Chapter 41(END)

4.3K 299 113
                                    

Hi, missing me? Enjoy ;)

*

*

*

#AUTHOR

"P'Arthit..." Kongpob membuka matanya pagi itu dan menemukan Arthit sedang duduk di sampingnya, sambil mengusap pelan wajah dan rambutnya.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Kata Arthit tersenyum kecil, "How do you feel?"

"Much better," Kata Kongpob.

Kongpob kemudian mengangkat kepalanya yang masih terasa berat dan berusaha untuk bangun, namun Arthit terlebih dahulu menahan tubuhnya dan membaringkannya lagi di bantalnya.

"Jangan banyak bergerak dulu, Kongpob. Berbaring saja." Ucapnya.

Kongpob tersenyum dan menuruti perkataan kekasihnya.

"P'Arthit... aku..."

"Aku tidak mau mendengarmu minta maaf lagi padaku, Kongpob." Arthit menyela kalimat Kongpob.

"P'Arthit... apa kau menyesal memiliki kekasih sepertiku?"

"Kongpob, kau ini bicara apa sih? Kenapa aku harus menyesal memiliki kekasih sepertimu? Aku justru beruntung memilikimu, Kongpob. Aku tidak memiliki penyesalan atas apapun dalam hidupku, terutama yang menyangkut dirimu. Aku tidak pernah menyesal menjadi kekasihmu, karena aku mencintaimu. Itu saja."

"Tapi kau benar P'. Aku bersalah. Aku bukan ayah yang baik. Aku lemah. Aku tidak bisa melindungi anak kita."

Arthit menggelengkan kepalanya keras, "Tidak. Itu semua bukan salahmu. Kau benar, Kongpob. Mereka adalah orang tua kandung Petch, yang lebih berhak atas dia dibandingkan kita. Aku juga yakin mereka akan menjaganya dengan baik. Mereka orang tua kandungnya, tidak akan mungkin menyakitinya. Benar kan?"

Kongpob tersenyum kecil, "P'Arthit... aku benar-benar mencintaimu. Jangan pernah lagi menyuruhku untuk menjauh darimu. Aku tidak bisa mengatasi itu."

"Maafkan aku, Kongpob. Maafkan aku.." Arthit menundukkan badannya dan mencium kening Kongpob cukup lama. "Mulai sekarang aku berjanji padamu, bahwa aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku juga tidak akan pernah lagi menyuruhmu menjauh dari hidupku. Because I know for sure, that I can't live without you either. I love you, Kongpob. Very very much. Apapun permasalahan yang akan kita hadapi nanti di masa depan, aku berjanji akan menyikapinya dengan lebih dewasa. Aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik. Untukmu. Untuk kita berdua."

Kongpob memandang Arthit dengan penuh cinta, sembari dia menganggukkan kepalanya perlahan.

Kongpob merasakan hatinya kembali menghangat, ketika wajah itu tersenyum lagi padanya. Ketika tangan itu mendekap erat lagi di tubuhnya. Dia merasa dunianya kembali, walaupun tidak sempurna, ketika tidak ada tubuh mungil itu di antara mereka. Tetapi memiliki Arthit, sudah lebih dari cukup untuknya. Dia tidak akan meminta hal yang lebih pada Tuhan, lebih daripada ini. Semua yang dia butuhkan, hanyalah Arthit ada di sampingnya.

"Hm, kau mau sarapan apa? Hari ini aku yang akan melayanimu. Katakan saja kau ingin makan apa, dan aku akan membuatkannya untukmu." Kata Arthit lagi.

"Apa saja?"

"Apa saja."

"Kalau begitu... aku ingin makan... kau."

Plak. Arthit memukul kepala Kongpob, "Dalam keadaan seperti ini, you still get on my nerves, huh?" dengusnya. "Ini masih pagi, Kongpob! Jangan kau switch on dulu mode mesummu itu!" Canda Arthit.

NO REGRET, JUST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang