The Woman In Black #7

4.6K 457 4
                                    

"Selanjutnya!......."

Kini aku sedang menunggu untuk pemeriksaan tas dan koper. Di depanku ada Firein-gadis yang tadi selalu bersama Alby. Aku mendesah pasrah. Ini waktu yang paling menyebalkan. Tiga kali harus mengalami pemeriksaan tas dan sekarang juga. Belum lagi perutku sudah minta untuk diisi. Ini sungguh menjengkelkan.

Kulihat ada seorang pria berseragam serba putih. Dia yang memeriksa isi tas para siswa asrama. Kulihat Firein tampak kesal melihat isi tasnya diperiksa belum lagi pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh petugas asrama tersebut yang kuyakini dia pasti orang yang menyebalkan. Suara Firein terdengar cukup memekakan telingaku ketika petugas asrama mengambil ponselnya, memberi tanda pada ponsel tersebut lalu menaruhnya dalam box.

"Hey! Itu handphone-ku," Ucap Firein.

"Saya tahu Nona." Jawab petugas.

"Peraturannya hanya pemeriksaan tas bukan pengambilan ponsel," keluh Firein meledak-ledak.

"Sepertinya Nona yang tidak membaca aturan dia asrama ini dengan teliti. Kami hanya memeriksa ponsel anda bukan mengambilnya. Setelah dua puluh menit ponsel Nona akan dikembalikan ke kamar Nona," Ucap petugas.

"Kau mengambil Privasiku!" Kesal Firein.

"Kami mengambil privasi Nona. Pemeriksaan ini di butuhkan. Lagi pula ponsel Nona akan dikembalikan setelah dua puluh menit. Jadi bersabarlah," Ucap Petugas.

Firein menatap petugas itu dengan tajam. Petugas asrama itu tersenyum miring. Sepertinya inilah hiburan dia, membuat siswa kesal padanya.

Tas Firein dikembalikan pada pemiliknya. Tampaknya Firein begitu kesal dengan petugas asrama ini karena saat melangkah aku mendengar Firein mengumpat kesal dan terdengar hentakan kakinya yang menggema di lorong asrama.

"Selanjutnya!......."

Aku mengeratkan tanganku ke pegangan koper,berjalan menuju pemeriksaan. Petugas itu yang tadi terus menatap Firein yang berlalu pergi sembari terus mengejek tingkah menyebalkan Firein yang terlihat manja. Akhirnya petugas itu menatapku. Kali ini dia setengah terkejut menatapku. Aku memutar mataku kesal. Kenapa selalu saja terkejut setiap melihatku? Memang aku mau apa wajahku dimiripkan dengan Putri Verucia Grimoire.

Dahi petugas itu terlihat mengerut membuatku mataku melirik ke kiri dan ke kanan. Lalu menatap ke petugas tersebut.

"Bisa untuk langsung memeriksa tasku? Aku ingin segera ke kamarku," Ucapku terdengar sarkastik.

Petugas itu mengerjapkan matanya berulang kali, seperti baru tersadar dari lamunannya. Dia berdeham pelan,mengambil tas dan koperku ke meja,memeriksanya.

"Sepertinya para pekerja di sini terkejut melihatmu," ucap petugas sembari memeriksa tasku.

"Mungkin," ucapku sembari menggidikan bahuku tak acuh.

"Dari pengamatanku. Nona tinggal jauh dari kota ini. Terlihat dari koper yang terlihat berat ini." Ucapnya, dia tertawa kecil seperti mengejekku.

"Ya," jawab singkatku.

"Dan dari pengamatanku, Nona tidak menyukai asrama ini. Nona selalu diam tadi dan tidak berbicara dengan teman di dekat Nona,kuakui mungkin Nona sangat malas berteman." Kuakui pengamatannya memang benar tapi terlalu menyebalkan jika hal yang tidak penting diberitahu pada semua orang.

"Bisa beritahu aku kenapa di asrama ini harus ada pemeriksaan tas?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan ini, Petugas itu tertawa kecil,menghentikan aktivitasnya untuk menatapku.

"Sepertinya Nona belum membaca peraturan di asrama ini," ucapnya, salah satu alisku terangkat,menatap petugas itu dengan sinis,"Jika aku tahu pun. Aku tidak akan bertanya." Petugas itu langsung terdiam.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang