8. He cares?

314 25 0
                                    

Aku pulang keesokan paginya dengan mata terbelalak. Ada acara apa?

Masih dengan baju kemarin dan rambut yang kugulung sadis dengan karet sayur, aku memandangi mobil dan motor yang terparkir dihalaman sempit kosanku. Memangnya ada acara apa sepagi ini?

Tasku terselempang dan disangkuti oleh jaket. Sementara celana panjang jeansku sudah kutarik sadis hingga tinggi sebelah. Satu tangan memegang plastik gorengan dan satu lagi penuh minyak usai menyuplai goreng bakwan ke mulutku. Aku berjalan setelah parkir motor disamping mobil berusaha menghindari apapun yang mungkin sedang terjadi. Sungguh, tak ada yang lebih bahagia dari jadwal kuliah jam 10.

"MECCA!!!!"

Langkahku terhenti. Mendapati Putri yang berdiri didepan teras dengan tampang kusut. Dia menunjukku dengan sangat terkejut tapi lega begitu mendengar aku menjawabnya dengan, kenapa?

Kembali sambil menjeritkan namaku, dia melompat memelukku. Atau entah apa, karena dia sepertinya sedang menganiayaku. Mengoncang-goncangkan badanku dengan sadis sambil menanyakan banyak hal dalam kecepatan cahaya. Kepalaku pusing dan gorengan yang baru saja kutelan sepertinya akan keluar lagi.

"PUTRI!!" teriakku kencang dan mendorongnya. Dia mau ngapain? Sepagi ini dia sudah ingin membuatku geger otak. "ini bahu masih mau dipakai." Dia pikir aku tiang jemuran?! Dia bisa melepas lenganku dengan kekuatan dasyat itu.

Tapi belum sempat aku menarik nafas, sekelompok orang kembali menyerangku. Lebih tepatnya, satu kosanku. Mereka memakiku? Entahlah, aku tak terlalu jelas apa yang mereka katakan karena semua orang berebutan ingin bicara. Sampai akhirnya, aku membentak semua orang dalam satu teriakan.

"KALIAN NGAPAIN?!!" lalu, Duk!! Satu tepukan kencang mendarat di punggungku. Saking tak siapnya, aku terlontar dan untungnya seseorang menangkap tanganku sebelum mencium pinggiran teras.

"Jedi?" iya, Jedi. Dia membantuku berdiri tapi lagi-lagi, sebelum aku bisa mencerna apapun, suara Putri diselingi Bianca membuatku terpaksa mengalihkan perhatian. Mereka semua kenapa? Kenapa semua orang ada disini?

Dia menarikku kebelakangnya. Berusaha melindungiku dari macan Annisa.

"Put, diem dulu." Farhan menangkap Putri sebelum dia kembali menyerangku. Ada Farhan juga?

Lalu dibawah suara Jedi, semua orang diam dan akhirnya aku bisa melihat siapa saja yang sudah memenuhi teras kecil kosan kami sepagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu dibawah suara Jedi, semua orang diam dan akhirnya aku bisa melihat siapa saja yang sudah memenuhi teras kecil kosan kami sepagi ini.

Ada seluruh anak kosanku. Ada Jedi, Farhan dan beberapa geng futsalnya kemarin. Dan semua orang, terlihat marah.

"ada apaan?" aku yakin aku tak bertemu mereka dalam 12 jam ini dan kenapa mereka memberiku tampang seperti aku baru saja membunuh seseorang?

Lihat saja, Putri lagi-lagi terlihat seperti ingin melemparku ke comberan saking tak sukanya mendengar pertanyaanku. Dia perlu cengkraman Farhan dan tepukan kencang dari Bianca agar sekedar berhenti berteriak. Kenapa mata Ningrum merah? Dia habis menangis? Apa dia tahu aku yang membuang sikat baju merah kesayangannya dulu? Tidak mungkin. Itu sudah sangat lama dan dia sudah membeli sikat biru.

That time when we're together (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang