Chapter 17

2.7K 313 114
                                        

#AUTHOR

Kongpob dan Wad sampai di depan restauran sushi tei. Kongpob berniat membuka pintunya ketika mendapati Wad berdiri mematung di sampingnya. Wajah Wad sangat pucat dan terlihat gelisah. Matanya bergetar dengan gugup dan berkali-kali dia meneguk ludahnya sendiri. Kongpob tau, temannya ini sedang khawatir karena harus menghadapi Prem kembali hari ini.

"Wad, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja." Kata Kongpob menenangkan.

Wad memandang Kongpob ragu, "Aku tidak tau, Kong. Aku..."

"Apapun bisa terjadi di dalam sana, Wad. Dan aku ada bersamamu, jangan khawatir. Tenangkan dirimu sekarang, dan aku akan menemanimu masuk kesana. Semuanya akan baik-baik saja. Percaya padaku. Oke?"

Wad sekali lagi memandang Kongpob dengan lekat, sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.

Kongpob dan Wad akhirnya melangkahkan kaki mereka untuk masuk ke dalam restauran tersebut untuk menemui Arthit dan kawan-kawannya. Ketika mereka berdua masuk ke dalam sana, mereka langsung menghampiri meja tempat Arthit dan kawan-kawannya duduk.

Melihat kedatangan mereka berdua, Arthit, Bright dan Toota, hanya mengatupkan mulut mereka erat-erat sambil memandang mereka dengan tatapan aneh.

"P'Arthit.." Kata Kongpob. Arthit hanya diam tak menjawab.

"Au, kalian sudah datang," Kata Knott menyambut mereka.

"P'Knott... P'Prem... apa kabar?" Kata Kongpob ramah.

"Baik Kong, kau apa kabar?" Jawab Knott.

"Aku baik, P'...."

Prem terlihat kebingungan dengan kehadiran mereka berdua. "Emm.. Knott, mereka siapa?" Tanya Prem.

Perasaan Wad hancur berkeping-keping mendengarnya. Prem sudah benar-benar tidak mengenalinya. Wad merasa hatinya seperti tersayat dan tercabik-cabik, melihat orang yang paling dicintainya sudah benar-benar memperlakukannya seperti orang asing.

"Kongpob, Wad, duduklah." Tawar Knott. Mereka berdua langsung menurut dan duduk di kursi yang kosong.

"Nah, Prem, ini Kongpob, dia kekasih Arthit. Mereka sudah berpacaran selama... kurang lebih 2 tahun. Benar kan, Kong, Arthit?" Arthit masih diam, sedangkan Kongpob hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum yang canggung. "Dan yang ini... Wad. Dia teman satu angkatan Kongpob." Jelas Knott singkat.

Prem mengangguk sambil tersenyum, "Oh, jadi kau Kongpob ya? Knott juga sudah banyak bercerita tentangmu, Kongpob. Kau, yang sekarang menjadi head hazer di Kampus kami, kan?"

Kongpob kembali mengangguk pelan, "P'Prem, P'Prem benar-benar... maksudku..." Kongpob tidak melanjutkan kalimatnya.

"Maksudmu tidak mengingat apapun? Iya. Aku tidak bisa mengingat apapun. Maaf ya, kalau aku tidak mengenali kalian." Ucapnya pelan.

Semua mata langsung tertuju pada Wad. Laki-laki jangkung itu hanya duduk diam disana, dengan kepala tertunduk menatap lantai. Dia sudah tidak sanggup lagi melihat Prem. Di satu sisi, dia sebenarnya sangat lega, Prem akhirnya bisa sembuh dari penyakitnya, namun dia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa sekarang, semua kenangan-kenangan manis mereka telah hilang begitu saja.

"Aku... sebenarnya sangat sedih, ketika bangun setelah operasi, aku tidak bisa mengingat siapapun, bahkan namaku. Tapi aku bersyukur, disana masih ada keluargaku yang juga selalu mendukungku, dan juga ada Knott, yang awalnya aku merasa risih dengan kehadirannya... hingga akhirnya, aku jatuh cinta padanya."

DEG.

Jantung Wad hampir berhenti berdetak mendengarnya. 

Dia langsung mengangkat wajahnya dan memandang dua orang yang sedang duduk berdampingan itu. Dia berusaha meluruskan pikirannya, kembali membuka telinganya lebar-lebar. Dia merasa apa yang dia dengar salah, namun reaksi Prem selanjutnya menjelaskan semuanya. Prem menyandarkan kepalanya di bahu Knott dengan nyaman. Bermanja-manja disana, tertawa bahagia sambil sesekali menyuapkan satu potong sushi ke mulut Knott. 

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang