Chapter 23

2.6K 275 43
                                    

#KONGPOB

Khao Yai!

Akhirnya, sore itu, kami semua sampai di tempat penginapan milik ibu Aim. Ketika aku turun dari mobil, aroma segar tanah yang basah karena hujan gerimis yang baru saja reda kala itu, langsung menyeruak. Aku merentangkan tanganku dan menghirup udara segar tersebut dalam-dalam. Jarang sekali aku mendapatkan udara sesegar ini di Kota Bangkok. Ibu Aim benar-benar memilih lokasi yang tepat untuk penginapannya.

Ketika sampai disana, aku, P'Arthit, P'Prem, P'Knott, P'Bright dan P'Toota yang berangkat satu mobil, di sambut oleh Aim dan May yang sudah berangkat lebih dulu tadi pagi bersama teman-temanku yang lainnya.

"Akhirnya kalian sampai juga!" Kata Aim. "P' P'... Sawadee khrub..." Aim wai dan tersenyum lebar pada mereka, diikuti juga oleh May di sampingnya.

"Sawadee, N'Aim... terimakasih ya, sudah mengundang kami semua kesini." P'Arthit berkata ramah, sambil memeluk pinggangku erat.

"Tidak masalah, P'Arthit. Aku senang P' semua bisa datang kemari. Emm... May, tolong antarkan mereka ke kamar mereka masing-masing ya. Aku mau berbicara sebentar dengan Kongpob." Kata Aim. Aku menaikkan alisku bingung.

"Oke Aim. P' P', mari ikut saya..." Kata May.

"Aku akan meletakkan barang-barang kita dulu ya Kong," Ujar P'Arthit padaku. Aku mengangguk sambil membelai rambutnya pelan.

"Nanti aku akan menyusul, P'Arthit." P'Arthit dan kawan-kawannya pun segera mengikuti May masuk ke dalam penginapan tersebut.

Aim kemudian memandangku sambil tersenyum kecil. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya sambil menghela nafas beberapa kali.

"Jadi, kau berhasil membawanya kemari, Aim?"

"Hm, aku berhasil membujuknya dan membawanya kemari, Kong. Tapi.. kondisinya sama persis seperti yang kau katakan. Bahkan sepanjang perjalanan tadi, dia hanya diam saja. Aku jadi khawatir padanya. Tiw tidak pernah seperti ini sebelumnya."

"Hm, aku tau. Karena itulah, aku ingin menjelaskan semuanya padanya. Dan aku harap Tiw mau mendengarkan aku."

"Lagipula... bagaimana bisa P'Knott dan P'Prem-,"

"Aku juga tidak tau soal itu. P'Knott belum mengatakan apapun. Karena itulah, aku ingin Tiw tidak menyerah sekarang. Karena Wad pun juga akan berusaha untuk merebut hati P'Prem lagi."

Aim menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti. Selama ini, kita semua juga tau seberapa besar Wad mencintai P'Prem, dan begitu juga sebaliknya. Benar kan?"

"Benar. Karena itu, aku pikir, sekarang Wad dan Tiw benar-benar membutuhkan dukungan kita untuk mendapatkan cinta mereka kembali, Aim."

"Pasti. Aku pasti akan mendukung mereka berdua."

Aku tersenyum lebar sambil menepuk pundak Aim. "Anyway, terimakasih ya, karena sudah membujuk Tiw untuk datang kemari, Aim."

"Tidak masalah, Kong. Dia kan juga temanku. Lagipula, siapa tau, liburan ini bisa membuatnya sedikit terhibur dan me-refresh pikirannya."

"Kau benar Aim. Ya sudah, kalau begitu, aku ke dalam dulu ya. Aku mau membantu P'Arthit membereskan barang-barang."

"Oke Kong. Eh, Kong... emm.. ada satu hal lagi yang ingin ku katakan padamu." Kata Aim lagi. Aku mengerutkan dahiku.

"Apa?"

"Emm.. I hope you wouldn't mind about this... but..." Aim menjeda kalimatnya

"But?" Aku mulai penasaran.

"Emm... jadi... ternyata, ibuku juga mengajak kakak sepupuku untuk menginap disini hari ini bersama kita."

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang