Persiapan pelakasanaan debat telah selesai, semua anggota OSIS memiliki kebebasan sekarang. Lantas mereka semua langsung berhamburan, ada yang sangat patuh takut ketinggalan pelajaran seperti bagas, Eca dan Fira langsung kembali ke kelas mereka. Ada yang langsung ke kantin, ke UKS sekedar numpang istirahat. Ada juga yang langsung bergerak menuju lapangan, sekedar mengisi kekosongan seperti yang dilakukan Darka dan ketiga temannya sekarang.
Mereka berempat masih berjalan di koridor kelas sepuluh, menuju lapangan basket. Sudah seminggu ini mereka tidak pernah bermain basket karena kesibukan mereka di acara PENSI sekolah nanti. Hari ini untuk pertama kalinya, mereka punya waktu luang. Menghabiskan waktu bermain basket, itulah yang mereka pilih sekarang.
"Si Fahri songong amat, mentang-mentang terpilih ngewakili sekolah didebat besok, udah bikin status aja dia, alay lagi." Celoteh Vino, masih memperhatikan ponselnya. Sambil terus berjalan.
Yang lain ikut menoleh ke arah Vino, sangking penasarannya.
"Lo ngestalk tu anak Vin?" heran Bima. Yang lain jadi ikut-ikutan mengintimidasi Vino. Vino jadi tercengir sendiri.
"Gue pakek akun kloning, biar tau dia ada ngatai kita nggak?" jelas Vino sambil tercengir.
Darka, Bima dan Dani kompak mengangguk. Keahlian Vino dalam stalking orang, bisa diancungin jempol.
"Statusnya apaan Vin?" tanya Dani jadi kepo.
"Tiada kerja keras yang menghianati hasil." Sebut Vino membaca status Fahri.
Darka terkekeh geli, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Alaynya berlebihan, nggak cocok jadi anak IPS." Sela Darka.
"Anjir, jadi cocoknya?" tanya Dani.
"Anak alay, biar lalala yeyeye sekalian," Ledek Darka sambil tertawa. Dari kemarin dia sudah gatal menahan mulutnya, untuk tidak mengatai Fahri. Mumpung tidak lagi di ruang OSIS, Darka akan mengatai Fahri sampai dia puas.
"Anjir, tapi keren kalau si Fahri jadi anak alay!" sambung Dani.
"Rambutnya dilurusin," celetuk Vino.
"Mukanya dibedakin," sambung Bima.
"Kukunya diwarnain!" sambung Darka.
"Tinggal jalan, seribuan bang." Praktek Vino, membuat tawa mereka pecah di depan kelas X-1. Tapi hanya sebentar, selanjutnya Bu Bety keluar dari kelas memberi pelototan pada mereka. Membuat tawa mereka berhenti, lantas segera melanjutkan langkah mereka.
***
Darka dan ketiga temannya, telah berada di lapangan basket. Mencurahkan rasa kangen dengan hobi mereka. Vino, cowok itu sangking kangennya sampai-sampai menciumi bola basket. Vino yang lebay!
Bima menguasai penuh permainan, sedari tadi tidak ada yang mampu merebut bola darinya. Darka sendiri sampai kewalahan, kalau sudah begini Darka hanya ingin ke kantin.
"Anjir lo Dar," maki Vino tiba-tiba. Mungkin dia sudah lelah merebut bola dari Bima, sekarang jadi mengalihkan perhatian dengan memaki Darka dengan tiba-tiba.
Mereka jadi bingung, padahal Darka tidak melakukan kesalahan apapun.
"Kenapa sih lo tai?" protes Darka. Menghentikan aksinya merebut bola dari Bima.
"Lo buat gosip yang nggak-nggak lo kan?" ketus Vino serius. Seketika mereka berhenti bermain basket. Fokusnya hanya melihat Vino.
"Apaan, lo pikir gue mak-mak rempong apa!" sewot Darka.
"Lo lebih dari rempong, bahlul." kesal Vino lagi.
Bima dan Dani jadi menikmati pertengkarannya, sangking menikmatinya Dani sampai duduk di lapangan. Melipat kedua kakinya, dan mengadahkan tangan di dagu. Siap melihat drama berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA (Update kembali)
Teen Fiction#1 in teenfiction 10.6.2017 [TELAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA] "Mulai sekarang lo jadi pacar gue!" ucap Darka dengan tatapan datarnya. "M...maksud lo?" balas Chinta takut karena melihat tatapan dingin dari sosok cowok yang berada di de...