13. Please heart

277 23 0
                                    

Setelah kuamati, sakit hatiku menyerang dijam-jam tertentu.

Yang pertama, tentu saja saat kuliah.

Aku tak tahu cara menghindari Jedi dikelas karena dia tiba-tiba seperti berjumlah 40 dan berada disemua sudutku memandang. Semakin hari, dia semakin bertingkah seperti tak terjadi apa-apa. Sehingga, orang-orang mengira kami sudah gencatan senjata dan tak ada yang percaya kalau kubilang kami putus.

Ini, membuat posisiku sulit.

Mengingat sejak awal aku Cuma kenal Jedi dan Farhan dikelas, sangat susah untuk mengabaikannya. Sangat natural untuknya datang, menyapaku dan duduk dikursi sebelahku. Aku selalu duduk diantara mereka. Sungguh mengerikan, tak ada yang berubah disaat dia sudah dengan beraninya memutuskanku.

Kuberi tahu, hampir sebulan sejak insiden pemutusan dan aku sepertinya masih sangat dendam untuk banyak alasan. Semua hal yang dilakukannya selalu membuatku emosi meskipun dia sekedar bernafas.

 Semua hal yang dilakukannya selalu membuatku emosi meskipun dia sekedar bernafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kedua, jam-jam makan.

Bukan karena dia selalu mengirimi pesan jangan lupa makan atau sebagainya. Kami sepakat tak pernah mengirim pesan konyol seperti itu. Dia pernah mencoba itu diawal pacaran dan aku hampir membunuhnya. Aku marah karenaa di jam makan aku biasa makan bersamanya. Demi kelangsungan hidupku yang lebih sehat aku memilih makan sendiri. Bukan hal mudah menghindarinya tanpa terlihat seperti gagal move on. Tapi dia, sangat tak berperasaan untuk bertanya kenapa aku menolak makan dengannya.

 Tapi dia, sangat tak berperasaan untuk bertanya kenapa aku menolak makan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ketiga, sebelum dan bangun tidur.

Lagi-lagi, bukan karena pesan mesra saling mengingatkan untuk tidur atau bangun tapi, karena dering hape. Tiba-tiba saja aku punya pendengaran super untuk mendengar telp selamat malam dan selamat pagi dari kamar-kamar sekelilingku. Tiba-tiba saja semua orang terlihat lebih romantis. Aku, terkena sindrom rumput tetangga terlihat lebih hijau.

Meski yang menelpon vina dan Kayla adalah ibunya. Tetap saja membuatku kesal.

 Tetap saja membuatku kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang keempat, saat tidur.

Ini sangat aneh. Aku tak pernah memimpikan Jedi selama kami pacaran dan sekarang, dia secara berkala muncul didalam tidurku. Biasanya berisi hal-hal yang tak mungkin kuceritakan pada siapapun agar aku tetap sanggup berjalan dengan kepala tegak. Bagaimana aku bisa memimpikan aku yang datang kerumah Jedi membawa mawar? Lebih baik aku bunuh dari dari pada makhluk lain mengetahui ini.

Otomatis, aku melihatnya dari membuka mata hingga menutup mata. Seperti, dia bahkan tak memberiku ruang untuk sekedar melupakannya baik-baik. Kusimpulkan, tak ada waktu aku tak sakit hati.

Semua hal mengingatkanku padanya. Ini sangat picisan untuk terjadi di semester 5 perkuliahan. Aku punya setumpuk tugas yang harus dipikirkan tanpa perlu memikirkan mantan pacar yang sudah move on.

Dengan perlahan, aku mengunyah pesanan nasi gorengku. Tangan kanan memegang sendok, Tangan kiri memegang gelas dan mataku focus menatap layar laptop. Makan dikantin kampus sambil berwifi adalah salah satu cara agar terlihat sibuk.

Karena kenyataannya, pikiranku berada ditempat lain.

Karena kenyataannya, pikiranku berada ditempat lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak kosan bilang aku kurusan. Aku bilang aku terlihat makin cantik. Mereka malah bilang aku depresi. Saat aku tanya, dibanding Jedi, apa aku terlihat lebih cuek? Mereka meneriakkan didepan mukaku kalau yang sekelas dan bertemu Jedi tiap hari itu adalah aku, bukan mereka. Aku seharusnya bisa lihat tanpa perlu bertanya.

Sungguh. Mereka para jalang yang tak bisa dimintai pendapat untuk kasus apapun. Selain soal tempat makan, mereka tak pernah punya jawaban yang bagus.

Menegak minum, aku menghela nafas dan memandangi seberang yang ramai dengan mahasiswa yang melakukan aktifas sama denganku meski sedikit yang terlihat sendiri. Halaman belakang perpus utama yang merangkap kantin ini, benar-benar surga ditengah semua gedung. Tak heran banyak sekali yang melarikan diri kesini. Seperti, sekelompok orang disisi lainku, yang susah payah kuabaikan tapi aku bersumpah, dia lebih berhasil.

Aku sedikit tertutupi pohon dan dia duduk membelakangiku. Walaupun bisa kulihat beberapa orang melambai dari mejanya dan aku Cuma mengalihkan pandangan seakan tak melihat. Bisa kudengar apa saja pembicaraan mereka dan tawanya terdengar lebih bahagia dibanding siapapun ditelingaku.

Apa dia sehebat itu untuk tak merasakan apapun setelah memutuskan aku?

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
That time when we're together (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang