Chapter 24

2.3K 287 46
                                        

AUTHOR'S POV

Knott, Prem, Wad dan Tiw berjalan berdampingan menuju ke kamar mereka masing-masing seusai makan malam. Suasana di antara mereka masih sangat canggung, terlebih lagi untuk Prem. Entah kenapa dia sangat merasa tidak nyaman ketika Knott berjalan di sampingnya sambil memeluknya erat. Dia merasa melakukan hal yang salah. Dan lagi, pandangan Wad kepadanya dan Knott juga sangat tidak biasa dan membuatnya tidak nyaman. Tanpa berbicara apapun, Prem kemudian langsung mempercepat jalannya dan segera masuk ke kamarnya. Tingkah anehnya itu pun membuat ketiga orang lainnya keheranan.

"Kalau begitu... sampai besok, Wad, Tiw. Selamat istirahat." Knott berujar ramah, sambil berlari kecil menyusul Prem dan masuk ke kamarnya.

Tiw dan Wad menghela nafasnya kompak. Mereka saling bertukar pandang dan menyelingkan senyum pahit.

"Bertahanlah kawan. Aku akan segera merebut P'Prem ku kembali, dan kau bisa memulai semuanya bersama P'Knott." Kata Wad sambil menepuk bahu Tiw.

Tiw menggelengkan kepalanya pelan, "Aku tidak yakin. Tapi itu tidak masalah lagi bagiku. Dan aku akan tetap akan mendukungmu dengan P'Prem, Wad." Ujar Tiw lirih, sambil kemudian berjalan masuk ke kamarnya.

Wad memandang punggung Tiw yang menunduk. Dia merasa kasihan pada Tiw. Ternyata dalam hal ini, bukan dia saja yang merasa menderita. Tapi Tiw juga. Wad merasa ini semua adalah kesalahannya. Jika malam itu dia tidak menuruti perkataan pria brengsek itu, semuanya pasti tidak akan menjadi berantakan seperti ini. Tapi Wad sudah bertekad untuk memperbaiki semuanya, dan dia pasti berhasil melakukannya.

--00--

PREM'S POV

Aku sedang berbaring di tempat tidurku, memunggungi Knott yang masih asik membaca bukunya. Pikiranku benar-benar sedang tidak fokus sekarang. Entah kenapa, sekarang ketika berada di dekat Knott, aku jadi merasa tidak nyaman. Semakin aku dekat dengan Knott, semakin aku merasa bersalah. Aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku. Seharusnya, aku mencintai Knott. Tapi... rasa cinta yang dulu aku bangga-banggakan itu, ku rasakan semakin memudar. Aku merasa bersalah pada Knott. Ini semua adalah salahku karena aku tidak bisa mempertahankan rasa cintaku padanya. Ada sesuatu yang merubahku. Yang aku juga tidak mengerti apa penyebabnya. Tapi aku tidak berani mengungkapkannya pada Knott. Aku tau Knott sangat mencintaiku. Aku tidak ingin menyakitinya. Tapi aku pun tidak bisa membohongi perasaanku. Perasaanku aneh setiap kali aku melihat Wad. Dadaku berdesir hebat setiap kali aku berhadapan dengan anak itu. Dan itu membuat rasa bersalahku semakin besar kepada Knott.

Ketika sedang tenggelam dengan semua perasaan rasa bersalahku, sebuah tangan dingin tiba-tiba menyentuh lenganku dan menarikku mendekat.

Aku sedikit terkejut, karena tangan Knott benar-benar sedingin es. Knott lalu memeluk tubuhku dan mengelus rambutku perlahan.

"Knott... kau kedinginan?" Tanyaku.

"Hm? Tidak. Kenapa?" Kata Knott.

"Emm.. tidak. Tanganmu... kenapa dingin sekali? Tidak biasanya. Biasanya tanganmu sangat hangat, Knott. Tapi ini... kenapa dingin sekali? Kau yakin tidak kedinginan?" Tanyaku.

Knott menggeleng, "Suhu tubuhku normal. Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Prem." Ujarnya. Aku yang masih bingung, akhirnya mengangguk pasrah.

Knott tersenyum, sambil mencium keningku pelan.

Dan lagi-lagi, aku merasa risih karena perlakuannya. Reflek, Aku melepaskan diri dari dekapannya.

"Prem, ada apa?" Tanya Knott yang juga merasakan ada yang salah denganku.

Aku terdiam sejenak, dan kemudian menyelingkan senyum palsu padanya. "Tidak apa-apa. Aku mengantuk, Knott. Aku... mau tidur." Aku mengangkat selimutku dan kembali berbaring memunggunginya.

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang