Mungkin aku terburu-buru. Mungkin juga karena aku terlalu percaya diri. Nyatanya, masalah hati tak ada hubungannya dengan waktu. Semuanya relatif.
Bianca selalu bisa move on dengan cepat. Dari yang kuperhatikan, dia Cuma butuh 2 minggu. Satu minggu memaki dan minggu berikutnya mencari pacar. Diminggu ketiga dia sudah punya gebetan baru.
Kayla selalu patah hati karena tak pernah punya pacar. Aku tak benar-benar yakin kalau itu karena dia yang menolak, dia tak terlihat seperti punya wajah yang pantas menolak. Dia dan Vina selalu menjadikan tugas kuliah sebagai alasan kenapa mereka belum punya pacar. Entahlah, mereka berdua juga tak punya wajah mahasiswi teladan untuk mendukung pendapatnya.
Ningrum? Dia punya pacar LDRnya dari SMA. Aku ragu dia tahu apa itu pacaran kalau dia nyatanya Cuma bertemu si pacar setiap komet Heiley melintas. Sekitar 75 tahun sekali.
Siapa lagi? Putri? Dia tipe pematah hati. Bukan dipatahi. Aku yakin Farhan sudah mati kalau berani membuatnya patah hati. Mereka termasuk punya masa pacaran yang damai. Menurutku, damainya mereka pacaran itu karena aku. Aku yang selalu menjadi hiburan gratis disetiap mereka bosan. Mereka pasangan yang paling banyak berdosa padaku.
Kenapa aku masih sering melirik Jedi setelah sepuluh tahun?
"apa?" aku membalas plototannya.
Dia menutup layar laptopnya. "kamu berdiri didepan pintu aku begitu, mau masuk atau nagih hutang?"
Aku di kamar Putri?
Benar. Aku berdiri didepan pintu kamarnya. Tepat dipintu. Berdiri lurus memeluk bantal. Kosan lenggang. Sepertinya sibuk dikamar masing-masing. Dengan perlahan, aku duduk di ambang pintu kamar Putri. Bersandar seperti orang kehilangan akal.
"aku sedang merasa jelek."
"siapa emangnya yang pernah bilang kamu cantik?"
"aku sedang gak suka diri sendiri." Lanjutku sambil menarik rambut.
"terus kamu mau jadi siapa?"
"aku kayaknya bakal gila sebentar lagi." Aku terlihat gila di kaca mungil Putri itu.
"me." Ini membuatku menoleh. "aku kasih saran nih ya. Masalah kamu itu sederhana. Jangan dibikin sulit. Kalau kamu mau gak mentingin harga diri sekali aja, semuanya bakal gampang. Kita masih muda. Gak pantas punya penyesalan tentang cinta."
Dia terlalu banyak melihat bahan penelitian skripsi sepertinya.
"kamu masih suka Jedi kan? Kenapa gak bilang gitu ke dia?"
"kalau jadi aku kamu bakal sanggup emang?"
"makanya buang harga diri kamu. Gak ada salahnya ngajak balikan kalau emang masih suka. Dia toh kayaknya gak berubah-berubah amat." Alisku terangkat. "iya sih. Dia jalan sama Nikola. Tapi dia sendiri yang bilang kalau dia gak jadian. Pintu masih terbuka lebar me. Entar kamu nyesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
RomanceContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...