part 22

1.5K 132 3
                                    


Setelah melihat kepergian Kyuhyun, Shira pun menutup pintu dan berjalan menuju kearah keponakannya. Disana terlihat televisi dinyalakan dan muncul adegan sebuah drama dimana sang wanita memarahi sang lelaki dan kemudian pergi meninggalkan laki-laki tersebut, tapi kemudian tangannya ditarik pria tersebut dan-

“YA! YA! YA! Kalian masih kecil sudah menonton yang seperti ini. Tidak boleh.” Ucap Shira sambil mengambil remote dimeja dan kemudian mematikan tv tersebut.

“Yaaa imo kenapa dimatikan tv nya.” Ucap Hyuno dengan kesal dan kemudian berdiri ingin mengambil remote ditangan Shira. Tapi dengan sigap Shira menaikkan tangannya yang memegang remote tersebut dan tentu saja Hyuno tidak bisa menjangkau nya.

“Kalian masih kecil untuk menonton drama seperti itu. Siapa yang mengajari kalian untuk menonton itu eoh?” .

“Tidak ada. Tapi yang di tv tadi sangat mirip dengan imo dan Taehyung samchon.” Hyuna membuka suaranya.

“Ha? Apa maksudmu Hyuna~a?” Tanya Shira tidak mengerti.

“Kan imo sangat sering memarahi Taehyung samchon.” Jawab Hyuna.

“Hmm iya betul. Hyuno sampai kasian melihat Taehyung samchon.” Sambung Hyuno.

“Ya ya ya apa maksud kalian? Imo tidak sering memarahi Taehyung samchon.”

“Imo sangat sering memarahinya. Imo saja yang tidak sadar.” Jawab Hyuno tidak mau kalah.

“Iya betul. Kalau tidak percaya Tanya saja pada Taehyung samchon.” Hyuna menambahkan.

“Ya kalian anak kecil tidak tau apa-apa diamlah.” Ujar Shira yang mulai kesal dengan tingkah dua keponakannya.

“Shireo. Hyuno mau menelpon Taehyung samchon biar imo percaya.” Ucap Hyuno sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

“Iya ayo kita telpon Taehyung samchon.” Tambah Hyuna.

Kemudian kedua anak itu berjalan kearah telpon rumah yang terletak disudut ruangan. Hyuna yang sudah mengangkat gagang telpon .kemudian menghentikan kegiatannya.

“Berapa nomor telpon nya?” Tanya Hyuna pada saudara kembarnya itu.

“Molla.”

Shira hanya melihat tingkah keduanya dengan geli.

“Hahaha siapa yang mau kalian telpon kalau nomornya saja tidak ada.” Ujar Shira pada kedua anak itu sambil tertawa.

Hyuna pun berjalan kearah Shira.

“Imo minta nomor Taehyung samchon. Palli.” Ucapnya sambil menyodorkan tangan kanannya.

“Shireo. Kalau imo tidak mau bagaimana?” tantang Shira.

“Kalau imo tidak mau. Imo akan Hyuno adukan pada appa.”

“Adukan saja. Imo tidak takut. Wek.”

Kedua anak itu pun terdiam tapi kemudian salah satunya tiba-tiba menangis dengan kencang dan kemudian diikuti kembarannya.

“Ya! Ya! Ya! Berhenti menangis imo tau kalian hanya pura-pura. Kalian bisa memecahkan telingaku.” Ucap Shira sambil menutup kedua telinganya dengan tangannya. Tetapi kedua anak itu seakan tidak mendengarkan perkataan Shira dan masih tetap menangis bahkan dengan suara tangisan yang lebih kencang.

“Baiklah. Baiklah. Akan imo telponkan Taehyung samchon.” Ujar Shira yang akhirnya mengalah.

Kemudian kedua anak itu langsung berhenti menangis.

“Waah kalian benar-benar.” Shira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua keponakannya.

“Kalian tunggu disini. Imo mau mengambil handphone dikamar.” Shira pun kemudian naik ke kamarnya dan mengambil handphonenya. 

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang