53 a new friend
Kami beramai-ramai naik kelantai atas menuju ruang vip, dengan penuh kehebohan. Terlepas dari semua itu, ini pertama kalinya aku bertemu langsung dengan Garra setelah... entah apalah namanya, putus? Putus disaat kami bahkan tak memulai apapun.
Minggu ujian membuat orang tak terlalu kepo tapi firasatku mengatakan kalau nabillah tahu kalau semuanya sudah selesai. Dia tak terlalu sering memakiku di medsos atau seperti semua orang, dia juga perlu melewati ujian tengah semester. Yang menurutku, butuh diperhatikan lebih dari memperhatikan aku.
"hebat. kak meme punya dua mantan di satu ruangan." Cetus Ningrum disebelahku. Untungnya, cukup pelan. Aku menyikutnya. Meski pelan, Vina dan Kayla sudah mendengarnya. Mereka menyeringai mendengar celotehan Ningrum.
"tapi kamu keknya udah bisa daftar jadi duta perdamaian dunia me. Punya 2 mantan dalam satu ruangan dan gak terjadi pertumpahan darah," Kayla bertepuk tangan pelan. "udah masuk kualifikasi. Udah langsung diterima gak pake psikotes."
"karena meme gak mungkin lulus psikotes." Tambah Vina riang. Aku tertawa kering sebelum sambil melintas menjambak rambut mereka sekuat tanganku bisa. Kemudian memilih untuk duduk paling pinggir setelah mengambil wig pelangi yang membuat mereka semua menoleh. Putri dengan curiga bertanya aku mau ngapain.
Ngapain? Aku Cuma ingin ikut memeriahkan suasana. Dan aku tak bohong.
Mungkin, ini kali pertama aku benar-benar menggila bersama anak kosanku tanpa perlu memikirkan apapun. Vina dan Kayla yang sudah tak tahu diri dari sananya. Farhan dan Animo yang tak pernah malu dari lahir. Kami seperti kesurupan ditengah ruangan tanpa perduli lagu apa yang sedang dinyanyikan. Well, karena mic dimonopoli Putri dan Bianca yang sama sekali tak punya bakat menyanyi tapi tahu semua lagu hits.
Samantha awalnya terlalu malu untuk ikut dan Cuma bertepuk tangan. Hanya saja tak bertahan lama, dia diseret oleh Putri. Mau tak mau ikut berdiri diantara dua orang itu. Perutku sakit karena terlalu banyak tertawa dan suaraku habis entah kemana. Sebentar lagi pinggangku mungkin patah karena mengikuti goyangan absurd milik Bianca.
"gak mau diselamatin? Ntar dia ketularan gilanya Putri loh." Aku menegak air mineralku hingga hampir satu botol begitu menghenyakkan pantat ke sofa. Sumpah, ini rasanya lebih berkeringat dari pada zumba.
Jedi tertawa. Angkat bahu. Pasrah sepenuhnya pada apapun yang akan terjadi.
"kamu gak mau ikutan nyumbangin lagu?" antara kaget aku menyapanya atau memang karena aku berteriak berusaha mengalahkan suara Bianca, Garra terkejut. Mengangsurkan telinganya karena belum mendengar dengan jelas. Aku bergeser kearahnya dan kembali bertanya.
Dia menggeleng dan tersenyum.
Aku berusaha menggapai tisyu dihadapannya, dengan cepat Garra mengambilkan untukku. Dengan sopan aku mengucapkan terima kasih sebelum kembali mengobrol dengan Jedi. Bekerja sama menyusun playlist lagu. Kami harus bekerja sama demi menghancurkan tirani 2 dedengkot itu. Birpun kami tetap akhirnya Cuma bolak balik melihat koleksi lagu karena lupa nama artist atau lupa judul lagu.
Kerlap kerlip lampu membuat semuanya hanya semakin dan semakin meriah. Disatu sisi mungkin karena ini gratisan jadi rasanya jadi semakin ceriah.
"selamat malam semuanya. Hari ini, kita kumpul bareng buat ngerayain ultahnya si jomblo abadi Kayla dan si cowok baik hati, Jedi." Semua orang bertepuk tangan menyambut sepatah dua kata yang sudah sangat terlambat untuk disampaikan tapi dari pada tidak sama sekali, its okay. Kali ini, yang menjadi pembuka, tentu saja yang paling tua, Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
RomanceContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...