Bima POV
Bima marah. Marah sekali pada hukuman yang di timpakan padanya gara-gara teman sebangkunya, Nana.
Ia dan Nana di kelompokkan berdua dalam praktikum IPA. Tanpa sengaja Nana membuatnya menumpahkan hasil praktikum pembusukan daging beserta belatungnya di taman di lantai tiga gedung sekolah.
Bima tau kalau hasil praktikum mereka jatuh bukan sepenuhnya salah Nana, tapi karena Aldo. Saat semua anak kelas 6 diminta memindahkan hasil praktikum dari lantai tiga ke taman lantai dasar, Aldo menarik rambut Nana dari belakang. Nana yang kaget tanpa sengaja menabrak Bima hingga kotak plastik yang Bima pegang jatuh ke lantai.
Akibatnya ia dan Nana di hukum membersihkan dan menyirami taman lantai tiga.
Dari lima belas menit yang lalu, Nana menyiram tanaman sambil bernyanyi. Bima tidak pernah terbiasa mendengar suara nyanyian Nana. Suaranya yang kecil melolong-lolongkan lyric tidak jelas. Suaranya ke timur, nadanya keselatan dan temponya kebarat.
Yang paling buruk, suaranya juga jelek.
Bima tau Nana tidak pernah sadar kalau sedang bernyanyi. Itu kebiasaan buruknya saat bengong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Pujaan Hujan (Completed)
Teen FictionSejak pertama kali bertemu dengan Anna, Bima sudah bertekad membencinya. Anak perempuan mungil, polos, aneh, pendiam, berwajah seperti boneka yang selalu tersenyum dan tidak pernah marah. Tapi bagaimana bila takdir selalu mempertemukan mereka selama...