Chapter 9

3.2K 337 76
                                        

#WAD

"Katakan saja apa maumu, karena aku ingin kau cepat pergi dari sini." Aku berkata dingin pada lelaki itu.

Lelaki itu sekarang sudah berdiri di hadapanku. Aku tidak tau kalau aku harus menghadapi hari-hari seperti ini lagi. Hari dimana aku harus berhadapan dengan pria yang telah menghancurkan hidupku. Aku merasa sangat muak padanya. Tetapi aku juga merasa sangat muak pada diriku sendiri. Karena setelah sekian lama tidak bertemu, melihatnya saat ini, masih membuat seluruh tubuhku terasa kaku dan mati rasa. Masih membuat hatiku merasakan sedikit guncangan aneh dan membuatku merasa gugup tanpa alasan.

Sial! Ada apa denganku?

"Apa kau tidak menyuruhku untuk masuk ke dalam dulu, Wad?"

Aku tertawa kecil, "P' apa kau sudah gila? Untuk apa aku melakukan itu?"

"Kita sudah lama tidak bertemu. Aku ingin mengobrol denganmu dengan suasana yang nyaman layaknya teman. Apa kau tidak bisa melakukan itu?"

"Teman? Hah! Jangan bercanda, P'. Sejak hari itu, aku bahkan sudah menganggapmu tak pernah ada dalam hidupku. Lalu untuk apa kita mengobrol dengan nyaman layaknya teman?"

"Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu, Wad. Beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya padamu."

"Kalau begitu katakan disini. Aku tak mau membiarkanmu menginjakkan kaki di kamarku."

P'Gun menghela nafasnya, "Kalau begitu, ikut aku. Kita akan cari tempat lain untuk bicara."

Aku berpikir sejenak. Sebenarnya aku tak mau mengikuti kemauan pria ini. Tetapi bicara di tempat lain rasanya lebih baik daripada harus membiarkan dia masuk ke kamarku. Dan jika dia bicara disini pun, semua orang pasti akan bisa mendengarnya. Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, aku pun akhirnya menyetujuinya.

P'Gun membawaku ke sebuah Bar. Tempat dimana dulu kami berdua pertama kali bertemu dan sering menghabiskan waktu bersama. Sebenarnya aku sangat tidak nyaman ketika dia membawaku ke tempat ini. Tetapi aku tidak ingin membuang waktuku lebih banyak lagi dengan pria ini. Aku ingin segera menyelesaikan urusanku dengannya sehingga dia bisa cepat-cepat pergi dari hadapanku.

P'Gun kembali mengisi gelasku yang kosong dengan alkohol di tangannya, lalu dia mulai berbicara.

"Tempat ini... adalah pertama kalinya kita bertemu. Kau ingat itu Wad?" Tanyanya.

Aku terdiam sejenak, sambil kemudian meneguk seluruh alkohol di gelasku. "Tidak usah bertele-tele. Katakan saja apa maumu!" Ucapku.

P'Gun mengangguk pelan, "Aku minta maaf, Wad... atas semua perlakuanku padamu. Aku... sadar, aku bersalah."

Aku menyeringai, "Kau mencariku hanya untuk meminta maaf? Hah! Lucu sekali!"

"Aku tau aku sudah menyakitimu. Aku benar-benar minta maaf, Wad."

"Hm, baiklah, anggap saja aku sudah memaafkanmu. Kau sudah selesai bicara kan? Kalau begitu aku akan pergi sekarang,"

"Tunggu Wad, jangan pergi dulu."

"Ada apalagi P'? Aku rasa kita sudah selesai-,"

"Aku ingin kembali padamu Wad!"

Aku terhenyak.

Apa yang dia baru saja dia katakan? Dia ingin kembali padaku? Lelucon konyol macam apa ini?

"Aku benar-benar ingin kembali padamu, Wad, karena aku..." P'Gun menggenggam tanganku erat, "masih sangat mencintaimu." Lanjutnya.

"Apa kau gila P'? Huh?" Ucapku sambil menarik tanganku dengan kasar. "Jika kau sedang bermain-main denganku maka hentikanlah! Ini sudah tidak lucu lagi!"

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang