26

235K 19.3K 1.9K
                                    

Happy Reading...

Typo dimana-dimana...



Chinta sedang berada di bangku taman belakang sekolah. Dia terlihat beberapa kali mengusap air matanya yang terus mengalir sejak kejadian beberapa menit lalu di pakiran mobil.

Bel sudah terdengar beberapa detik yang lalu, tapi Chinta masih diam di bangku taman seperti enggan meninggalkan tempat yang mampu menyembunyikan perasaan yang ada di hatinya sekarang. Perasaan yang tidak mampu Chinta jelaskan, karena yang dia rasakan saat ini hanya sakit.

Ingin sekali dia berteriak meluapkan semua beban di hatinya. Andai dia tidak mengenali sosok Darka tiga tahun lalu. Andai semuanya masih sama seperti dulu, dimana dia hanya mengenal Darka sebagai sosok laki-laki sebayanya yang berada di sebuah kompleks yang sama dengannya. Sehingga tidak ada kata tiga tahun lalu, dia menyukai Darka. Andai semuanya dapat diubah, dia berharap tidak pernah mengenali sosok Darka sejauh ini. Hingga dia tidak akan merasakan sesakit ini.

Darka, gue ingin semuanya sama seperti beberapa hari yang lalu. Enggak ada pertengkaran saat kita sedang bersama, sehingga yang terlihat hanya senyuman manis lo. Batin Chinta.

Suara patahan ranting kering yang terinjak terdengar di telinga Chinta. Langkah kaki yang baru saja menginjak ranting itu terus mendekati Chinta. Darka kini sudah berada di belakang bangku taman tempat Chinta menenangkan diri. Kedua bola mata Darka terus melihat kearah Chinta yang sekarang sedang menatap lurus ke depan.

Tanpa meminta persetujuan gadis yang masih duduk di bangku panjang tersebut, Darka langsung menjatuhkan pantatnya di bangku. Mensejajarkan tubuhnya dengan Chinta.

Chinta yang merasakan gerakan seseorang yang berada di sampingnya langsung menolehkan kepalanya melihat kearah orang yang sudah duduk menyandar di ujung bangku menyisakan jarak antara mereka. Chinta kembali memalingkan wajahnya ketika dia melihat orang yang berada di sampingnya adalah Darka. Sosok lelaki yang membuatnya menangis sejak tadi pagi.

"Gue minta maaf." Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Darka tanpa melihat Chinta. Tatapan lelaki itu sedang melihat lurus kedepan sekarang. Tanpa ingin mengetahui reaksi wanita yang berada di sampingnya.

Chinta tidak bergeming mendapati kata maaf dari Darka. Kedua pasang remaja tersebut sekarang hanya menatap lurus kedepan.

"Gue minta maaf untuk perbuatan gue tiga tahun ini." Darka melanjutkan ucapannya lagi tanpa melihat Chinta.

Chinta kini menolehkan kepalanya kearah Darka. Dia terlihat begitu terkejut mendengar perkataan Darka tadi.

"Untuk apa?" tanya Chinta. Kini Darka memalingkan wajahnya melihat Chinta.

"Untuk semuanya!" jelas Darka meluruskan pandangannya kembali. "Gue minta maaf untuk perbuatan kasar gue sejak SMP dulu. Gue selalu berbicara kasar sama lo, padahal lo sendiri enggak tau salah lo apa."

"Gue tau perbuatan gue itu enggak adil untuk lo." Lanjut Darka.

Chinta terus menatap lekat kearah Darka dengan mata yang terlihat sembab karena habis menangis. Dia tidak pernah berpikir Darka akan meminta maaf padanya tentang masalah tiga tahun lalu.

"Gue mau kita lupain semua masalah tiga tahun lalu, biar enggak ada lagi kata-kata gue benci sama lo, terus gue juga enggak mau denger lagi kata-kata bersalah lo sama gue karena kejadian tiga tahun lalu."

"Gue mau semuanya kita mulai dari awal." Jelas Darka lagi.

"Dengan cara apa?" tanya Chinta. "Kita putus!" lanjut Chinta. Membuat Darka menoleh kearahnya, Darka terus menatap lekat kearah Chinta. Tatapannya kembali dingin, padahal sejak tadi dia mencoba menahan emosinya agar tidak meledak seperti di pakiran tadi.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang