The Woman In Black #54

1.3K 243 11
                                    

AKU PUNYA PESAN UNTUK KALIAN, BENAR-BENAR MEMBUATKU TERKEJUT LAGI. TAHUKAH KALIAN? BAHWA ADA PENERBIT YANG MENAWARKAN CERITA INI TERBIT, LAGI?

INI SUDAH KEDUA KALI ADA PENERBIT YANG MENAWARKAN CERITA INI TERBIT PADAHAL CERITA INI MASIH BELUM SELESAI, DI LUAR DUGAAN, AKU MASIH MEMPERTIMBANGKAN. SUDAH AKU BILANG, AKU MENCINTAI SAHABAT-SAHABATKU INI. JADI KUPIKIR, UNTUK KALI INI AKU TIDAK INGIN BERPIKIR TENTANG MASALAH DI LUAR CERITA. SEBELUMNYA SUDAH KUBERITAHU BAHWA ALASANKU AKAN HADIR SETELAH CERITA INI SELESAI. AKAN ADA BANYAK PESAN YANG AKAN KELUAR KETIKA KISAH INI BERAKHIR.

Pesan Elby :

Aku mendapatkan kutipan yang sangat menarik.

"Kita menertawakan penderitaan orang lain. Kita harus jadi teman."

:)

REMEMBER VOTE AND COMMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


REMEMBER VOTE AND COMMENT!

*
"Aku sudah ada di depan pintu ruangannya," suara itu muncul dari talkie walkie milik Elby. Kami duduk bersebelahan di atas ranjang Elby. Putri ada di sisi Elby dan aku ada di sisi kakakku. Di depan kami ada kursi yang diduduki oleh talkie walkie.

Terdengar suara embusan napas kemudian suara Alby kembali muncul, "aku akan masuk. Huh! Santai Alby."

"Aku jadi tidak yakin rencana ini dapat berhasil," gumam Putri.

"Ayolah, jangan cemas. Alby pasti bisa mengatasinya," ucap Elby.

Aku dan kakakku menoleh pada Elby. Tentu saja bukan karena tidak ada alasan. Pria itu yang sedari tidak mau diam di antara kami. Salah satu kakinya bergetar hingga menimbulkan suara riuh kecil di lantai.

Sebelah alis kakakku terangkat, kepalanya menyentak kakinya, "kurasa kamu yang cemas, Elby."

Elby menoleh singkat, lalu menjatuhkan pandangannya ke kakinya yang terus bergetar. Dia terdiam, sebelah tangannya terulur memegangi kakinya yang bergetar agar diam. Kami pun kembali terhanyut dengan gerakan yang Alby lakukan selanjutnya. Alby memanggil nama Miss Anna sambil mengetuk pintu. Tidak lama kemudian, terdengar derit pintu terbuka.

"Oh, Elby. Kupikir siapa. Ayo masuk," ucap Miss Anna.

"Dan kini mangsa mulai masuk perangkap," gumam Elby.

"Atau... si penjebak belum sadar kalau dia yang masuk jebakan," sahut Putri.

"Sebenarnya kamu ini berada di pihak siapa sih? Kenapa kamu selalu melawan perkataanku?" Gerutu Elby.

Putri menggidikkan bahunya acuh, "entahlah, setiap kali kamu bicara. Aku selalu ingin menjadi kontra."

Elby memutar matanya dan mendengus jengkel. Sama sekali tidak ingin melanjuti percakapan tadi. Sekarang, kami sama-sama mendengar percakapan Alby dengan Miss Anna. Kurasa, Miss Anna masih belum sadar kalau itu bukan Elby.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang