Chapter 3

4.9K 408 74
                                    

#WAD

Ting tong... ting tong...

Pagi itu aku membunyikan bel kamar apartemen P'Prem. Setelah membunyikan bel beberapa kali, aku bisa mendengar suara ribut dari dalam kamar apartemen P'Prem. Suara langkah kaki yang terburu-buru dan suara benda-benda yang terdengar berjatuhan.

"Hoy, Wad... kau... sedang apa disini?" Ucapnya sedikit terkejut ketika dia membukakan pintunya.

Aku sedikit kebingungan. "Sedang apa? Bukankah P' menyuruhku untuk kesini saat akhir pekan?"

"A-Aku tau... maksudku... sepagi ini?" Ujar P'Prem. Aku menengok jam tanganku. Jam 8 pagi lebih 10 menit. Aku terkekeh pelan sambil menggaruk belakang kepalaku.

"Apa... terlalu pagi, P'?"

"Kau masih bertanya? Aku saja... belum mandi dan bersiap-siap."

"Ng... lalu... P'Prem... kenapa berantakan sekali?" Tanyaku sambil memandangi P'Prem dari atas sampai bawah. P'Prem terlihat benar-benar berantakan saat itu. Dia memakai Apron yang penuh dengan bercak-bercak noda makanan.

"Aku... itu... sedang... Ng..." P'Prem tergagap. Aku menaikkan alis, merasa semakin penasaran. "Ah, sudahlah, sudah terlanjur ketahuan juga. Masuklah. Aku sedang mencoba memasak untuk makan siang kita."

"Apaaa???" Kataku kaget.

"Hey, apa reaksimu tidak terlalu berlebihan? Biasa saja dong!"

"Tidak, maksudku... kau? Memasak? Untukku?"

P'Prem memutar matanya malas "Kau berlebihan. Aku hanya memasak dengan bahan seadanya. Masuklah. Akan lebih baik jika kau membantuku karena aku sudah menghanguskan 3 buah telur goreng sekarang."

Aku tertawa pelan, "Dengan senang hati P'." Aku pun masuk ke dalam apartemen P'Prem.

Apartemen P'Prem masih belum berubah sejak terakhir kali aku berkunjung kemari. Suasanya masih nyaman dan hangat. Sangat cozy. Rapi dan bersih. P'Prem sangat suka warna putih, jadi apartemen ini di dominasi warna putih elegan dan terkesan mewah. Sangat cocok dengan karakter P'Prem yang sangat berwibawa dan berkharisma.

Namun, ketika aku menuju ke dapurnya, yang aku temukan adalah...

"Apakah ada yang baru melemparkan bom nuklir di tempat ini?" Aku mendelik takjub. Takjub karena orang perfeksionis seperti P'Prem ternyata punya sebuah kelemahan juga.

P'Prem hanya menatapku sambil menggaruk belakang kepalanya. "Ng... sebenarnya... aku ingin menyiapkan kejutan untukmu. Aku ingin memasak untukmu dan menyiapkan makan siang untuk kita berdua. Tapi... ya, kau bisa lihat sendiri hasilnya. M-Maaf ya Wad... aku memang tidak berbakat mema-"

Grab.

Aku memeluk P'Prem dari belakang dengan erat. "Terimakasih P'Prem." Aku terenyuh. "Aku sangat senang. Aku sangat bahagia. Karena kau masih mau repot-repot melakukan ini untukku. Aku... tidak menyangka."

"Tapi.. aku kan gagal."

"Tidak apa, P'. Aku yang akan melakukannya. Oke?"

"Kau? Jangan bercanda! Memangnya kau bisa memasak? Hey Wad, aku tidak mau dapurku jadi lebih hancur lagi ya!"

"Ck, jangan meragukanku, P'. Akan ku perlihatkan kepandaianku dalam memasak kepadamu."

Aku pun segera mengambil alih dapur. Aku membersihkan semua kekacauan yang dibuat oleh P'Prem, kemudian mulai kembali menyiapkan bahan-bahan untuk kembali memulai memasak. P'Prem memang sengaja tidak ku ijinkan untuk masuk ke area dapur lagi karena aku tidak ingin apartemen ini benar-benar terbakar karena ulahnya. P'Prem hanya duduk di sofa sambil membaca komiknya sambil sesekali mengawasiku.

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang