Helloooooo everybodehh! Sorry baru bisa update hari ini. Aku sakit kemaren :( Jadi baru bisa nulis hari ini karena draft udah abis. Dan aku mau umumin kalo mungkin bakalan jarang update seminggu ke dpn karena hrs ukk tmn2. Doain semoga ujiannya lancar yaw. Oke happy reading all!
________________________________________________________________14 September. Hari ini, adalah ulang tahun Pia, ibu dari Adel dan Devan, yang ke-50. Dan di sinilah Adel, bersembunyi di balik pohon dengan sebuket tulip ungu di tangannya, bunga favorit ibunya. Ia menatap sedih tempat yang ditinggali ibunya itu. Sebuah ruko dengan restoran kecil di bawahnya. Ia tidak menyangka, kalau ibunya tidak hidup layak. Ia pikir, ibunya itu sudah menikah dan hidup bahagia bersama keluarga barunya seperti pria tua itu. Ibu... Apa kau bahagia? tanya Adel dalam hati.
Perlahan, ia mengendap-endap dan meletakan buket tulip itu di depan pintu toko itu dan meninggalkannya. Adel dengan topi dan maskernya kembali ke tempat persembunyiannya, menanti kedatangan ibunya.
Pia dengan sapu dan sekop di tangannya hendak membersihkan halaman depan tokonya. Namun, ia menemukan sebuket bunga tulip berwarna ungu. Itu adalah bunga kesukaannya. Matanya melempar pandangan ke kanan dan kiri, mencari sosok yang meninggalkan bunga itu di pintu tokonya.
Ia menyerah. Tidak ada siapapun di sana. Distrik ini bisa dibilang sepi dan terkucil. Pia kembali menatap buket itu dan ditemukannya sebuah kertas berwarna merah jambu yang mengingatkannya pada anak gadisnya. Perlahan, ia membuka kertas yang hanya terlipat dua itu. Di sana, ada sebuah kalimat yang membuat matanya berlinang.
Mother, how are you today?
Pia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, berusaha menahan isakannya. Itu anaknya. Pasti. Dari jenis dan warna bunga yang dikirimkan padanya, warna surat, hingga tulisan khas anak gadisnya.
Pia mulai memanggil nama anaknya dan mencari ke sana kemari, membuat hati Adel terenyuh. Ia sangat ingin menghampiri ibunya itu. Memeluknya dan bertanya mengapa ia meninggalkan mereka. Tapi, saat ini, bukanlah waktunya. Ia harus bersabar dan berhati-hati dalam menyelesaikan masalahnya. Dan saat semuanya selesai, ia akan mengajak ibunya untuk hidup bersamanya.
Adel kembali melihat ibunya yang sedang duduk di tangga. Ia pikir ibunya akan menangis lagi, tapi ibunya malah tersenyum sambil memeluk buket itu. Pia menghela napasnya dan kembali ke dalam toko tersebut.
Tunggu aku, Ibu.. gumam Adel sembari meninggalkan tempat itu.
🐚🐚🐚
ADELIA :
Aku benar-benar tidak menyangka kalau Ibu berada di sini. Di sebuah pulau Indonesia, Gili Trawangan. Ya, ibuku memanglah keterunan asli Indonesia. Dia cantik, kecil, dan berbeda. Berbeda dalam hal yang baik. Dia mengajarkan sedikit budaya Indonesia kepada kami. Mulai dari masakan, melepas sepatu di dalam rumah, hingga sesuatu yang aneh seperti bekam. Aku ingat sekali hal yang diajarkan Ibu itu. Katanya, bekam bisa membuat badan yang lelah kembali segar. Aku pernah mencobanya dan itu benar-benar terjadi.
Aku melangkahkan kakiku menuju hotel. Ya, semenjak pulau ini tidak memiliki kendaraan bermesin. Tapi tidak apa. Itu lebih baik karena udara di sini bebas polusi.
Saat aku hendak melangkahkan kakiku untuk menaiki tangga hotel. Seseorang memanggilku.
"Summer!"
Aku menoleh dengan dahi yang berkerut. There's no way he can be here! Dia..
Orion.
"Akhirnya, aku menemukanmu.." katanya sambil menatapku lembut. Oh, tidak. Jangan tatapan itu. Ini bukan saatnya untuk jatuh cinta Orion..
"Eum, jadi.. Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku sambil mengalihkan tatapanku.
"Bisa cek ponselmu? Dylan bilang dia sudah memberitahumu apa yang harus aku lakukan di sini," jawabnya.
Aku pun membuka ponselku. Ternyata, ada satu pesan dari Dylan.
Dylan :
Hei, Kakak Ipar! Tolong beritahu pujaan hatimu itu, ya. Untuk dua hari ke depan, kalian berdua akan liburan di pulau itu. Nikmatilah. Devan akanku jaga bersama Mom dan Dad.
Dari Adik Iparmu Yang Tampan,
Dylan ;)
WHAT?! Liburan berdua? Yang benar saja!
"Jadi, apa katanya?"
Aku menggaruk tengkukku. Tidak mungkinkan aku memperlihatkan pesan ini. Itu sungguh memalukan! Dan Dylan, dia pasti yang merencanakan ini. Damn it!
"Dia meminta kita untuk berlibur di sini selama dua hari..."
"Oh, begitu. Jadi.."
Tiba-tiba, suasana menjadi canggung. What should i do??? Kenapa aku seperti remaja yang sedang jatuh cinta?
Aku merasakan sesuatu yang hangat melingkupi ruang hampa di jemariku. Mataku membulat. Oh, God! Itu tangannya.
"Kalau begitu, ayo bersenang-senang!" Orion menarikku ke dalam sebuah kendaraan tradisional bernama cidomo.
"Let's have a nice meal!"
🐚🐚🐚
ORION :
Oh, Tuhannn. Aku benar-benar akan mencium adikku sepulang nanti. Saat ini, aku benar-benar ingin berteriak. Dua hari bersama Adelia di pulau ini. Hanya berdua! Ahh, aku senang sekali. Aku tidak bisa berhenti untuk tersenyum.
"Jadi, apa yang ingin kau makan?" tanya Adel yang sedang duduk di hadapanku.
"Kau punya ide?"
"Eum.. Ada. Tapi, kita take away saja. Aku tidak bisa makan di sana," katanya ragu-ragu.
Dahiku berkerut,"Ada apa?"
Tangannya bertaut tak nyaman. Sepertinya, aku tak seharusnya bertanya. Oke, lupakan. Ada yang jauh lebih baik.
"Kau tak perlu menjawabnya, Adel. Nah, sekarang beritahu tuan itu jalannya."
"Pak, kita pergi menuju restoran seafood di distrik itu."
She speaks indonesia? Seriously? Wow..
"Kau bisa berbicara dalam bahasa Indonesia?" tanyaku. Dia tersenyum,"Ya. Ibuku orang Indonesia. Dan karena itu juga aku kecil."
Aku terkekeh,"Ya. Dan karena itu juga kau cantik."
Lihatlah, wajahnya bersemu merah. Aku benar-benar ingin menjadikannya kekasihku. Haruskah aku bilang lada Mom dan Dad?
🐚🐚🐚

KAMU SEDANG MEMBACA
Staying Afloat
Action[ Action - Romance ] 2017.05.13 - Now Highest Rank : #7 IN ACTION Title Before : There's Nothing Holdin' Me Back Wanita yang dikenal sebagai Adelia Summer ini harus memilih antara masa depan dan masa lalunya. Ia yang awalnya begitu ambisius dengan d...