengan pengunjung lain.

Sangking ramenya Darka tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Chinta. Cowok itu menuntun Chinta berjalan di dalam keramaian.

Untuk masuk ke dalam pasar malam saja membutuhkan perjuangan yang sangat lama.

"Rame banget," erang Chinta memegang dadanya. "Hampir sesek aku tau."

"Tapi seru." Sela Chinta lagi, sambil celingak-celinguk melihat sekeliling.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang