Berangkat dari semester 5, kami menginjak semester 6 sekarang. Tak ada cerita dasyat untuk libur yang Cuma sebentar yang kuhabiskan dirumah sekitar satu minggu. Meski aku ingin di rumah lebih lama tapi Naya yang ikut pulang membuatku ingin kembali kuliah lebih cepat. Dia Cuma terlalu menyebalkan bahkan untuk sekedar menghirup udara yang sama. Bagaimana mungkin dia memaksaku mencoba semua baju yang dibawanya dan memaksaku pemotretan disana sini. Dia Cuma membayarku dengan makanan.
Ya, aku tahu itu bayaran paling mahal yang bisa kudapat. Tapi meski sangat menekan batinku, dia bersama pacarnya mengantarku hingga kosan. Ini cukup membayar kekesalan. Hey, menghemat ongkos selalu lebih baik.
Moodku hancur saat kembali ke kosan karena aku yang terakhir tiba dan mereka semua sudah menyusun jadwal tentang apa yang harus kami lakukan mengisi beberapa hari sebelum kuliah. Contohnya yang pertama, membahas liburan kelasku ke raja ampat.
"apa?" ulangku tak percaya saat Bianca bilang aku terlihat melirik Jedi disemua foto.
Jedi yang pergi bersama simintil.
Aku merebut tabletnya yang sedang membuka instagram Farhan. Anak itu yang memposting foto. Sumpah, dia sepertinya sengaja memilih foto yang diposting berdasarkan tingkat kejelekanku. Dimana aku terlihat jelek, dia mempostingnya dan menjadikannya meme di grup kelas.
Aku memperhatikan foto dimana aku diduga sedang melirik Jedi. "ini aku lagi gak lihat camera dan kebetulan lagi lihat samping." Kebetulan saja Jedi duduk diarah sana. Bukan aku yang meliriknya. "kamu bisa lihat gak? Apa perlu aku ambilin kacamata? Coba sana cuci dulu matanya."
"idiiih sewot amat. Kamu benaran belum move on Me?" Kayla berkedip-kedip kearahku. Aku tak menyangka akan lebih baik mendengar celaan Naya dirumah yang selama liburan menuduhku dicampakan oleh Garra daripada mendengar para cecungut annisa ini mengataiku belum move on. Sampai kapan mereka akan memanggilku begitu? Ini mulai sangat menyebalkan. Aku mulai berniat menjambak rambut seseorang.
"ada baiknya cari pacar bek. Biar gak terus-terus kepikiran Jedi." Saran Vina sok bijak.
Kami yang sedang berleyeh-leyeh di ruang tengah dengan snack dari kampung, kenapa mereka merusak suasana kekeluargaan ini dengan membahas masa depanku?
Putri yang dari tadi diam sambil memandangi foto-foto yang sedang dijadikan kasus itu seperti menunggu kapan saat yang tepat untuk menyerangku. Kemudian, tepat 4 menit setelah jam 5 sore, dia akhirnya bicara.
"dari instagramnya Piko, kamu kayak jadi fokus Me." Dan semua orang berpindah ke instagram pimo. Si anak alay yang benar-benar memposting semua foto. Sumpah, dia benar- memposting semuanya melebihi Farhan. Dari keberangkatan sampai pulang.
Kenapa kelas kami punya peraturan siapa saja boleh ikut asal membayar?
"aku emang selalu jadi fokus Putri. Terima kasih." Dia seharusnya sadar sekarang kalau kencantikanku ini sangat radiant. Kecantikanku ini tak bisa dipungkiri oleh siapapun, dia... "Dan semua foto disana diambil sama Garra." Putri melanjutkan seperti tak kusela sama sekali. Dia mengabaikanku seperti angin lalu.
"maksud kamu?"
Disana Putri. Di sofa tunggal seperti fenni rose yang sedang membacakan gossip, memberiku pandangan setajam silet.
"oh. My. God!" desis Vina dan Kayla serentak.
"serius?" ini Bianca.
"maksudnya?" ini Ningrum. Dan Putri menyambut dengan senang hati Ningrum yang gagal mengerti. Dia sebenarnya menunggu seseorang bertanya agar bisa membeberkan teori tak masuk akal serta gila miliknya.
Jadi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri hampir selama liburan—dapat kusimpulkan kalau liburannya benar-benar tak berarti karena dia menghabiskannya dengan menstalking semua orang—dia bilang, aku gagal move on dan Garra sepertinya menyukaiku.
"apa?" ini suaraku dan Ningrum yang berbicara serentak. Aku jadi menengok dan dia terlihat sangat bingung.
"kamu kenapa?" kenapa dia bingung?
Ningrum menggeleng-geleng. "aku gak suka lihat ada yang patah hati. kakak seharusnya balikan sama kak Jedi dan gak usah bikin siapapun sakit hati."
Sungguh mulia. Apa dia lupa kalau Jedi di foto itu duduk sebelah pacarnya?
"Ningrum. Gak selamanya cinta kita terbalaskan. Ada kalanya karma yang berlaku."
"maksud kamu?" Putri sengaja sekali harus mengungkit kata karma kan?
Putri dan Bianca saling pandang. Mereka memahami semuanya dengan level pemahaman yang sepertinya jelas berbeda dengan level yang kami pahami. Vina dan Kayla saling pandang dan bilang, betapa polosnya Ningrum yang selalu mengharapkan happy ending. Mereka bahkan rela menambahkan kalau Ningrum sepertinya lupa kalau yang tokoh utamanya bukan snow white tapi si nenek sihir.
Aku tak suka memikirkan awal semesterku yang sepertinya akan kelam bahkan sebelum benar-benar dimulai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
That time when we're together (completed)
Storie d'amoreContoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil. Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya t...