The Woman In Black # 23

3.3K 458 44
                                    

ADA YANG RINDU AKU? :D

AKU MENEMUKAN MANUSKRIP KE 23 MILIK SAMARA. DAN SAAT MEMBACA INI AKU MALAH TERKIKIK GELI KARENA TINGKAH MEREKA.

KINI AKU MENDAPAT PESAN DARI SAMARA.

"Dia menyebalkan saat marah."

AKU SETUJU DENGANMU SAMARA :D

HAPPY READING

*

Matahari sama sekali belum membangunkan aku. Tapi suara asing itu yang malah membangunkan aku dari tidurku. Penglihatanku masih buram sehingga aku mengucek mataku berkali-kali. Aku melenguh pelan lalu mengubah posisiku menjadi duduk menyender di punggung ranjang.

Kutatap kesekeliling kamarku. Tak ada sesuatu yang janggal. Jendela masih tertutup begitu-pun dengan tirainya. Dahiku mengeryit kentara. Matahari masih belum muncul walaupun tinggal beberapa menit lagi Matahari akan terbit. Aku menelan salivaku. Jujur, aku ingin melanjutkan acara tidurku lagi tapi sialnya tidak bisa.

Aku terkejut bukan main ketika melihat pintu kamarku terbuka sehingga terdengar decit pintu tersebut. Awalnya, aku pikir itu hanya angin tapi ekspetasiku kembali hancur. Lututku seperti lumpuh sama seperti tanganku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat ada sesosok wanita bergaun hitam masuk ke dalam kamarku. Dia berjalan santai tanpa merasa risih dengan seseorang yang menatapnya. Atau memang ia sengaja?

Dia berdiri dari jarak yang tidak terlalu jauh. Sosok itu masih sama dengan sosok yang selalu aku temui. Sosok wanita bergaun hitam dengan tudung hitam yang selalu menutupi wajahnya.

Kali ini detak jantungku berdetak dengan cepat. Aku bahkan sulit untuk menengok ke arah Maya dan memberitahu ada hantu di kamar ini. Aku berharap dia tidak mendekatiku. Jika iya, aku akan menjerit dengan sangat keras.

Kejadian itu tidak berlangsung lama. Sosok wanita itu kembali bergerak. Ia tidak mendekatiku melainkan pergi dari kamarku. Ini sesuatu hal yang konyol atau mungkin aneh. Sosok itu datang dan menatapku untuk beberapa menit lalu pergi dari kamarku. Aku tidak mengerti maksud dia mendatangi kamarku.

Konyolnya, aku malah membayangkan kejadian tersebut dengan sebuah film kartun favoritku. Monsters,INC. Dimana Monster itu hanya datang ke kamar anak dan membuatnya takut setengah mati hingga menjerit. Dan wow... Monster itu mendapat nilai sesuai jeritan anak itu. Tapi mana mungkin hantu  bertindak seperti itu! Otakku sudah benar-benar teracuni oleh cerita Maya.

Aku tidak mengharapkan sosok itu terus menatapku di kamar sembari menakutiku. Tapi ini tentang pertanyaan yang tersangkut di otakku dan bahkan terus menambah hingga membuatku frustasi. Kenapa sosok itu selalu menghantuiku?

Sial! Aku tidak bisa selalu bertanya pada diriku sendiri. Aku tidak tahu apa jawaban atas pertanyaanku yang selalu berputar-putar di kepalaku. Jadi jika aku ingin mendapatkan jawabannya. Aku harus mencaritahu.

Dengan segera aku beranjak dari ranjang, mengambil jubah tidurku. Kemudian memakainya dengan cepat. Aku bahkan tidak memakai sendalku. Aku langsung berlari keluar dari kamarku, berharap sosok wanita itu belum menghilang. Dan harapanku setidaknya tidak hancur. Sosok itu tidak menghilang. Dia berada di lorong. Lebih tepatnya ia berjalan menuju tangga. Ia seperti menungguku untuk mendekatinya. Apa yang sebenarnya sosok itu ingin tunjukkan padaku? Pikirku.

Segera tanpa membuang waktu. Aku berlari mengikuti sosok wanita itu. Entah kemana ia membawaku pergi tapi aku hanya bisa mengikutinya. Dengan kaki yang mendingin karena menginjak lantai yang dingin. Belum lagi cuaca yang sekarang begitu seperti menusuk tubuhku jika aku memakai jubah tipisku. Aku merutuki setiap kedinginan ini. Cuaca musim gugur tidak pernah sinkron.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang