19

259K 19.8K 2.9K
                                    

Happy Reading....

Typo bertebaran dimana-mana, malas ngedit...

Jangan lupa votenya setelah baca ya!!!




Sudah 4 hari Chinta beraktifitas seperti biasa setelah harus menghabiskan waktu hampir seminggu di rumah sakit. Sudah 4 hari juga sifat Darka berubah kepada Chinta, dia menjadi sangat baik. Atau itu karena dia yang sedang menempati janjinya kepada mamanya yang menyuruhnya untuk selalu berbuat baik dengan Chinta. Atau karena alasan lain? Entah lah yang jelas sifat Darka benar-benar berubah.

Sifat Darka sudah berubah. Chinta pun berubah. Chinta tidak lagi seperti dulu yang selalu menuruti perintah Darka. Dia tidak lagi memperdulikan setiap suruhan Darka kepadanya. Bahkan 4 hari ini disaat Darka menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama, Chinta selalu menolak Darka dengan pergi lebih cepat dari Darka. Saat pulang sekolah juga sama, Chinta tidak menemui Darka di pakiran. Padahal Darka masih setia menunggunya di sana. Saat mereka bertemu di kantin Darka selalu menanyakan alasan kenapa Chinta tidak menunggunya atau sekedar menemuinya di pakiran tapi Chinta tampak mengabaikan pertanyaan Darka, dia selalu memalingkan wajahnya setiap kali Darka bertanya kepadanya seolah Darka tidak ada di depannya. Tapi sampai dengan hari ini Darka masih sabar mendapati kelakuan Chinta kepadanya. Jelas ini bukan Darka yang sebenarnya, karena Darka yang sebenarnya sangat tidak suka diacuhkan.

Jam pulang sekolah berbunyi tampak Darka yang telah menggunakan tas ransel di salah satu pundaknya sedang berjalan dengan ketiga temannya di koridor sekolah dengan sangat santai. Mereka tampak sibuk dengan handpone mereka masing-masing.

"Jadi ngumpul hari ini?" tanya Dani memulai pembicaraan. Membuat mereka semua berhenti berjalan dan menoleh kearahnya.

"Lo atur aja Dan mau ngumpul dimana, gue ikut aja." Jawab Darka yang mendapat anggukan dari temannya.

"Di rumah gue aja, kebetulan mami gue baru pulang dari singapore. Makanan pada bertebaran di rumah gue," ucap Vino sedikit sombong, membuat yang lain menggelengkan kepala mereka.

"Males gue ke rumah lo Vin," ucap Dani melihat Vino yang mendapat tatapan kesal dari Vino.

Dani memalingkan wajahnya menatap Darka dan Bima.

"Sekali-kali nongkrong di cafe atau dimana gitu. Bosen gue kalau enggak di rumah Vino pasti di rumah lo Dar. Carik suasana beda gitu."

"Nongkrong di rumah mulu, macem kere amat kita." Lanjut Dani lagi.

"Gue mah ikut kalian aja gimana enaknya." Jawab Bima sambil memasukkan handponenya ke saku celananya.

"Setuju gue, pokoknya atur aja dimana tempatnya." Jawab Darka masih sibuk dengan Handponenya.

"Yah Dar, besok-besok aja kali nongkrong di cafenya. Makanan di rumah gue mau di apaiin tuh." Protes Vino.

"Gue cabut duluan ya. Kabari gue dimana nanti." Darka langsung melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga temannya yang masih berdebat. Ditambah lagi Vino yang terlihat kesal dengan Darka.

"Woi Dar, belum kelar nih." Teriak Vino sedikit kesal.

"Memberi itu kan bagus Vin, dan lo enggak sering berbagi! Jadi lebih baik makanan yang banyak banget di rumah lo itu, yang bertebaran dimana-mana itu! Lo kasih ke orang-orang yang lebih membutuhkan deh."

"Ingat! Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah." Lanjut Dani sedikit terkekeh karena berhasil membuat Vino kesal dan langsung meninggalkan Vino dan Bima.

Vino beralih menatap Bima seolah-olah meminta untuk membelanya.

"Gue setuju!" ucap Bima cepat dan langsung meninggalkan Vino yang sudah semakin kesal.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang