"Honey.. Honey, wakey! Hun..." Kongpob mengusap kepala Arthit yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya. Pria yang lebih tua itu akhirnya menggeliat, ketika dia merasakan usapan lembut di kepalanya.
"5 menit lagi, Kongpob. Aku sangat lelah..." Ucapnya malas, sambil kembali menangkupkan selimut ke wajahnya.
Kongpob menyelingkan tawa kecil. Dia tau, semalam mereka sudah melakukan 'kerja yang sangat keras', hingga mereka baru bisa tertidur jam 3 malam. Kongpob sedikit merasa bersalah dan menyesal, karena dia sudah bersikap keras kepala pada Arthit, hingga membuatnya sangat kelelahan seperti ini. Karena itu, pagi ini, dia ingin membalas Arthit dengan menyiapkan makan pagi spesial untuk kekasihnya dan juga untuk anaknya.
Kongpob kembali mengusap kepala Arthit dan membangunkannya dengan pelan, "P'Arthit... kau harus bangun sekarang juga. Kita harus sarapan dulu, setelah itu kau bisa tidur lagi." Kataku.
Arthit akhirnya menyerah. Jika dia tidak bangun sekarang, Kongpob pasti akan terus berisik sampai dia bangun. Ketika Arthit membuka mata, yang dia lihat pertama kali adalah wajah Kongpob yang hanya berjarak 5 cm di atas wajahnya, sambil membawa setangkai bunga mawar merah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terinspirasi dari adegan ini
"Good morning, Honey..." Kata Kongpob.
Arthit tertawa, sambil mendorong tubuh Kongpob menjauh. "Apa yang kau lakukan?" Kata Arthit.
"Au, ini sebagai permintaan maafku P'Arthit. Karena aku sudah memaksamu terlalu keras semalam."
"Euh, kau sangat menyebalkan! Sekarang badanku terasa sakit semua!" Ujar Arthit yang masih berbaring sambil memegangi pinggangnya.
Kongpob terkekeh pelan. "Apakah kau akan menghukumku untuk itu, P'Arthit?"
"Hm! Tentu saja!"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Kau tau apa yang harus kau lakukan!"
Kongpob menyelingkan seringaian kecil. Dia menarik nafas sebentar, kemudian setengah berteriak, "I like P'Arthit! I like P'Arthit! I like P'Arthit!"
Arthit tertawa, "Euh, bagus."
"Tidak hanya itu, P'Arthit.Aku juga akan melayanimu seharian penuh. It's good, right?" Lanjutnya. Kongpob kemudian menundukkan badannya dan mencium kening Arthit pelan.
"Papa..." Tiba-tiba, Petch yang tertidur di samping Arthit pun mulai terbangun.
"Hey, baby... sudah bangun? Kau tidur dengan nyenyak, baby? Hm?" Kata Arthit.
Petch kemudian bangun dan langsung berpindah posisi menjadi tengkurap di atas tubuh Arthit. Petch mengusap-usapkan wajahnya di dada Arthit dan memeluk leher Arthit erat, selagi Arthit mengusap-usap punggung kecilnya.