60. It is not funny.

194 21 0
                                    

60 it is not funny

Pintu kamarku terhempas kencang menghantam dinding dan ada muka shock Putri dibelakangnya. Dia yang dengan handuk dikepala, dililit seperti cone ice cream serta mata yang dipelototkan padaku yang tiduran memeluk buku. Tadinya aku berniat membuat ringkasan bahan ujian besok. Bukan untuk contekan tapi itu cara belajar terbaru yang sedang kukembangkan. Seperti sangaaat baru karena baru akan kuterapkan di ujian akhir nanti. Nyatanya, 5 menit kemudian aku sadar kepalaku belum move on dan akhirnya si buku Cuma dipeluk.

"itu bukan pacarnya Garra!" jeritnya sambil masuk. "dia Cuma lagi padekate sama Garra. Dia sekretaris hima."

See? Dia selalu tahu semua hal. Mungkin kalau aku bertanya kapan kiamat anak ini akan tahu. Apa dia punya penglihatan untuk soal ujian besok?

"gak nanya."

Dia menepuk pantatku kencang. "gak usah baper. Mereka gak punya hubungan apapun. Belum. Seenggaknya. Untuk sekarang. Lagian, kalian kenapa sih? Putus atau gimana?"

"putus kenapa? Pacaran juga kagak." Aku membolak balik buku.

"bukannya baru minggu kemaren kamu diantar balik sama Garra. Kapan ributnya?" dia bertanya dengan nada menuduh. Setengah marah karena aku sepertinya menyembunyikan sesuatu. Dia bilang, aku boleh saja menghormatinya karena skripsi tapi dia masih sanggup menampung keluh kesah kisah cintaku yang tak berkesudahan.

Aku bingung harus berterima kasih atau emosi.

Memilih untuk diam dia menganiayaku. Mengancam banyak hal dan aku masa bodoh. Hebohnya Putri berhenti karena Ningrum yang tiba-tiba masuk dengan desisan meminta kami untuk tenang. Katanya, Kayla sedang berkunjung kekamar Vina untuk berdamai.

Aku melupakan semua hal termasuk Garra mendengar berita itu.

Tanpa komando, kami kebelakang. Mengintip dari pintu. Ada Kayla yang sedang meminta maaf pada Vina. Meski wajah Vina tak cukup ramah, bisa kulihat kalau keduanya mulai bosan dan saling merindu. Saat mereka bersalaman, kami menghambur masuk merusak suasana.

Dari situ kami mengobrol panjang lebar. Sangat lebar mengingat mereka hampir berdiam-diaman selama sebulan. Merubah suasana annisa jadi angker dan membuat semua orang depresi. Demi ujian yang semakin dekat, kami perlu mereka untuk mengusir roh jahat yang sepertinya muncul disemua sudut menghisap motivasi kami yang Cuma seuprit sejak awal.

"jangan berantem-berantem lagi ya. Aku gak suka." Ningrum menghapus air mata terharunya. Bianca menepuk punggung sikecil dengan senyum sok keibuan.

"kamu ngajak damai karena mau pinjem catatan Vina kan Kay?" Kayla menepuk pahaku yang berada disamping tangannya dengan kekuatan kencang. Depisannya begitu dasyat dan aku menjerit kaget. "Anj! KAYLA!!!"

Aku menepuk punggungnya karena reflek sebelum membalas pahanya. Dia marah karena aku membalas dua kali dan kami bergulat sekitar 10 menit sebelum akhirnya dibubarkan Ningrum yang meminta forum diselesaikan lebih cepat berhubung besok ujian.

Menghela nafas kami kembali ke kamar masing-masing. Saat keluar, bisa kudengar Kayla yang dengan lirih meminjam catatan Vina. Tiba di kamar, aku mengecek hapeku yang sangat sepi akhir-akhir ini. Sangat sepi.

Aku harus makan.

Aku harus mendisiplinkan jiwa labilku yang akhir-akhir ini bawaannya selalu ingin stalking. Jiwaku. Jiwaku yang malang.

"kemana?"

"makan bakso."

Lalu kami malah keluar makan bakso satu kosan. Sepertinya bukan jiwaku saja yang labil. Tunggu, apa mungkin aku labil karena ujian bukan karena Garra? Iya kan? Bisa saja. Apa ini sudah jadwal Mens?

That time when we're together (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang