Chapter 28

2.4K 293 37
                                        

#AUTHOR

"Kongpob," Arthit dan Knott menghampiri Kongpob dan Tiw yang sedang mengobrol berdua saat itu.

"Ya P'Arthit,"

"Ayo kita pulang." Ajak Arthit. Kongpob mengangguk dan menurut. Dia langsung membereskan tas ranselnya.

"Arthit, Kongpob, kalian yakin tidak mau menginap saja? Kalau kalian pulang sekarang, pasti akan kemalaman. Menginaplah sehari disini." Kata Knott.

"Tidak bisa, Ai'Knott. Besok aku harus meeting dengan client pagi-pagi sekali. Kongpob juga harus kuliah. Aku tidak mau dia membolos kelasnya. Lebih baik, sekarang kalian berdua yang ikut pulang bersama kami ke Bangkok."

Tiw langsung memandang Knott, yang hanya memasang senyum kecil di wajahnya.

"Aku.. belum mau pulang. Aku masih perlu waktu Arthit." Arthit mengangguk, mengerti kondisi temannya yang satu ini.

"Tiw? Kau mau ikut bersama kami?" Tanya Kongpob.

"Emm.." Tiw terlihat ragu.

"Pulanglah jika kau ingin pulang, Tiw. Aku juga sudah tidak apa-apa." Knott meyakinkan.

Kongpob dan Arthit, kompak memandang Tiw, meminta jawaban.

"Emm... Aku akan pulang bersama P'Knott saja Kong, P'Arthit. Aku... sudah berjanji akan menemaninya disini." Ucapnya malu-malu, sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Hmmm... P'Arthit, Are you smelling something fishy?" Kata Kongpob, sambil memicingkan matanya pada Tiw.

"Very, Kongpob," Arthit juga memandang Knott penuh makna.

"Sudahlah kalian! Jangan menggoda kami lagi! Kalian kan juga tau kalau kami berdua ini Cuma senior dan junior." Ucap Knott.

Senyum Tiw memudar seketika ketika Knott mengungkapkan kalimat tersebut. Kalimat Knott saat itu benar-benar menusuk ke dalam hatinya. Ternyata, walau pun Knott sudah tidak bersama Prem lagi, walau pun Knott sudah menciumnya, tapi dia masih tidak berhasil merebut hati Knott. Saat itu Tiw mulai menyerah. Dia berpikir, mungkin inilah hal terbaik yang bisa dia dapatkan dari Knott. Dengan hanya menjadi juniornya. Sekarang, dia bahkan tidak berani lagi untuk berharap dan bermimpi, Knott mau menjadi kekasihnya.

Knott tidak akan pernah menjadi miliknya. Itu yang dia tau.

"Baiklah, kalau begitu, kami akan pulang sekarang ya. Takut ketinggalan bis. Oh iya, satu lagi." Arthit kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Milikmu," Ucapnya sambil mengulurkan sebuah ponsel kepada Knott, "Dan.. milikmu." Setelah itu, dia mengulurkan ponsel yang satu lagi pada Tiw. "Jangan sampai ketinggalan lagi." Ucapnya sarkas.

Knott dan Tiw kompak tertawa. Arthit dan Kongpob hanya bisa geleng-geleng kepala karena ulah 2 orang teman mereka ini.

"Ya sudah, kalau begitu, kami pergi ya. Ayo Kongpob,"

Drrrtt... Drrrtt...

"Eh, tunggu sebentar. Ada telepon," Belum sempat dia dan Kongpob pergi dari rumah Knott, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar. Arthit pun langsung mengambil ponsel miliknya dari sakunya dan menemukan nama Bright di sana.

"Halo Bright, kenapa?"

"Arthit... kau sudah berhasil menemukan bajingan itu?"

"Knott? Hm, aku sudah bertemu dengannya. Tapi sekarang, aku dan Kongpob sudah mau kembali ke Bangkok. Memangnya kenapa Bright?"

"Lebih baik kau suruh bajingan itu pulang sekarang juga bersamamu!"

"Apa? Kenapa memangnya?"

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang