23

268K 19.2K 670
                                    

Happy Reading...

Typo bertebaran dimana-mana karena malas ngedit...




Matahari pagi sudah akan berakhir tapi Darka, Bima dan Dani masih saja bermain basket di lapangan. Entah keberuntungan apa yang sekarang sedang berpihak di kelas XI IPA 3, mendadak Buk Bety tidak bisa hadir yang juga diikuti Bu Devi dijam berikutnya. Al hasil semua anak IPA 3 berhamburan keluar kelas, ada yang langsung ke kantin, ke taman belakang sekolah yang pastinya didominasi siswi perempuan yang ingin berselfie-selfie cantik. Sebagian dari mereka juga ada yang ke musholla sekolah, bukan untuk shalat duha tapi hanya sekedar untuk berihat di dalamnya. Dan sebagian siswa laki-laki kelas mereka memutuskan untuk bermain basket sama halnya yang dilakukan Darka dan temannya, hingga semakin lama satu persatu dari mereka berhenti bermain karena terik matahari yang sudah semakin panas hingga hanya tertinggal Darka dan ketiga temannya. Sampai akhirnya Vino pun harus meninggalkan lapangan basket karena Bu Vina yang memanggilnya keruangan guru.

Darka, Bima dan Dani menghentikan permainan mereka ketika penglihatan mereka menangkap sosok Vino yang sedang berjalan dibelakang Bu Vina dengan setumpuk buku cetak di tangannya. Seketika tawa mereka pecah melihat Vino yang terlihat pasrah mengikuti langkah Bu Vina.

"Woi Vin, sukses ya!" teriak Dani meledek Vino membuat Darka dan Bima semakin tertawa dengan keras.

Suara Dani yang begitu keras ditambah dengan ketawa Darka dan Bima yang tidak kalah kearasnya membuat Vino menoleh kearah mereka. Vino tampak begitu kesal melihat ulah temannya yang masih saja meledeknya. Hingga dia menghentikan langkahnya membuat dia tertinggal jauh di belakang Bu Vina.

"Woi Vin jangan bengong disitu aja loh, kejar tuh Bu Vina." Ledek Dani lagi membuat Vino semakin kesal.

"Kasian banget sih lo Vin, di panggil Bu Vina Cuma disuruh bawak buku doang." Lanjut Dani membuat kedua temannya semakin tertawa lepas.

"Jangan gitu lo Dan," ucap Darka menghentikan tawanya. "Sebagai temen yang baik, seharusnya kita bantuin temen kita yang lagi kesusahan." Lanjut Darka dengan wajah yang dibuat seolah-olah sedang membela Vino.

"Bener juga lo Dar," jawab Dani menatap kasihan kearah Vino lalu mengangkat kedua tangannya seperti sedang berdoa. "Tenang Vin gue udah bantu doa kok dari sini." Ledek Dani lagi membuat mereka semakin terkekeh geli.

"Sorry nih Vin. Bukannya gue enggak mau bantu loh, kaki gue pegel banget habis main basket." Tambah Bima mencoba memelas.

"Si Dani udah bantu doa, Bima kakinya pegel jadi enggak bisa bantuin." Darka menoleh menatap Vino dengan wajah yang dibuat seserius mungkin. "Kalau gue enggak terbiasa bawak buku gituan Vin, sorry yah!" jelas Darka.

Vino terlihat sangat kesal mendengar ucapan ketiga temannya yang sangat gencar meledeknya. Dia bahkan sampai melupakan Bu Vina yang sudah semakin menjauh di depannya.

"Tai kalian semua." Teriak Vino keras membalas semua ledekan temannya.

"Duh mas Vino jorok banget sih mulutnya," ledek Dani. Tampaknya tidak ada yang bisa mengakhiri adu mulut Vino dan Dani yang tidak mau kalah satu sama lain. Karena sekarang Darka dan Bima hanya terkekeh geli sambil menikmati pertengkaran kedua sahabat mereka dari jarak jauh.

"Anjir." balas Vino semakin kesal.

Entah memang nasib Vino yang lagi apes ataupun karena suara Vino yang terlalu keras sampai Bu Vina yang sudah melangkah jauh di depannya, sekarang berbalik melihatnya dengan kedua bola mata yang memancarkan kemarahan.

"Vino apa yang kamu katakan tadi!" ucap Bu Vina keras agar Vino menoleh kearahnya.

Bukan hanya Vino yang berbalik kearah Bu Vina. Ketiga temannya yang berada di lapangan pun langsung menoleh melihat kearah Bu Vina yang masih menatap kearah Vino.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang