Tarik nafas dan keluarkan secara perlahan mecca....
Kamu sudah cukup memproduksi energi negatif jadi anggap ini salah satu cara untuk menyerap energi positif. Aku yakin ada jutaan energi positif dari semua orang yang berteriak gila ditengah lapangan basket dibawah matahari yang bersinar tanpa malu sedikitpun. Begitu banyak energi positif dari semua orang gila yang menjerit liar melihat beberapa orang cowok yang kebetulan punya sedikit kemampuan untuk memainkan alat musik dengan kepercayaan diri yang luar biasa untuk tampil.
Bajingan.
Perubahan apa yang bisa kudapat berdiri dibawah matahari ganas dan diantara kerumunan manusia barbar ini Putri anggraini sudirman?!! Jelaskan padaku!!
Tak perduli aku sudah menutupi seluruh badanku dengan jaket dan berkipas seperti dipadang pasir, rasa panas tak berkurang sedikitpun dan setiap inci dari badanku rasanya terbakar. Biarpun kacamata hitamku tak bisa lebih gelap dari ini, silau tetap tak berkurang meski topiku sudah nyaris kuturunkan menutupi muka. Dengan celana pendek yang kupakai, satu-satunya perubahan yang bisa terjadi adalah warna kulit yang lebih gelap dari paha hingga mata kaki dan muka serta punggung tangan.
Betapa positifnya kegiatan yang dikoar-koarkan Bianca bisa menghilangkan rasa patah hati. aku bahkan hilang akal sehat untuk sekedar mengingat nama diantara semua keramaian ini. Sebagai manusia yang membenci semua jenis keramaian, ini terlalu ekstrim untuk kutolelir dengan semua kemampuanku bertahan hidup.
Aku dehidrasi meski sudah menghabiskan 2 botol teh dan 5 orang yang mengajakku sekarang entah dimana. Mereka membuatku berdiri konyol ditengah kegilaan ini tanpa sekedar peringatan. Aku bersumpah akan membunuh mereka berlima. Tak perduli, aku jauh lebih baik tetap melanjutkan kegiatan tak bergerakku dan mengubur diriku dengan semua energi negatif.
Dari kiri, aku bergeser kekanan karena ditabrak. Dari kanan aku bergeser kekiri karena kembali ditabrak. Tak lama diam, aku didorong dari belakang dan saat mundur, aku menabrak. Yang benar saja.
"kamu gak punya mata?!!" hardikku sambil berbalik pada siapapun yang menabrakku barusan. Karena, punggungku sakit sepertinya terkenal benda tumpul. Yang beberapa saat kemudian kuketahui sebagai stik drum. Aku melotot pada cowok yang terlihat kaget melihatku. Dia menoleh kekiri dan kekanan sebelum menunjuk dirinya sendiri dan stik drum itu. Iya. Dia. Apa aku terlihat seperti berbicara pada stik itu?!!
Dia mundur selangkah begitu sadar kalau memang dia yang barusan kuhardik. "kenapa ya mbak?"
"mbak? Emang aku kelihatan kayak mbak kamu. Minta maaf kek abis nabrak orang" Punggungku sakit! Apa maksudnya bertampang sok polos dengan mata besar itu. .
Seseorang muncul sambil merangkul pundak cowok itu dari belakang. Dia lebih tinggi dan langsung bertanya kenapa. Si cowok drum Cuma angkat bahu dan bilang kalau aku tiba-tiba berbalik sambil menghardiknya. Membuat tanganku yang dari menutupi wajah turun dan terlipat didada. Dia serius bertingkah seperti ini?
"kamu nabrak aku barusan. Dan punggung aku kena stik drum kamu itu trus kamu sok, gak tahu?" aku sudah akan melupakan ini dan menganggapnya tak pernah terjadi tapi bagaimana bisa aku membiarkan ketidak adilan seperti ini merajalela?
Si cowok drum Cuma, "err..." dan aku melotot. "oh. Mungkin maksud mbak cowok yang itu." Dia menujuk seseorang yang berdiri disampingku. Dia sedang memain-mainkan stik drum ditangannya sebelum akhrinya meringsek maju dan menabrak orang yang didepan. Tapi dia hanya terus berjalan seperti tak bersalah saat yang ditabrak menengok sambil menggosok pungung dan berkeliling ingin tahu siapa yang baru saja menikam punggungnya.
2 cowok dihadapanku saling mengangkat alis melihat ekspresi pemahaman diwajahku. Sebelum akhirnya alis cowok yang disebelahnya yang malah terangkat lebih tinggi dibagian kiri.
Tanganku turun dan aku memandangi mereka. "ya sudah kalau bukan kamu."
Dan kemudian aku berbalik memandangi panggung yang sudah kuhardik dari tadi. Apa tak bisa kegiatan seperti ini menyediakan ojek payung? Karena meminta disediakan tenda mungkin terlalu banyak. Jangankan membuat lupa patah hati, aku sudah lupa siapa namaku karena banyaknya cairan yang menguap dari kepala.
Namun seseorang menepuk bahuku beberapa saat kemudian membuatku berbalik dan mendapati teman si cowok drum lah yang melakukannya. Dia kenapa?
"seenggaknya kamu minta maaf kalau abis ngelabrak orang yang salah." Katanya sombong. Aku menurunkan kacamataku kehidung sambil memandangnya tepat dimata.
"seenggaknya kamu jangan sok ngajak orang ngomong kalau gak kenal." Demi tuhan, yang kubutuhkan adalah persiapan mental sebelum bertemu si mantan dihari pertama kuliah. Ingatkan aku kenapa harus pacaran dengan teman sekelas? Badai terbesar akan terjadi saat semua orang tahu kalau kami putus dan aku, diputusi.
Tidak! Membayangkannya saja sudah membuat isi perutku ingin keluar. Satu-satunya hal yang bisa membuatku tak memikirkan rasa sakit hati adalah rasa cemas untuk masa depanku. Aku baru saja diputusi cowok dan itu, bukan hanya menghancurkan hati juga harga diri. Bagaimana cowok itu berani memutuskanku begitu saja? Dia bahkan tak repot memberikan alasan dan sekarang, dia disana, bersama teman-temannya dipinggir lapangan menjaga lapak provider yang menjadi sponsor.
Bajingan. Apa hari ini bisa lebih bajingan lagi?
Aku kembali menurunkan kacamataku dan sedikit mengangkat tudung jaketku. Benar. Itu dia dan sedang tertawa seru bersama geng motornya. Dia memutuskanku karena tingkahku? Bukannya dia selingkuh? Lihat. Seharusnya aku tahu dia sudah menyelingkuhiku sejak awal. Bola, motor, travelling. Semua hal!!
Lagi-lagi, tepukan ringan dibahuku.
Masih dari cowok yang sama.
DIA MAU APA?!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
RomanceContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...