The Woman In Black #12

4.2K 424 17
                                    

SIAPA YANG KEPO SAMA ALBY. ALBY SEBENARNYA HIDUP LOH....KALIAN KALAU KEPO SAMA DIA. BISA TANYA-TANYA KE DIA. JAGO GAMBAR? JANGAN DI TANYA. AUTHOR AJA SAMPAI KAGUM LIHAT GAMBARNYA. BISA LIHAT HANTU?.....

SEBAIKNYA TANYA KE DIANYA LANGSUNG. YANG KEPO...LIHAT KE IG NYA AJA.

IG ALBY : @kahslnashiri

______________________

"Ya Tuhan, lebih baik jika aku berada di kamarku yang lalu bersama wanita yang tergantung dibandingkan di sini....." itu serangkaian kalimat yang terus terucap oleh Maya. Sebenarnya aku akan mengucapkan hal yang sama hanya perlu di garis miring. Kata bersama wanita yang tergantung bukan termasuk jika diucapkan olehku.

Aku dan Maya tengah menatap tangga menuju kamar kami. Lebih tepatnya menganggumi tangga itu dari bawah sembari menghela napas berat. Anak tangga yang sangat banyak...

"Demi Tuhan! Aku tidak akan sanggup menaiki tangga itu!" Maya mengeluh dengan suara kerasnya. Kulihat kakakku sudah menaiki beberapa anak tangga dengan koper berat yang ia bawa sembari terus mengeluarkan sumpah serapahnya.

 Kulihat kakakku sudah menaiki beberapa anak tangga dengan koper berat yang ia bawa sembari terus mengeluarkan sumpah serapahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Putri menatap kami yang sedari belum menaiki salah satu anak tangga-pun.

"Jangan terus mengeluh seperti anak kecil Maya! Kamu sendiri yang ingin ikut denganku!" Teriak Putri pada Maya.

"Aku memang anak kecil yang beranjak menjadi remaja!" Teriak Maya tidak mau kalah.

Putri tidak mempedulikan perkataan Maya. Dia kembali menaiki tangga dengan susah payah karena koper yang ia bawa.

"Putri sangat menyebalkan..." bisik Maya padaku. Aku hanya tersenyum tipis lalu berkata,"Sebaiknya kita harus menaiki tangga."

Maya kembali menghela napas berat,beberapa helai rambut yang mengenai bibirnya ia tiup keras.

"Tubuhku akan benar-benar sangat indah jika terus melewati hariku ditempat ini," ucap Maya yang kemudian menaiki anak tangga dengan koper yang ia bawa.

Aku mengerjapkan mataku sejenak, menyeringai kecil ketika melihat Maya terus mengeluh pasal tangga ini. Entah artitekstur-nya atau kenapa kastil ini tidak dibuat lift untuk membantu orang.

Sampai semua terasa begitu berbeda ketika kakikku menginjak salah satu anak tangga.

Semua yang kulihat langsung berubah. Terlihat hitam dan putih seperti gambar di film tempo lalu.

Dan aku menyadari kalau ada yang salah pada diriku. Ya, diriku. Aku hanya bisa terpatung diam di tangga. Menatap kesekelilingku yang tampak aneh. Terlihat begitu berbeda.

Sesaat rasanya aku tidak bisa bernapas. Sesaat kemudian aku ingin berteriak dan berlari tapi bodohnya begitu sulit aku laksanakan.

Beberapa detik kemudian, keheningan yang menjalar pada tubuhku hilang ketika terdengar suara bocah laki-laki sedang menuruni tangga. Suara sepatunya menggema. Yang kusadari bukan satu bocah saja yang sedang menuruni tangga.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang