24

238K 17.9K 559
                                    

Happy Reading...

Typo bertebaran dimana-mana...





Seperti permintaan Darka di sekolah yang meminta Chinta untuk kerumahnya malam ini.  Jadilah sekarang Chinta sedang berada di ruang tamu Darka. Mereka berdua sedang duduk lesehan dengan meja yang terlihat berantakan di depan mereka karena dipenuhi beberapa buku dan juga 2 gelas minuman serta terdapat cemilan di satu piring diantara mereka.

Sudah pukul 9 malam Chinta mulai tidak sabar menunggu Darka yang menyelesaikan soal matematika yang setengah jam lalu ia berikan, tapi tampaknya tidak ada tanda-tanda Darka akan menyelesaikan soalnya. Padahal soal yang diberikan Chinta terbilang sangat mudah.

Chinta merenggangkan posisi badannya yang sudah sangat pegal karena hanya duduk diam menunggu Darka yang berada di sampingnya sedang menyelesaikan soal yang ia berikan. Chinta menghempas tubuhnya pelan keatas sofa merah dibelakangnya, kali ini dia sudah benar-benar bosan menunggu Darka yang masih tampak mencoba menyelesaikan soal.

Chinta mencoba melihat apa yang sedang Darka kerjakan dari atas sofa.

"Udah selesai?" tanya Chinta yang mulai tidak sabar.

"Bentar lagi." Jawab Darka tanpa mengalihkan penglihatannya pada buku tulisnya.

"Bentar laginya kapan?" tanya Chinta lagi yang terlihat kesal dengan jawaban Darka yang tidak pasti.

"2 menit lagi." Jawab Darka.

"Bener ya dua menit lagi." Balas Chinta memastikan yang tidak mendapat respon apa pun dari Darka.

Chinta terus melihat ponselnya sambil terus melirik kearah Darka, sebenarnya tidak ada yang ia lihat kecuali waktu yang sudah menunjukkan pukul 21.05 WIB di ponselnya. Jika janji Darka akan menyelesaikan soal yang ia berikan 2 menit lagi, berarti sekitar pukul 21.07 WIB Darka harus sudah selesai mengerjakannya.

"Ok selesai." Ucap Darka antusias langsung bangkit dari duduknya untuk ikut duduk diatas sofa bersama Chinta.

"Yakin udah selesai?" tanya Chinta membuat Darka yang sudah berada disampingnya menatap bingung kearahnya.

"Masih ada setengah menit lagi." Ucap Chinta lagi, padahal sejujurnya Chinta sudah benar-benar kesal terhadap Darka.

"Yakin." Balas Darka cepat sambil menyerahkan buku tulisnya kepada Chinta.

Mata Chinta membulat ketika ia membuka lembar buku yang baru diserahkan Darka kepadanya. Bagaimana tidak hanya melihatnya sekilas Chinta bahkan sudah mengetahui bagaimana hancurnya jawaban Darka pada setiap soal yang ia berikan. Waktu setengah jam seakan terbuang sia-sia jika melihat jawaban Darka yang benar-benar jauh dari kata benar.

Chinta menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Yang bener aja, 5 soal Cuma bener satu?" ucap Chinta menoleh kesamping melihat Darka yang sedang menyandarkan tubuhnya dengan santai.

Darka menaikkan salah satu alisnya mendengar perkataan Chinta. Lalu menyunggingkan senyumnya.

"Serius bener satu?" tanya Darka antusias sambil menegakkan tubuhnya.

Darka merebut buku yang berada ditangan Chinta. Matanya kini sedang tertuju pada jawaban soal yang baru saja ia jawab.

"Jawaban yang mana yang bener?" tanya Darka lagi.

"Setengah jam Cuma bener satu! Itupun soal nomor satu, Percuma dong dari tadi gue tungguin kalau Cuma bener satu." Ucap Chinta histeris membuat Darka menatap bingung kearahnya.

"Lumayan kali! Hari ini bener satu, besok bener dua, besoknya lagi bener semua." Jelas Darka tidak ingin disalahkan.

Chinta hanya diam mendengar penjelasan Darka. Tampaknya dia melupakan kalau mengajari Darka harus sama seperti anak SD yang baru belajar baca. Mengenali huruf satu persatu, mengeja perkata hingga menyatukannya menjadi kalimat. Benar-benar memerlukan kesabaran.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang