32. French Fries

228 25 1
                                    

Semua orang terlihat begitu gembira. Tua muda, semuanya menikmati hip hip mall. Background music yang berbeda setiap toko. Aroma yang wangi dari bakery. Tawa riang dari setiap sudut. Kemudian kusadari, kalau aku merasa bahagia. Maksudku, aku menyelesaikan semester 5 tanpa benar-benar kusadari.

Liburan akhirnya datang. Rasanya, aku mencapai akhir semester ini dengan keadaan luka robek disana sini tapi setidaknya aku hidup.

"kamu mau langsung pulang?" aku berhenti mendadak membuat Garra yang berjalan sedikit dibelakang menabrak lenganku. Dia terlihat memikirkan banyak hal.

"kamu mau ngajak aku jalan?" lihat siapa yang mulai ge er sekarang.

Aku mencibir. "gak. Aku lapar. Kalau kamu ada acara kamu bisa duluan aja."

"oh, kamu ngajak aku makan bareng?" Aku melotot. Sejak kapan dia banyak bicara?

Kami berhenti didepan toko boneka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami berhenti didepan toko boneka. Ada boneka panda berwarna hitam yang benar-benar besar dibelakangnya sekarang. Mata boneka itu terlihat persis sama dengan mata Garra. Bulat besar dan menatapku. Tapi, dari pantulan kaca etalase, kami terlihat sangat serasi.

Ommoh. Meme. Bukannya kita sepakat untuk tidak membicarakan panda?

"aku baru aja nyuruh kamu balik duluan." Dibagian mana yang terdengar seperti mengajaknya makan? "tunggu, kamu gak jadi ketemu Luki?"

"kamu mau kesana?"

Aku benar-benar menatapnya sekarang. kenapa antara pertanyaan dan jawaban tak terdengar punya hubungan? Oh. Membuatku ingat. Food court diseberang adalah tempat dimana Jedi memutuskanku tahun lalu. Aku tak pernah kesana lagi sejak itu? Wah, ini cukup membekas lebih dari yang kupikirkan padahal bakmi disana enak.

"jadi, kamu gak niat mau pulang dan tetap ngikutin aku?"

Garra mundur satu langkah karena tanpa kusadari aku sepertinya sudah maju. Tapi dia akhirnya harus tetap maju karena menghalangi lalulintas. Jadi, dia mendorongku dalam proses itu. membuatku mundur beberapa langkah dan kami, sepertinya tetap berdiri dijarak yang sama. Dia menatapku. Agak terlalu lama karena aku akhirnya bertanya apa dia berusaha menghipnotisku? Karena harta yang kumiliki Cuma beberapa lembar yang dikasih Naya tadi. Jangan ambil motorku karena aku akan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisinya.

"jadi, abis kamu narik aku ikutan acara keluarga dan dikenalin sebagai pacar, kamu mau ninggalin aku begitu aja?" dia melipat tangannya dan menunduk agar bisa sejajar dengan mataku.

Aku mendongak. "kamu mau ditraktir makan?" dia perhitungan sekali.

"aku baru aja nuntut tanggung jawab." Putusnya. Aku mendesis.

"bukan anak aku yang kamu kandung." Selorohku. "ya udah. Aku mau makan. terserah kalau kamu mau ikut." Setelah mengatakannya aku langsung hadap kanan. Siap mendatangi food court kenangan pahit itu dan memastikan aku tak akan memesan dari tempat yang sama.

That time when we're together (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang