#PITCHER
"Hm, N'Pitcher... bisa aku bicara sebentar berdua denganmu?"
Aku tertegun sejenak, ketika P'Kongpob tiba-tiba menghampiriku dan mengajakku untuk berbicara empat mata. Perasaanku mulai tidak enak. Teman-temanku mulai memandangiku dengan tatapan iba, seakan-akan aku akan benar-benar mati hari itu.
Tetapi sejujurnya, bukan itu yang membuatku gugup.
Entah kenapa, ketika P'Kongpob mengajakku berbicara berdua, aku punya perasaan jika P'Kongpob ingin membicarakan sesuatu soal P'Oon padaku.
"Emm... ada apa ya P'Kong? Apa... aku melakukan kesalahan lagi, P'?" Tanyaku sedikit gugup.
P'Kongpob tersenyum menyeringai. "Oohh... tidak... tidak ada masalah apa-apa. Hanya obrolan ringan saja. Ayo,ikuti aku, N'Pitcher." Kata P'Kongpob sambil berjalan mendahuluiku.
P'Kongpob masih berjalan di depanku tanpa mengatakan apapun, sedangkan aku hanya mengikutinya dari belakang. Perasaanku semakin tidak enak. Sejak semalam, aku bisa melihat kilatan aneh di mata P'Kongpob ketika dia melihatku. Jauh berbeda dengan caranya memandangku selama ini. Biasanya, aku tidak akan merasa takut jika sedang berhadapan dengan head hazer ini. Karena P'Kongpob bukanlah head hazer yang kaku dan kasar seperti layaknya head hazer head hazer lainnya. P'Kongpob adalah head hazer yang ramah namun tegas. Karena itu, dibandingkan takut, aku justru selalu nyaman untuk berbicara apapun pada P'Kongpob.
Tapi hari itu berbeda.
Aku bisa merasakan ada aura aneh padanya, yang membuat aku sedikit bergidik.
P'Kongpob akhirnya berhenti di belakang gedung kampus. Dia menghentikan langkahnya, namun tidak membalikkan badannya. Kedua tangannya dia masukkan ke dalam kantong kemeja merahnya dan kakinya mengetuk-ngetuk tanah dengan ritme teratur. Aku tidak tau bagaimana wajah P'Kongpob saat ini, tapi dengan hanya melihat punggungnya saja, aku bisa merasakan ada hawa membunuh di sekitar tubuhnya.
"Pitcher..." Ucapnya kemudian.
Aku sedikit terkejut. Ku rasa ini pertama kalinya, P'Kongpob menyebut namaku langsung tanpa ada embel-embel Nong di depan namaku.
"Khrub... P'..." Ucapku terbata.
"Aku akan langsung to the point padamu, oke? Dan kau... jawablah pertanyaanku dengan jujur." P'Kongpob berkata dingin.
"Khrub..." Aku hanya bisa menjawab sekenanya.
"Apa kau menyukai P'Arthit?"
"..."
Aku terkisap.
Kalimat P'Kongpob kali ini membuatku terdiam.
Benar-benar terdiam.
Mulutku terkatup rapat, tidak bisa berkata-kata.
Aku tidak mampu mengatakan yang sebenarnya, karena aku tidak ingin menyakiti siapapun. Dan aku juga tidak ingin mengambil resiko untuk membuat P'Oon kembali menjauhiku karena dia mengetahui aku mempunyai perasaan padanya.
P'Kongpob kemudian membalik badannya. Kali ini aku benar-benar bisa merasakan tatapannya yang membunuh. P'Kongpob benar-benar seperti orang lain, tidak seperti P'Kongpob yang selama ini aku kenal.
"Kenapa kau diam? Jawab aku, Pitcher."
"Maaf P', tapi aku sama sekali tidak mengerti apa maksud P'Kongpob. Aku dan P'Oon hanya teman masa kecil. Aku hanya menganggapnya sebagai kakakku. Tidak lebih dari itu." Kataku yang tentu saja, berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO REGRET, JUST LOVE
FanfictionAgain. Sotus fanfiction. Want to know? Just read it! Happy reading.... ^^