Beriringan kami naik 2 lantai menuju bioskop. Dengan mall yang ramai di akhir pekan, kami terlihat seperti banyak pasangan lain yang menikmati weekend. Terlepas dari aku yang berpengangan erat karena takut jatuh dan gengsi yang tak ingin terlihat kalah anggun dengan Naya. Anak itu terlihat sanggup mengejar anjing diatas hak tingginya.
Kami tak bicara cuma Fadly yang sepertinya berusaha akrab atau entah karena dia berusaha ingin menjadi stand up comedian atau apa. Sepanjang jalan melemparkan jokes garing yang hanya disambut tawa sopan pelan oleh Garra yang kutebak, sangat terpaksa.
"kamu gak perlu ketawa kalau gak lucu." Pelan tapi kupastikan 2 orang didepanku bisa mendengar. Garra membelalakkan matanya. Dia sepertinya menahan diri untuk tak bicara. "selera Naya emang aneh." Bisikku agak sedikit pelan tapi mereka pasti bisa mendengar karena tak lama kakakku buka suara.
Dia menggandeng Fadly agar lebih dekat. "kamu tahu, dia baru saja diputusin sama pacar sepuluh bulannya. Diputusin loh sayang. Kasihan banget kan? Karena itu mama maksain aku mampir lihatin dia." Dan Fadly tak tahu harus memberi komentar apa karena kakakku tertawa dan memutuskan kalau ini lucu.
Naya sialan.
"dan betewe baru saja itu maksudnya hampir setengah tahun yang lalu." Selaku. Sudah hampir setengah tahun!
Dia menengok kebelakang. "oh ya? Rasanya baru kemaren kamu nelp mama sambil nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
Storie d'amoreContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...