38
Aku sudah sangat terbiasa menjadi topik cacian. Dalam setiap rumpian di kosan, 70% biasanya aku yang beginilah, aku yang begitulah. Jadi, malam ini, rasanya untuk pertama kalinya aku merasa kami membicarakan hal yang bermanfaat.
"sumpah. berani-beraninya dia ngelakuin ini ke aku? Apa coba kurangnya aku?"
"manja. Suka bohong. Banyak maunya. Suka ngomel. Kadang..." mata semua orang menoleh padaku. "apa? Dia kurangnya mungkin lebih banyak dari aku. Gak usah sok menghibur bilang gak ada." Mereka selalu berebutan meyebut kekuranganku. Kenapa pilih kasih begini?
"bek, kita sedang menghibur. Tunjukin simpati." Putri memplototiku dari seberang kursi. Dia yang bertingkah bak ibu peri dan menjadi bahu sebagai sandaran Bianca menangis.
Putri dan Bianca, sodara se-skripsian.
"terdakwa, Mario. Karyawan swasta yang sudah dipacari korban Bianca sejak awal kuliah. Kasus, perselingkuhan." Ningrum menjawab pertanyaan Vina yang baru bergabung.
Lagi-lagi di ruang tengah ini kami mengangkat kasus. Pacar Bianca yang terkena tuduhan selingkuh. Aku tak tahu jelas apa sudah terbukti apa Cuma sekedar tuduhan tapi setidaknya, ini yang kelima kalinya dalam tahun ini. setiap kalinya, itu Cuma Bianca yang salah paham. Mungkin kali ini pun, juga salah satu drama yang dikarang oleh Bianca.
Plaaak!! Kayla menepuk pahaku yang posisinya dari sofa, naik keatas meja, melintas dekat kepalanya yang duduk bersandar di atas karpet. Haissh! Sakit!
"benarkan? Udah berapa kali coba? Cuma Bianca yang over reacting. Masa sama bibik sayur aja cemburu? Seberengseknya Mario, masa dia bakal selingkuh sama bibik tukang sayur?" anak tukang sayur mungkin iya.
Bianca melotot padaku dengan mata merahnya habis menangis sepanjang sore. Dia tak mau keluar kamar Cuma nangis meraung minta perhatian.
"Me, kalau gak bisa simpati, senggaknya, kamu diem." Kayla menyumpalku dengan gorengan yang dibawanya dan langsung lurus menengok Bianca dengan wajah keibuan. "kamu yakin? Udah kasih kesempatan dia buat jelasin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
RomanceContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...