39a

295K 20.1K 1.5K
                                    




Ruang OSIS menjadi tempat yang paling sering Darka kunjungi beberapa hari ini. Tidak lain karena masalah PENSI, Darka dan anak OSIS lain benar-benar berpikir keras untuk masalah PENSI. Tahu sendiri, sifat Darka yang tidak ingin dibanding-bandingkan dengan kesuksessan PENSI tahun lalu lah yang membuat semua anggota OSIS bekerja sangat keras sekarang.

Lihat saja, sekarang baru pukul 07.30 pagi dan anggota OSIS sudah berkumpul di ruang OSIS melakukan rapat seperti biasa. Padahal bel baru berbunyi 30 menit yang lalu. Dalam hitungan hari, Darka menjadi siswa Chandrawasih yang paling patuh dengan aturan. Menjadi contoh ketua OSIS yang sangat menghargai sebuah kegiatan.

Sebuah deretan bangku saling berhadapan menampilkan rapat OSIS yang sedang berlangsung. Darka berada di bangku kebesarannya, di samping sebelah kanannya ada Eca yang masih sibuk membalik-balikkan sebuah kertas yang tersusun rapi. Di samping kiri Darka ada Bima yang dengan santainya sedang bersandar, fokus mendengar perkataan Darka. Di samping Bima terdapat dua manusia si pembuat onar, Vino dan Dani.

Padahal mereka berdua tidak tercatat sebagai anggota OSIS. Alasan mereka ada di sini hanya karena menghindari pelajaran, karena Darka teman yang baik akhirnya mengijinkan mereka berdua mengikuti rapat. Padahal sedari tadi keduanya hanya menjadi pengganggu dalam rapat. Karena mereka merebut bangku yang seharusnya diduduki anggota OSIS yang lain.

"Satu hari sebelum PENSI, gimana kalau kita bikin acara debat antar sekolah." Ucap Darka memberi usulan. Yang mendapat anggukan dari setiap siswa. Tapi tidak dengan kedua perusuh.

"Maksud lo, kepsek bakal debat sama kepsek sekolah lain, Dar?" tanya Vino.

Darka menatap malas ke arah Vino, menganggu konsentrasinya saja.

"Siswanya Vin." Sahut Bima, memberi jawaban.

"Gue setuju Dar, kita buat dua debat, 1 perwakilan dari IPA 1 lagi perwakilan dari IPS."

Darka mengangguk mensetujui usulan Bima.

"Apaan, hati-hati malah tawuran nanti." Sahut Dani, duduk menyandar di bangkunya.

"Kita cari ilmu, persahabatan antar sekolah. Bukan tawuran Dan." Ceramah Bima lagi, membuat anggota OSIS lain tersenyum mengejek Dani.

"Tema nya?" darka bertanya lagi.

"Menjauhi tawuran, tingkatkan persahabatan." Celetuk Vino. Yang lain melihat ke arahnya.

"Sok iya banget lo Vin." Celetuk Dani, menoyor kepala Vino.

"Nggak nyangka gue Vin, lo bisa mikir juga ya?" celetuk Bima masih dengan tubuh menyandar.

Darka mengangguk setuju.

"Bisa, tinggal buang kata depannya aja. Gue suka kata-kata lo itu Vin, tugas lo cari kata-kata yang pas biar temanya makin keren."

"Lah, kok jadi gue yang cari temanya?" kesal Vino. "Gue kan bukan anggota OSIS Dar!"

Dani tercengir menahan tawa. "Rasain."

"Lo bisa tinggalin tempat ini sekarang." Ancam Darka menatap Vino tajam.

Ruang OSIS seketika menjadi hening, karena Darka yang mulai serius. Vino yang tadinya ingin membalas perkataan Darka, juga ikut-ikutan diam. Menerima suruhan Darka dengan sangat terpaksa.

"Balik ke topik Dar, berarti kita butuh dua orang siswa sekarang." Sela Bagas, di samping Dani.

Darka mengangguk.

"Siapa yang paling pinter di IPS?" tanya Darka.

"Si kribo lah," Dani ikut-ikutan.

"Namanya Fahri kali Dan," celoteh Fira di samping Eca. Fira merupakan anak IPS yang memiliki solidaritas tinggi, Makanya dia akan mengeluarkan tatapan tajamnya setiap ada orang yang menghina siswa yang satu jurusan dengannya.

DARKA (Update kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang