"dia benar-benar ilang." Umum Garra pada Keenan dan 2 temannya yang lain.
Mereka sudah duduk berjejer di tikar bersama bermacam-macam snack dan mempersilahkan kami duduk ditengah. Lalu Keenan bertanya mendetail bagaimana aku bisa hilang dan membuatku terdengar sangat bodoh bisa hilang disini.
"aku gak mau duduk dekat kamu." Aku pergi keujung tikar sambil menyambar cola yang disodorkan Keenan. "gimana mungkin kalian ninggalin aku di kuburan?" mereka semua bersalah.
"kamu yakin duduk diujung sana?" tanya Luki saat aku menghenyak duduk disampingnya. Aku melotot. Apa ini terlihat seperti tampang tak yakin? "Cuma ngasih tahu aja disamping itu bukan tembok tapi makam."
Dia benar.
Aku bangkit dan duduk ditengah. Akhirnya kembali disamping Garra.
"sorry, aku gak nyangka kamu bisa ilang." Mukanya tak terlihat bersalah. Dia mengangap kejadian ini lucu. "tapi kita bakal nonton horror thailand. Gak papa?"
Bukannya sudah terlambat untuk bertanya?!
Sumpah, aku ingin menjeritkan itu kedepan muka cowok ini tapi mengingat aku lebih takut membangunkan hantu belanda yang mungkin akan benar-benar marah karena kami jelas mengundang hantu lain, aku menarik nafas panjang dan kembali menyikut Garra. Tak siap, dia meringis kesakitan dan nyaris membentakku karena terkejut.
"sakit Me." Geramnya.
"aku benar-benar pengen nabrakin kamu ke tembok kuburan itu tahu gak." Aku terlalu marah untuk memperhatikan layar meski tanganku menangkap bungkus snack terlebih dahulu saat aku melihat Ilham sudah akan menyambarnya. "tapi, kalau aku ketiduran, jangan tinggalin ya. Kamu bakal nyesal kalau berani ninggalin aku 2 kali."
"kenapa? Bakal kamu sikut lagi?"
"kaca mobil kamu bakal aku lempar pot bunga." Alisnya terangkat. Dia menantangku. "tanya Jedi kalau gak percaya." cowok itu sudah mengganti kaca jendela mobilnya pada bulan ke dua kami pacaran.
Keenan menyembul dari belakang Garra. "jadi, kalian masih pedekate?"
Garra baru akan berbalik akan menjawab, aku sudah lebih dahulu menyembul. "apa ada orang pedekate yang bakal ninggalin gebetannya begitu aja ditengah kuburan?" dari cahaya layar yang mulai terang aku melihatnya menggeleng. Aku mengangguk melihat arah pemikirannya yang mulai tercerahkan. Kemudian, menyembul lagi kepala Ilham dari belakang Keenan.
"mungkin yang pedekate ceweknya bukan cowok?"
Dia bilang apa? Ini membuatku menaruh kripik kentang yang tadinya sudah kupeluk. Tapi, Luki yang dibelakangku mendahului.
"tapi Mecca gak kelihatan kayak cewek yang butuh pedekate duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
RomanceContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...